SURYA Kampus

Sosok Dika Penerima Beasiswa di Hong Kong Rela Balik ke Purbalingga demi Mengabdi di Kampung Halaman

Alih-alih melamar kerja di perusahaan besar, Hardika memilih pulang ke kampung halaman di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Ini sosoknya

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Media Keuangan Kemenkeu
Hardika Dwi, alumni LPDP kembali ke Indonesia demi bangun kampung halaman 

Dengan bermodalkan kos berukuran 2x1 meter, Dika harus bertahan hidup sendirian. Uang saku yang ia peroleh saat itu pun jauh dari kata cukup untuk kebuuhan sehari-hari.

Bahkan, untuk melakukan shalat Dika harus duduk karena ruang kamar yang sangat sempit.

Meski demikian, Dika tetap bertahan karena hanya kamar itulah yang sesuai dengan kantongnya.

Tiap kali sang ibu menelpon lewat panggilan video, Dika tak mengangkatnya karena ia khawatir sang ibu sedih melihat suasana ruang kamarnya.

Akhirnya, sang ibu meminta bantuan tetangganya yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di sana.

Betapa terkejutnya sang ibu saat dikabari soal kondisi Dika. Akhirnya tetangga tersebut membantu Dika mencarikan kamar yang jauh lebih layak.

Untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya, Dika bekerja sampingan sebagai mentor untuk program Academy For The Talented Around The World.

Tantangan baru muncul setelah ia bekerja karena menjadi sulit mengatur waktu.

"Tempat tinggal yang ketiga itu naik semacam MRT aja enggak bisa sampai lokasi itu."

"Jadi dari stasiun yang jumlahnya ada 25 itu, sekitar satu setengah jam lah, beda pulau jadi di new territory dan itu yang bikin melelahkan itu bulan puasa."

"Jadi saya harus berangkat setengah enam ke kampus, jam tujuh harus mulai training kemudian sampai sekitar setengah tujuh malam," kata Dika.

Dinobatkan sebagai Alumni Terbaik

Di tengah lika-liku berkuliah di sana sendirian, Dika sempat ingin menyerah. Suatu hari ia merenung di dekat pelabuhan di sana dan menangisi beratnya kehidupan di sana.

Bahkan Dika tak ikut kuliah pada hari itu. Ia memilih datang ke masjid untuk menenangkan diri.

"Akhirnya mengingat bagaimana harapan dari keluarga atau mungkin tanggung jawab yang sudah diberikan ke saya dari LPDP juga atau masyarakat juga, akhirnya ya sudah pergi ke masjid dan di situ saya nangis " terangnya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved