Balap Bakiak: Permainan Uji Kekompakan dengan Berbagai Versi Sejarahnya

SURYA.co.id - Bakiak, salah satu cabang olahraga nasional di Tiongkok, menjadi permainan tradisional yang sangat populer di Indonesia, terutama pada perayaan 17 Agustus. 

Permainan ini melibatkan tim yang berjalan bersama di atas papan kayu panjang dengan pengikat kaki, menguji kekompakan dan koordinasi yang solid. 

Dikenal juga dengan nama terompah kayu, bakiak biasanya berbentuk sandal dari papan kayu yang diatur untuk tiga hingga empat pemain. 

Jika salah satu pemain mendorong terlalu keras, seluruh tim bisa terjatuh akibat efek domino.

Permainan ini memiliki akar sejarah yang menarik. 

Di Sumatera Barat, bakiak dikenal dengan sebutan Terompa Galuak dan telah dimainkan sejak tahun 1970-an. 

Bakiak di daerah ini biasanya berukuran sekitar 125 cm dengan karet pengikat pada papan kayu yang cukup lebar untuk menampung tiga hingga empat pemain sekaligus. 

Sementara di Jawa, permainan ini dikenal dengan nama bakiak atau teklek, dan di Jawa Timur disebut bangkiak.

Asal-usul bakiak sendiri memiliki beberapa versi. 

Salah satunya mengaitkan bakiak dengan sandal geta dari Jepang, yang digunakan oleh Geisha. 

Selama masa penjajahan Jepang di Indonesia, bakiak menjadi populer sebagai permainan. 

Ada juga yang percaya bahwa istilah bakiak berasal dari Bahasa Arab "baqiyat," yang berarti sisa-sisa. 

Versi lain mengaitkan bakiak dengan tradisi Tiongkok kuno, di mana sandal serupa telah ada sejak 5.000 tahun lalu.

Permainan bakiak memerlukan konsentrasi dan keseimbangan. 

Para pemain harus bergerak dengan serentak agar dapat berjalan tanpa terjatuh.