SURYA Kampus

Sosok Naura Hidayat, Mahasiswi yang Lulus Kedokteran UGM dengan IPK 3,97 dalam 3 Tahun 9 Bulan

Inilah sosok Naura Hidayat, mahasiswi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK), Universitas Gadjah Mada (UGM)

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
UGM
Naura Hidayat 

SURYA.CO.ID - Inilah sosok Naura Hidayat, mahasiswi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK), Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang lulus dengan predikat Cumlaude. 

Naura mendapatkan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,97.

Ia pun berkesempatan memberikan pidato mewakili para wisudawan lain.

Naura mengaku tidak menyangka menjadi satu dari empat orang peraih IPK tertinggi pada wisuda program Sarjana dan Sarjana Terapan pada 28-29 Agustus 2024 di Grha Sabha Pramana.

Sebab, selama kuliah, ia tak pernah punya target lulus cumlaude.

Bahkan, ia baru mengetahui bahwa dirinya akan menjadi wakil wisudawan dan perwakilan samir hanya sehari sebelum acara gladi bersih wisuda.

“Sejujurnya tidak menyangka karena waktu kuliah sama sekali nggak pernah kepikiran atau berharap jadi salah satu lulusan terbaik. Apalagi baru tau kalau jadi wakil wisudawan dan perwakilan samir itu H-1 gladi."

Baca juga: Cerita Yeni Wisudawati UM Bima yang Digendong Ayah Terima Ijazah dari Rektor, Nyaris Tak Bisa Wisuda

"Saya bersyukur sekali karena tidak hanya bisa lulus tepat waktu, tetapi juga menjadi salah satu lulusan terbaik,” papar Naura, dikutip dari laman UGM.

Lulus 3 tahun 9 bulan

Naura menceritakan ia menyelesaikan studi S1-nya dalam waktu 3 tahun 9 bulan, sebuah prestasi yang mengagumkan di tengah padatnya jadwal kuliah dan praktikum di FK-KMK.

Meskipun demikian, Naura tetap aktif terlibat dalam kegiatan non-akademis.

Ia menjabat sebagai Asisten Mahasiswa di Laboratorium Keterampilan Klinis untuk angkatan 2020, menjadi anggota organisasi CIMSA UGM, serta berpartisipasi dalam berbagai kepanitiaan seperti PPSMB Morfogenesis.

Dalam menjalani rutinitas yang padat, Naura menerapkan manajemen waktu yang baik dengan memprioritaskan tugas-tugas berdasarkan urgensi.

Ia juga berusaha melakukan semua tugas dengan efektif dan efisien untuk menghemat waktu.

Meskipun demikian, ia mengakui bahwa terkadang ia juga mengalami momen kemalasan atau menunda-nunda pekerjaan, yang kemudian harus ditebus dengan waktu tidur yang dikorbankan.

“Saya biasanya buat prioritas, mana yang lebih urgent dan penting saya selesaikan lebih dulu. Saya merasa harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah ditugaskan pada saya,” jelas Naura.

Selain itu, untuk metode belajar, Naura lebih memilih adaptasi metode Pomodoro.

Ia belajar selama 45-50 menit, lalu beristirahat selama 10 menit sebelum melanjutkan kembali.

Intensitas belajarnya menyesuaikan dengan jadwal dan tingkat kesulitan materi yang harus dikuasai, terutama saat mendekati ujian akhir blok.

Judul tugas akhir Naura berfokus pada topik keselamatan berkendara, yakni perbedaan soal cedera kepala pada korban kecelakaan antara yang menggunakan helm dan tidak menggunakan helm.

Skripsi 3-4 Bulan 

Naura menyelesaikan skripsinya dalam waktu sekitar 3-4 bulan.

Meskipun menghadapi kendala dalam memotivasi diri untuk memulai pengerjaan skripsi, ia merasa beruntung memiliki dosen pembimbing dan penguji yang sangat mendukung dan membantu kelancaran proses penyusunan.

Naura juga menegaskan pentingnya manajemen waktu yang baik dan kemauan untuk terus belajar. Selain itu, kegiatan akademis dan partisipasi aktif dalam kegiatan non-akademis juga harus dapat berjalan beriringan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved