Berita Lamongan

BREAKING NEWS Viral Oknum Guru SMP di Lamongan Tampar Siswa, Diduga Memanggil Tanpa 'Ibu'

Informasinya, oknum guru marah karena anak didiknya itu sengaja memanggil namanya tanpa embel-embel 'Bu' atau 'Ibu'

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Deddy Humana
surya/hanif manshuri (hanif manshuri)
Potongan dari cuplikan video dugaan penganiayaan guru pada anak didiknya di sebuah SMP di Lamongan, Selasa (24/9/2024). 

SURYA.CO.ID, LAMONGAN  - Duga an kekerasan fisik di lembaga pendidikan terjadi di Lamongan, dan kali ini justru dilakukan seorang oknum guru pada seorang anak didiknya di dalam kelas, Selasa (24/9/2024). Kejadian itu menjadi viral di media sosial (medsos) karena pemukulan itu terekam melalui kamera ponsel. 

Tindak kekerasan itu dilakukan seorang oknum guru bahasa Inggris di sebuah SMP negeri di Kecamatan Kembangbahu. Dalam rekaman video yang viral itu, terlhat oknum guru perempuan menampar siswanya tiga kali di depan meja guru.

Informasinya, oknum guru marah karena anak didiknya itu sengaja memanggil namanya tanpa embel-embel 'Bu' atau 'Ibu' di depannya. Tidak dijelaskan, apakah ucapan siswa itu spontan atau sekadar candaan yang menjadi kebiasaan di lingkungan sekolah.

Peristiwa itu terjadi ketika siswa atau korban mengumpulkan lembar jawaban soal bahasa Inggris di meja guru. kemudian oknum guru berjilbab itu menampar wajah korban hingga tiga kali. Aksi tersebut terekam dan beredar di medsos.

Dengan cepat Dinas Pendidikan (Dindik) Lamongan merespons masalah itu. Kepala Dindik Lamongan, Munif Syarif membenarkan kejadian tersebut dan pihaknya langsung bertindak  mencari informasi. "Peristiwanya baru tadi," kata Munif lewat sambungan telepon.

Dindik telah mendalami kasusnya dengan memintai keterangan oknum guru dan semua pihak yang bisa dimintai keterangan. Dan ia memastikan akan menjatuhkan sanksi kepada oknum guru itu. "Untuk sementara sambil menghimpun keterangan, oknum guru ditarik ke Dindik besok," tegasnya.

Apapun juga alasannya, lanjut Munif, guru tidak dibenarkan melakukan tindakan kekerasan kepada siswa. Seharusnya, guru mampu menciptakan sekolah sebagai tempat yang nyaman, aman untuk belajar. 

"Dan itu seringkali saya sampaikan dalam setiap ada pertemuan. Saya berharap insiden ini tidak lagi terulang dan menjadi pembelajaran semua pihak," ujar Munif. ****

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved