Kisruh Munaslub Kadin
Rekam Jejak Anindya Bakrie dan Arsjad Rasyid, Pengusaha Muda yang Saling Klaim Ketum Kadin Indonesia
Ini rekam jejak Anindya Bakrie dan Arsjad Rasyid, dua pengusaha muda yang saling klaim sebagai Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Ia pun lulus pada 1996.
Ia kemudian melanjutkan pendidikan magister di Global Management Immersion Experience (GMIX) di Stanford Graduate School of Business, hingga akhirnya lulus pada 2001.
Ia kemudian berusaha menjembatani mahasiswa untuk dapat mengenyam pendidikan di Stanford Business School melalui Bakrie Center Foundation.
Baca juga: Perbandingan Harta Kekayaan Anindya Bakrie dan Arsjad Rasyid, Saling Klaim Pimpin Kadin Indonesia
Karier di AS
Anin memulai kariernya sebagai banker investasi di Salomon Brothers, Wallstreet, AS pada 1996.
Setahun kemudian, Anin diminta oleh ayahnya untuk kembali ke Indonesia pasca kerusuhan 1998.
Ketika baru mendapatkan gelar master dari Stanford, ia kemudian menjabat sebagai Deputy to Chief Operating Officer dan Managing Director di PT Bakrie & Brothers Tbk.
Anin kali pertama berkecimpung di bidang media di perusahaan Cakrawala Andalas Televisi (ANTV).
Pada 2002, ia mengirim proposal restrukturisasi ke lebih dari 200 kreditor dan membujuk mereka untuk merestrukturisasi utang mereka menjadi ekuitas.
Pada 2007, ia membeli stasiun TV kedua yakni Lativi Media Karya, dari pebisnis sekaligus Mantan Menteri Ketenagakerjaan Abdul Latief.
Stasiun ini berganti nama menjadi tvOne dan direkonstruksi untuk fokus pada berita untuk pemirsa kelas menengah.
Pada 2011, dirinya bekerja sama dengan pengusaha sekaligus Mantan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk mengambil kedua stasiun TV tersebut, ditambah portal berita online Vivanews.
Di VIVA Group, Anindya menjabat ketua dan Erick Thohir menjabat presiden direktur.
Pada 2014, Bakrie Global Group yang dipimpin olehnya menginvestasikan Series C di Path, sebuah jaringan sosial pribadi, dengan jumlah pengguna aktif dari Indonesia yang mencapai 4 juta orang.
Namun, situs jejaring sosial Path pada akhirnya ditutup pada Oktober 2018.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.