SURYA Kampus
Kisah Adi Anak Buruh Jadi Wisudawan Terbaik STISIP Syamsul Ulum, Ingin Angkat Derajat Orang Tua
Beginilah kisah Adi Nugraha, anak buruh bangunan jadi wisudawan terbaik STISIP Syamsul Ulum, Sukabumi. Ia ingin angkat derajat orang tua
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Terlahir dari orang tua yang bekerja sebagai buruh, tak menyurutkan semangat Adi Nugraha mengenyam pendidikan di bangku kuliah.
Semangat Adi Nugraha pun kini berbuah manis.
Ia akhirnya menyandang gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (STISIP) Syamsul Ulum, Sukabumi, Jawa Barat (Jabar).
Bukan hanya itu, ia juga menjadi wisudawan terbaik pada prosesi wisuda, Rabu (18/9/2024).
Pria 24 tahun itu mendapat predikat CumLaude, karena lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,80.
Keberhasilan ini tak diraih dengan mudah.
Sebab, keinginan Adi untuk kuliah sempat terhenti karena terkendala biaya.
Baca juga: Kisah Juliana, Wanita dari Pedalaman di Jambi yang Raih Gelar Sarjana dari UM Jambi Berkat Beasiswa
Setelah lulus SMA pada 2019 lalu, anak ketiga dari empat bersaudara ini memutuskan merantau ke Depok untuk mencari kerja.
"Kerja di pasar, jualan, bantu-bantu," katanya.
Beruntung, ia mendapatkan informasi bahwa STISIP Syamsul Ulum membuka beasiswa.
"Karena memang keinginan saya kuliah, alhamdulullah bisa kuliah dengan baik," ujar anak dari pasangan Jaja Suryana dan Sarinah itu.
Pria asal Babakan Bandung, RT 04/03, Kelurahan Nanggeleng, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi itu pun mendaftar dan akhirnya lolos.
Sebagai pekerja dan mahasiswa, ia mengaku harus bisa membagi waktu.
"Kalau dari penghasilan dibilang cukup, alhamdulillah cukup untuk kebutuhan saya."
"Bagi waktunya ketika jam kuliah ya mau tidak mau ya off dulu (applikasi ojol). Sudah beres kuliah, jalan lagi, online lagi," kata dia.
Baca juga: Nasib Ipin Pegawai Pemkot Tasikmalaya yang Mendadak Miliarder, Saldo Dana Pensiun Kembali Semula
Angkat Derajat Orang Tua
Alasan utama Adi ingin terus mengenyam pendidikan setinggi-tingginya, adalah meraih cita-citanya sebagai dosen.
Juga untuk membanggakan orang tuanya.
"Selain karena ingin mengubah nasib, ya mengangkat derajat orang tua. Apalagi orang tua saya buruh bangunan yang dulu kerjanya seminggu, liburnya sebulan."
"Kalau ibu saya dulu kerja jadi buruh pabrik Sukro, cuma sekarang sudah enggak," ucapnya.
Adi berharap apa yang diraihnya sekarang dapat menjdi jalan terbaik bagi dirinya dan keluarga.
"Dari dulu ayah saya cuma buruh bangunan. Semoga ini (kuliah) jadi jalan terbaik buat keluarga saya," harap Adi.
Ketua STISIP Syamsul Ulum Sukabumi, Aang Rahmatulloh, menyebut Adi merupakan satu contoh kebermanfaatan dari program beasiswa yang ada di kampusnya itu.
STISIP Syamsul Ulum ini merupakan salah satu perguruan tinggi yang solutif, khususnya bagi yang tidak mampu.
"Saya kira program beasiswa ini menjadi salah satu prioritas di kampus kami sehingga banyak mahasiswa atau masyarakat yang tidak mampu secara ekonomi itu bisa berkuliah," ungkap Aang
Ikuti berita selengkapnya di Google News Surya.co.id
UPN Veteran Jatim Resmikan Sub-Unit Layanan Disabilitas Bela Negara |
![]() |
---|
Untag Surabaya Kukuhkan Dua Guru Besar Baru Bidang Hukum dan Teknologi Digital |
![]() |
---|
Unusa Terima 210 Guru TK dan SD Program Pemenuhan Kualifikasi Akademik |
![]() |
---|
Pakar Pendidikan UM Surabaya : TKA Dorong Murid Asah Diri di Luar Nilai Rapor |
![]() |
---|
UT Surabaya Gelar OSMB Tahap Terakhir, Kembali Buka Pendaftaran di Bulan September |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.