Citizen Reporter

Sudah Vaksinasi MMR Masih Mengidap Gondongan? Ini Penyebab dan Cara Mengobatinya

Penyakit gondongan ternyata bisa diidap anak yang sudah mendapat vaksin MMR. Kok bisa?

Editor: Musahadah
istimewa
Ilustrasi penderita gondongan. 

SURYA.CO.ID – Penyakit gondongan (mumps) menyebar cepat di kalangan pelajar Kabupaten/Kota Mojokerto sejak awal September 2024.

Gondongan menyebar hampir merata di antara siswa laki laki dan perempuan hingga mengakibatkan banyak yang tidak masuk sekolah.

Penyakit tersebut sangat menular, munculnya satu penderita menyebabkan beberapa penderita dalam 2 hari kemudian.

Bahkan, penderita yang sudah mendapatkan vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) masih bisa tertular.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, dr. Ulum Rohmat R, M.H., C.M.C menjelaskan, seseorang yang sudah divaksin, namun masih bisa tertular karena kekebalan tubuh belum terbentuk sempurna.

Imunitas tidak terbentuk biasanya disebabkan upaya pengobatan dini setelah vaksinasi.

“Misalnya, setelah vaksinasi, anak langsung diberi obat pereda nyeri dan penurun demam, sesaat sebelum demam muncul agar tidak rewel, tanpa setahu tenaga kesehatan. Artinya, vaksin yang masuk ke dalam tubuh tidak akan mampu mencetak antibody, sehingga tubuh tidak mempunyai kekebalan,” terang dr Ulum saat ditemui pada Minggu (22/9/2024).

Selain itu, lanjut dr Ulum, tertularnya penderita yang sudah divaksin juga disebabkan vaksinasi yang tidak tepat jadwal. Misalnya, dosis kedua lebih lambat dari jadwalnya.

Diterangkan dr Ulum, secara prinsip fungsi vaksin adalah untuk meningkatkan daya imun, memutus rantai penularan, mencegah penyakit menjadi lebih berat bahkan mampu mencegah kematian.

Vaksin ini diberikan dalam dua dosis yakni pada usia 12 hingga 15 bulan dan pada usia 4 hingga 7 tahun.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, dr. Ulum Rohmat R, M.H., C.M.C saat diwawancara tim dokcil SDN Kranggan 1 Kota Mojokerto.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, dr. Ulum Rohmat R, M.H., C.M.C saat diwawancara tim dokcil SDN Kranggan 1 Kota Mojokerto. (istimewa)

Diterangkan dr Ulum, penyakit gondongan ini banyak menjangkit anak usia 2-14 tahun. Sebaliknya, anak di bawah usia 2 tahun, terutama di bawah 1 tahun, lebih kecil kemungkinannya tertular penyakit ini karena masih mendapat kekebalan melalui ASI.

Infeksi penyakit gondongan biasanya memberikan kekebalan seumur hidup. “Artinya, orang yang pernah menderita penyakit gondongan sebelumnya, kecil kemungkinannya untuk tertular lagi di kemudian hari,” terangnya.  

Penyebab utama penyakit gondongan adalah infeksi virus paramyxovirus yang sangat menular dan dapat menyebar melalui droplet atau tetesan air liur saat bersin, batuk, berbicara, atau bernapas.

Anak-anak yang mengidap penyakit ini dapat menyebarkan virus ke orang lain dalam waktu 1 hingga 7 hari sebelum gejala muncul.

"Gejala penyakit gondongan biasanya muncul pada anak 12 hingga 24 hari," ungkapnya.

Gejalanya seperti serangan virus lainnya yaitu demam, sakit kepala, lelah, letih, hilang nafsu makan, disertai bengkak dan nyeri pada kelenjar ludah yang terinfeksi.

Gondongan jarang menimbulkan komplikasi pada anak yang divaksinasi. Namun, jika tidak mendapatkan vaksinasi dan tidak mendapat pengobatan yang tepat, penyakit gondongan dapat menimbulkan komplikasi pada organ lain seperti testis (20 persen), ovarium (<5>

dr. Ulum Rohmat R  menjelaskan jika terinfeksi mumps langkah pengobatan yang harus dilakukan adalah dengan istirahat total, diit tinggi kalori, tinggi protein.

Jika diperlukan pemberian obat anti nyeri/ analgesik dan anti inflamasi/ radang, bisa juga ditambahkan vitamin untuk peningkatan daya imunitas tubuh.

Selain vaksin, dr Ulum juga menekankan cara mencegah penyakit gondongan dengan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).

“Mengingat yang diserang adalah kelenjar ludah maka ada baiknya diperhatikan etika batuk dan meludah bagi penderita jika perlu gunakan masker, dan biasakan cuci tangan pakai sabun untuk mencegah penularan dari cairan droplet yang terinfeksi. Dan, yang tidak kalah penting adalah jaga imunitas dengan tertib vaksin serta dengan diit dan istirahat yang cukup,” terangnya.  

Terkait kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto menyikapi kasus gondongan, dikatakan dr Ulum, karena belum adanya laporan resmi tentang wabah gondongan maka dinas kesehatan akan menindaklanjuti dengan kros cek data di lapangan.

“Laporan wabah ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada, dan jika memang nantinya ada temuan kasus maka tetap dalam konteks tatalaksana sesuai kasus, adanya edukasi, sosialisasi, promosi kesehatan dan pengawasan sekaligus pemetaan sebagai upaya pencegahan penularan dan potensi ledakan kasus,” tukasnya.

Penulis

Mochamad Reza Alauna Aginka, Siswa Kelas 4 SDN Kranggan 1 Kota Mojokerto.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Publikasikan Karya di Media Digital

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved