Berita Viral

Kisah Budi Pemuda Madiun Sukses Jual Kendang, Bermula dari Hobi, Kini Raup Omzet Rp 20 Juta Sebulan

Budi Santoso, pemuda asal Madiun, Jawa Timur, kini panen cuan berkat bisnis alat musik kendang dangdut. Ini kisahnya

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kompas.com
Budi Santoso, pemuda asal Madiun, Jawa Timur, jadi pengusaha kendang dangdut 

SURYA.CO.ID - Budi Santoso, pemuda asal Madiun, Jawa Timur, kini panen cuan berkat bisnis alat musik kendang dangdut. 

Bisnis ini bermula dari hobinya bermain alat musik kendang. 

Ia pun memberanikan diri membuka bisnis tersebut setelah belajar dari perajin kendang di Blitar, Jatim.

“Di sini kebetulan belum ada perajin gendang dangdut. Kemudian saya belajar di Blitar dan mencoba membuat sendiri,” ujar pemuda asal Desa Mojorayung, Kecamatan Wungu, Madiun ini, dikutip dari Kompas.com.

Budi mengaku, tertarik dengan alat musik kendang dangdut sejak masih sekolah dasar (SD).

Dari hobi tersebut, ia belajar banyak tentang bagaimana suara kendang dapat enak didengar.

Baca juga: Perjuangan Penjual Kayu Bakar Demi Biayai Anak, Keliling Memikul Beban Berat Tak Peduli Sesak Napas

Ia menyadari bahwa ketebalan rangka kendang menjadi salah satu faktor penting dalam kualitas suara.

Untuk membuat satu alat musik gendang dangdut, Budi biasanya memilih bahan dari kayu nangka atau mahoni yang sudah kering.

Ia membentuk batang kayu menjadi rangka gendang sesuai ukuran yang akan dijual. Lalu, kerangka gendang yang sudah jadi dijemur hingga kadar airnya menurun drastis.

Setelah kering, rangka gendang dipelitur hingga warna aslinya terlihat.

“Usai dipelitur, baru kami pasang aksesori ketipungnya,” ungkap Budi.

Baca juga: Sosok Haqiqi Anak Guru Ngaji Jadi Bos Tambang usai Lulus dari ITB, Dulu Cuma Bisa Makan Ikan Asin

Dalam proses pembuatan, Budi menjelaskan bahwa satu alat musik kendang dangdut biasanya membutuhkan waktu sekitar satu minggu.

Agar produksi lebih maksimal, ia dibantu satu hingga dua orang pekerja.

Dalam sebulan, Budi dapat memproduksi 15 set kendang.

Satu set terdiri dari dua buah kendang.

“Saya jual paling murah Rp 1 juta dan tertinggi Rp 7 juta."

"Harga tergantung dari model dan tinggi gendang serta kebutuhannya untuk ketipung, jaipongan, atau wayang,” ungkap Budi.

Berkat ketekunannya, Budi yang lebih banyak memasarkan karyanya melalui media sosial.

Dia mendapatkan pemesanan tidak hanya dari pasar lokal, tetapi juga dari orkes musik dangdut terkenal di Jawa Timur hingga nasional.

Bahkan, kendang buatannya telah dikenal di kalangan pecinta musik mancanegara. Seperti, pengiriman ke negara-negara seperti Korea Selatan, Jepang, China, Malaysia, dan Taiwan.

“Untuk pembelinya ada dari luar negeri seperti Korea Selatan, Jepang, China, Malaysia, hingga Taiwan,” kata Budi.

Budi merasa bersyukur karena dari jerih payahnya itu mampu mengantongi omzet kotor rata-rata Rp 20 juta setiap bulan.

Keberhasilannya dalam membuat alat musik kendang dangdut tidak membuatnya berpuas diri. Ia bercita-cita untuk memproduksi alat musik lain, seperti gamelan.

Selain itu, limbah kayu sisa bahan pembuatan kendang tidak dibuang begitu saja.

Bersama timnya, Budi memanfaatkan sisa limbah untuk dijadikan asbak rokok, lumpang kayu, hingga serbuk untuk bahan obat nyamuk.

“Selain membuat kendang, kami di sini juga menerima servis perbaikan kendang yang rusak,” demikian Budi.

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved