SURYA Kampus

Sosok Fadli Rahman Lulusan ITB Sukses Jadi Direktur Pertamina, Lulus IPK 4,00 Meski Sempat Gagal

Sosok Fadli Rahman jadi sorotan karena kesuksesannya dalam kuliah dan kariernya. Lulus dari ITB jadi direktur Pertamina.

ITB
Fadli Rahman (kanan), Lulusan ITB yang Sukses Jadi Direktur Pertamina. Lulus IPK 4,00 Meski Sempat Gagal. 

Ia juga merekomendasikan ITB sebagai tempat belajar yang tepat bagi calon mahasiswa yang tertarik dengan bidang teknik perminyakan.

"Mengembangkan diri itu penting, tapi percaya bahwa kita bisa berkembang itu lebih penting. Jangan pernah melihat tantangan sebagai halangan, melainkan sebagai peluang untuk bersaing dan berkembang," ucap Fadli.

Ada juga sosok Imam Santoso, anak petani asal Jember, Jawa Timur untuk menjadi dosen di ITB cukup menginspirasi.

Dr Imam Santoso, S, T, M, Phil, merupakan dosen di Prodi Teknik Metalurgi, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan di Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia menamatkan S1 di prodi yang sama (2003-2007), melanjutkan studi S2 di School of Chemical Engineering, University of Queensland, Australia (2011-2013), dan menamatkan studi S3 di School of Chemical Technology, Aalto University, Finlandia (2014-2019).

Imam lahir dari keluarga petani di Ambulu, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Dengan kondisi ekonomi yang serba terbatas, Imam harus menghabiskan masa kecil dalam asuhan neneknya yang berprofesi sebagai buruh tani.

Tak hanya mengasuh Imam, penghasilan neneknya juga harus dibagi untuk mencukupi kebutuhan adik-adiknya.

"Ya rumahnya dari bambu yang hampir roboh, lantainya tanah, kalau hujan badai itu sering goyang-goyang kayak mau ambruk gitu, ada tikusnya, ya begitulah pokoknya.

Tapi Alhamdulillah happy walaupun hidupnya seperti itu, sama keluarga selalu diajarkan untuk bersyukur, tapi ingat sekolah tinggi," kenangnya dikutip dari laman LPDP.

Anak petani itu bercita-cita mengenyam bangku perkuliahan. Tak tanggung-tanggung, Imam ingin mengambil studi Kedokteran.

Namun, ia harus menerima pil pahit berupa penolakan dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair).

"Aku dulu bahkan diungsikan ke Trenggalek juga di rumah pamanku, gak keterima jadi dokter kan setahun tuh. Ngapain kalau di desa, kan jadi omongan tetangga, isin (malu) 'Imam pengen jadi dokter gak lolos'.

Akhirnya yang udah diungsikan aja lah biar tenang, sambil jualan kaca, jualan paku di Trenggalek uangnya dikumpulin buat daftar beli formulir SPMB lagi," kisahnya.

Semangat untuk kuliah kembali membara kala Imam mengunjungi tetangganya yang berprofesi sebagai seorang satpam perusahaan tambang.

Melihat rumah apik serta kehidupan yang serba berkecukupan membuat Imam muda berpikir, kalau satpamnya saja bisa sejahtera, apa lagi pegawainya, apa lagi pejabatnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved