Berita Surabaya

Gandeng Bank Mandiri, PT Sinergi Gula Nusantara Penuhi Kebutuhan Petani untuk Kuatkan Tebu Rakyat

PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) melakukan kerja sama dengan Bank Mandiri untuk memenuhi kebutuhan modal usaha petani tebu

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
ist
Direktur Keuangan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), Haryanto (ketiga dari kanan), seusai menandatangani perjanjian kerja sama dengan Bank Mandiri di Surabaya. 

SURYA.co.id | SURABAYA - PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), anak perusahaan PTPN III (Persero) Holding Perkebunan yang bergerak di komoditas gula, melakukan kerja sama dengan Bank Mandiri untuk memenuhi kebutuhan modal usaha petani tebu, Jumat (9/8/2024) lalu.

”Kebutuhan modal petani tebu untuk tahun giling 2024/2025 kurang lebih sebesar Rp1,3 triliun, salah satunya melalui Bank Mandiri," kata Hariyanto Direktur Keuangan SGN, Rabu (14/8/2024).

Diharapkan melalui kerja sama ini, Bank Mandiri mampu membantu modal usaha petani sebesar Rp 500 miliar.

Sementara itu Mahmudi Direktur Utama SGN menyebut skema kerjasama dengan Bank Mandiri berbeda dengan skema yang lain.

Karena selain diperuntukkan sebagai pemenuhan modal usaha petani untuk biaya garap, pupuk, dan  biaya tebang muat dan angkut (TMA), juga digunakan membeli benih tebu.

”Yang istimewa dalam skema ini, selain membantu modal usaha petani tebu untuk biaya garap, pupuk dan kegiatanTMA, skema ini juga mencover biaya benih tebu, baru ada di skema dengan Bank Mandiri”, jelas Mahmudi.

Khusus pupuk dan benih tebu, pihaknya menggandeng program MAKMUR PT Petrokimia dalam penyediaan pupuk yang berkualitas serta lembaga perbenihan tebu kredibel diantaranya Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) milik Riset Perkebunan Nusantara (RPN).

Mahmudi menyebut salah satu upaya peningkatan produktivitas adalah dengan intensifikasi melalui penataan varietas, di mana kondisi saat ini masih belum ideal yakni masak awal 10 persen, masak tengah 30 persen dan masak lambat 60 persen.

Sedangkan idealnya varietas tebu masak awal 30 persen, masak tengah 40 persen, dan masak lambat 30 persen, sehingga berpengaruh pada rendemen dan produktivitas gula.

”Varietas tebu saat ini belum standar, sehingga perlu kami tata mulai sekarang dengan melibatkan ekosistem gula yang ada termasuk perbankan dan petani tebu, terlebih saat ini kami konsen pada penguatan tebu rakyat”, jelas Mahmudin.

Direktur Utama PTPN III (Persero) Holding Perkebunan Nusantara, M Abdul Ghani, menambahkan kerja sama ini merupakan salah satu komitmen PTPN Group untuk meningkatkan kesejahteraan petani tebu di Indonesia, dengan memberikan akses lebih luas terhadap fasilitas keuangan yang mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan usaha mereka.

“Dengan akses pembiayaan yang lebih mudah dan fleksibel, petani tebu diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen mereka. Sehingga,  memperkuat ketahanan pangan nasional dan mendukung upaya swasembada gula di masa mendatang,” pungkas Ghani.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved