Berita Bangkalan

Bukan ke RS Ketika Jari Bernanah Tercekik Cincin, Warga Bangkalan Ini Datangi Damkar Bangkalan

Tiga hari berikutnya, hal serupa dilakukan personel Damkar Bangkalan terhadap santriwati Ponpes Amanatul Ummah Mojokerto

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Deddy Humana
surya/ahmad faisol (edo)
Samsul Arifin, warga Kecamatan Burneh lima kali melepas paksa cincin yang mencekik jari manis tangan kanannya dengan bantuan personel Damkar Satpol PP Kabupaten Bangkalan. 

SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Personel pemadam kebakaran (damkar) tidak selalu dituntut tampil heroik, namun lebih dituntut multitalenta. Salah satunya membantu melepas cincin yang membandel tidak bisa lepas dari jari.

Kasus jari tercekik cincin kembali terjadi, dan ini harus menunggu damkar turun tangan. Seperti Minggu (20/10/2024) lalu, sejumlah personel Damkar Bangkalan harus mengerubungi pria bernama Syamsul Arifin (40) yang datang dengan wajah pucat.

Didampingi ibunya, warga Kecamatan Burneh itu datang ke Kantor Satpol PP Bangkalan untuk menunjukkan jari manis tangan kanannya yang membengkak dan bernanah karena tercekik lilitan cincin.

Upaya paksa melepas lilitan cincin kali ini adalah yang kelima. Sebelumnya, Samsul pernah mendapatkan tindakan medis di rumah sakit dan sisanya dilakukan oleh personel damkar di Jakarta dan Surabaya. 

“Kapok, benar mas, kapok pakai cincin. Bengkaknya sudah tiga hari, baru dua bulan pakai cincin ini,” ungkap Samsul usai cincin berbahan tembaga itu lepas dari jari manisnya. 

Melepas cincin mulai dipercayakan masyarakat kepada personel damkar. Sebelumnya, personel Damkar Bangkalan juga melepas secara paksa menggunakan mesin gerinda dari jari kelingking seorang santri berusia 14 tahun pada 6 Juli 2024 lalu.

Tiga hari berikutnya, hal serupa dilakukan personel Damkar Bangkalan terhadap santriwati Ponpes Amanatul Ummah, Mojokerto pada 9 Juli 2024 lalu. Termasuk seorang kakek berusia 60 tahun yang datang untuk melepas cincin akik di jari tangan kirinya pada 28 Agustus 2023 silam.  

Namun bagi personel Damkar Bangkalan, melepas cincin di jari manis tangan kanan Syamsul merupakan yang paling sulit. Bahkan hingga memakan waktu 45 menit meski cincin itu berbahan tembaga.

“Bahan cincinnya tidak keras, hanya saja kami mengalami kesulitan. Kami merasa khawatir karena jarinya sudah membengkak, ada luka dan bernanah hingga mengeluarkan darah,” ungkap Kasi Penyelamatan Damkar Satpol PP Bangkalan, Ortiz Iskandar.

Dengan kondisi jari seperti itu, lanjut Ortiz, pihaknya sempat berkoordinasi dengan tenaga kesehatan sebelum memotong cincin. Hal itu dilakukan untuk menghindari terjadinya infeksi di kemudian hari.

“Sebelumnya memang bapak (Syamsul) itu sudah mendatangi pusat pelayanan kesehatan masyarakat namun kemudian mendatangi kami untuk melepas cincin,” pungkas Ortiz. ****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved