Pilgub DKI Jakarta

Tekad Rano Karno Maju Jadi Cawagub DKI Jakarta : Gua Kayak Dibisikin Almarhum Babeh

Rano Karno menjawab pertanyaan bagaimana awal dia ditunjuk oleh Megawati menjadi Cawagub DKI Jakarta 2024 mendampingi Pramono Anung

Editor: Fatkhul Alami
Tribunnews.com/Jeprima
Rano Karno menjawab pertanyaan bagaimana awal dia ditunjuk oleh Megawati menjadi Cawagub DKI Jakarta 2024 mendampingi Pramono Anung 

Saya minta maaf ya, kan saya Sekretaris Badan Kebudayaan. Jadi saya paham bagaimana berkepribadian dalam berkebudayaan. Itu yang bikin saya agak mundur-mundur berpikir. Lho maaf lho, Ibu ini kan presiden kelima. Dia kan konsepnya nasional Indonesia Raya. Kok dia masih care dengan Jakarta? Kalau Anda punya kesempatan wawancara Ibu, apakah saya ini jual dagang beliau? No. Itu yang disampaikan. Kamu kan Betawi, setelah Jakarta tidak jadi Ibukota, Jakarta mau jadi apa. Karena itu saya suruh Pramono. Saya mikir. Ini transisi ke pemerintah pusat dengan daerah ini kalau nggak akan stuck. Ya maaf lah, ekonomi global dunia kita sedang nggak tahu ini. Transisi pemerintah pusat pindah, pasti akan ada penurunan. Ini harus kuat dalam konsep administrasi. Pramono Anung lah orangnya. Saya ketemu Mas Pram. Ape coba? No, tugas kamu di sono, tugas saya di meja.

Sudah ada pembagian tanggung jawab?

Sudah. Gua nggak perlu tampil. Lu yang tampil. Artinya begitu. Saya bilang Mas percaya saya? Saya percaya.

Ada orang yang menyebut Abang yang akan bergerak di bawah. Karena bagaimana pun seperti Abang sebut tadi, nama Mas Pram dikenal, wajahnya kagak. Betul nggak itu?

Betul. Sangat betul. Dan beliau sadar. Ape dia bilang? Dul, saya ini udah 9 tahun nggak mau tampil di ini, kan saya Seskab, saya di belakang. Coba dilihat. Memang saya lihat bisa saja dia tampil di sebelah presiden, tapi memang posisi dia tidak seperti itu. Ya dulu kan dia juga Sekjen, dekat dengan Ibu Ketua Umum. Waktu Ibu jadi Presiden dia juga tidak ini (tampil), kan? Apalagi belakangan. Dia sangat sadar itu. Makanya dia bilang, kenapa saya diminta oleh Ibu? Saya siapin, istilahnya menunye, elu yang goreng. Bahasanya begitu. Gue siapin nih, artinya kita mau makan apa nih. Kesehatan bagaimana? Maaf, kayak kemarin misalnya kita cek kesehatan di RSUD Tarakan. Ternyata rumah sakit itu dibangun di zaman Ahok. Yang luar biasa, dibangun di atas kali Cideng. Kan waduh? Mas Pram tanya, apa yang kurang? Peralatan semua lengkap, semua dokter lengkap. Memang lahan berkurang. Terus solusinya gimana? Memang belum ada solusi, Pak. Harus ada pelebaran. Bagaimana mau ada lebar di daerah situ? Katanya di belakang masih ada sekolah. Ya barangkali "kalau memang diperlukan pelebaran akan lari ke sana". Itu bagian dari urusan wajib. (tribunnetwork/git/dod)

Sumber: Surya Cetak
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved