Citizen Reporter

Sustainable Entrepreneurship, Solusi Ketahanan Sandang Atasi Kelangkaan Perajin Batik di Jawa Timur

Para peneliti dari perguruan tinggi swasta di Surabaya merumuskan model Sustainable Entrepreneurship atasi kelangkaan perajin batik di Jawa Timur

Editor: Musahadah
istimewa
Penelitii Ubhara, Undika dan Unipa Surabaya merumuskan model sustainable entrepreneurship sebagai solusi ketahanan sandang mengatasi kelangkaan perajin batik di Jawa Timur. 

SURYA.CO.ID – Kondisi perajin batik yang terancam langka di masa depan menjadi perhatian serius para peneliti sejumlah perguruan tinggi swasta di Surabaya.

Para peneliti diketuai Muslichah Erma Widiana, dosen Ilmu Manajemen Pemasaran Universitas Bhayangkara (Ubhara) Surabaya. Beranggotakan Tri Prasetijowati, dosen Ilmu Sosial dan Politik Ubhara; Karsam, dosen Desain Komunikasi Visual, Universitas Dinamika (Undika) Surabaya; serta Anak Agung Sagung Alit Widyastuty, dosen Teknik Perencanaan, Universitas PGRI Adi Buana (Unipa) Surabaya.

Ketua Peneliti, Muslichah Erma Widiana mengungkapkan, penelitian yang didukung DRTPM Kemdikbudristek 2024 dan konsultan bidang akuntansi dan praktisi pemerhati batik ini, difokuskan pada pembinaan siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan, Sekolah Menengah Atas bahkan Sekolah Luar Biasa dan perajin batik (regenerasi supply).

"Untuk mewujudkan Sustainable Entrepreneurship kami lakukan dengan menciptakan regenerasi supply dan regenerasi demand di kota Surabaya, Jombang, Mojokerto, Mojosari, Tuban," terangnya pada Rabu (18/9/2024).

“Regenerasi supply para peneliti merumuskan kurikulum kewirausahaan batik sebagai ilmu kejuruan yang dipelajari secara resmi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Menengah Atas (SMA) bahkan Sekolah 
Luar Biasa (SLB)," imbuhnya.

Erma menjelaskan, beberapa hal yang ditekankan dalam kurikulum ini adalah kemampuan siswa dalam dimensi pedagogik, keterampilan hidup, kemampuan untuk hidup bersama (kolaborasi) dan berpikir kritis dan kreatif.

Selain itu, penelitian ini juga berupaya mempromosikan agar orang muda yang tak tertarik mengenakan batik menjadi tertarik dan membelinya (regenerasi demand). 

"Kami berupaya menguatkan dan meregenerasi profesi perajin batik guna kemandirian bangsa di bidang sandang yang mampu menghadapi tantangan zaman berdaya saing 4.0 dengan pengembangan spirit entrepreneur," tegasnya.

Penelitii Ubhara, Undika dan Unipa Surabaya merumuskan model kewirausahaan berkelanjutan (sustainable entrepreneurship) sebagai solusi ketahanan sandang mengatasi kelangkaan perajin batik di Jawa Timur.
Penelitii Ubhara, Undika dan Unipa Surabaya merumuskan model kewirausahaan berkelanjutan (sustainable entrepreneurship) sebagai solusi ketahanan sandang mengatasi kelangkaan perajin batik di Jawa Timur. (istimewa)

Dari penelitian ini diharapkan siswa berhasil memasarkan hasil karya produksi batik dan diversifikasi usaha dengan green marketing perwujudan support SDGs-2030.

Untuk mencapai itu, dilakukan peningkatan dunia teknologi, teknik membatik, teknik pewarnaan, teknik berjualan online dan desain motif batik kekinian dengan motif-motif simple, kurikulum tingkat sekolah menengah kejuruan peningkatan kompetensi melalui pemanfaatkan pengetahuan pemasaran, entrepreneur dan batik sebagai budaya dan kekayaan Indonesia yang perlu dijaga dan dilestarikan.

Meski demikian, lanjut Erma, tidak menutup kemungkinan dalam perjalanan riset, pihaknya menemukan hal baru yang menarik untuk dicarikan solusinya.

Dalam pengembangan batik ini, diakui Erma, perlu adanya kolaborasi antara pemerintah daerah, perajin batik Jawa Timur dan komunitas wilayah.

"Dengan kolaborasi dapat lebih efektif memberdayakan perekonomian masyarakat serta memajukan ekonomi pendapatan asli daerah (PAD)," terangnya.

Sementara, bagi komunitas wilayah yang berbeda bisa dijadikan sebagai model rancangan pemberdayaan masyarakat berbasis IPTEK serta ciri keunggulan wilayah yang bersangkutan.

Erma berharap, hasil penelitian ini nantinya dapat menjadi bahan kajian pemerintah, kalangan pemerhati, praktisi dan peminat studi manajemen pemasaran maupun pemberdayaan ekonomi pengrajin berbasis komunitas tertentu agar berguna bagi upaya pemberdayaan masyarakat dengan potensi di lingkungan wilayah dengan sentra bisnis yang berbeda.

Penulis

Tri Prasetijowati, Dosen Program Studi Administrasi Publik, Fisip, Universitas Bhayangkara Surabaya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Publikasikan Karya di Media Digital

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved