SURYA Kampus

Sosok Asti Shafira Pegawai Puskesmas Lulusan S2 Harvard, Pernah Utang UKT Jutaan usai Ayah Meninggal

Asti Shafira (27) harus berjuang mati-matian untuk bisa kuliah di Harvard University, Amerika. Begini kisahnya

|
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase Instagram
Asti Shafira 

Padahal, dia harus bekerja untuk membantu menghidupi ibu dan adik-adiknya.
 
Setelah berbulan-bulan mencari pekerjaan, akhirnya Asti diterima di salah satu perusahaan startup sebagai Business Development.

Namun, ia hanya bertahan empat bulan.

Ia mencoba peruntungan sebagai pegawai negeri sipil (PNS) untuk mengisi formasi sebagai Ahli Gizi, yang sesuai dengan jurusannya saat kuliah.

“Akhirnya aku berhasil diterima sebagai PNS Ahli Gizi dan ditempatkan di salah satu puskesmas di Jakarta." 

"Sejak saat itu, aku jadi tulang punggung keluarga. Kalau kata anak zaman sekarang ‘frugal living’, kalau ada opsi enggak ngeluarin uang, ya aku akan pilih itu,” ucap dia. 

Bekerja di puskesmas tak membuatnya meninggalkan impian melanjutkan kuliah di Harvard University

Sempat mendapat cemooh dari orang sekitar, Asti tak patang menyerah.

“Walaupun banyak banget yang ngeremehin. Katanya enggak mungkin bisa kuliah di Harvard, enggak ada sejarahnya pegawai puskesmas kuliah sampai ke sana,” kenang dia.

Baca juga: Ingat Esa Bocah Minta Dijemput Polisi di Kota Blitar? Kini Senang Bisa Sekolah Lagi di Sini

Baca juga: Nggak Nyangka Candaan Soal Kematian Korban Pesawat Jatuh SAM Air Jadi Kenyataan, Ini Isinya 
Asti tetap bertekad kuliah di Harvard University.

Upgrade ilmu saat pandemi covid-19

Selama pandemi covid-19 pada 2020, banyak permasalahan yang dialami terutama berkaitan dengan pekerjaannya sebagai tenaga kesehatan (nakes).
 
Hal itu justru membuatnya semakin semangat memantapkan impiannya untuk melanjutkan S2 di luar negeri untuk meningkatkan ilmu dan mewujudkan cita-citanya di bidang kesehatan.
 
“Wah pas covid-19 itu kacau banget sih, sebagai nakes aku kewalahan banget sampai overworked."

"Dari kejadian pandemi covid-19, aku jadi melihat dan mengalami banyak hal. Sistem kesehatan di Indonesia masih butuh banget untuk dibenahi,” tutur dia.

Berangkat pagi buta pulang malam lanjut persiapan beasiswa

"Dalam kesehariannya bekerja banting tulang untuk keluarga, Asti harus berangkat kerja di pagi buta. Jarak antara tempat kerja dan rumahnya terbilang cukup jauh, sehingga ia juga harus pulang larut malam.

Baca juga: Daftar Tugas Mayor Teddy Indra Wijaya Jadi Sekretaris Kabinet Merah Putih, di Bawah Presiden Prabowo

Baca juga: Tak Ikut Hiruk-Pikuk Pelantikan Prabowo-Gibran, Rocky Gerung Pilih Cari Bojo ke Bojonegoro

 Meskipun di tengah kepadatan aktivitasnya, Asti tetap menyempatkan diri belajar persiapan mendaftar beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Hal tersebut dilakukannya karena dia sudah berkomitmen mendapatkan beasiswa ke luar negeri.
 
“Jadi mau secapek apa pun harus disempetin buat belajar IELTS dan lainnya,” ujar dia.
 
Asti mengaku mengalami kesulitan ketika belajar IELTS mandiri lantaran tak memiliki biaya untuk mengikuti les bahasa Inggris.

“Aku juga struggle belajar IELTS sendiri, karena enggak bisa mengeluarkan modal untuk ikut les,” ucap dia.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved