Berita Viral

Rekam Jejak Brigjen TNI Joao Xavier yang Bantu Joni Bocah Pemanjat Tiang Bendera agar Lolos Tes TNI

Sosok hingga rekam jejak Brigjen TNI Joao Xavier Barreto jadi sorotan karena membantu Joni, si Bocah pemanjat tiang bendera agar lolos tes TNI.

Pos Kupang
Brigjen TNI Joao Xavier, perwira TNI yang Bantu Joni Bocah Pemanjat Tiang Bendera agar Lolos Tes TNI. Simak rekam jejaknya. 

SURYA.co.id - Sosok hingga rekam jejak Brigjen TNI Joao Xavier Barreto jadi sorotan karena membantu Joni, si bocah pemanjat tiang bendera yang kembali viral.

Diketahui, Joni kembali viral lantaran gagal tes TNI karena tinggi badannya kurang.

Padahal dulu saat masih viral, Joni dijanjikan bisa masuk TNI oleh Presiden Joko Widodo.

Nasib Joni ini memantik simpati dari Danrem 161/Wira Sakti Brigjen TNI Joao Xavier Barreto.

Brigjen TNI Joao memberikan bantuan kepada Joni agar bisa lolos tes TNI.

Baca juga: Besaran Gaji Brigjen TNI Joao Xavier yang Bantu Joni Bocah Pemanjat Tiang Bendera agar Lolos Tes TNI

Saat bertemu dengan Joni, Brigjen TNI Joao memberikan pengarahan dan memberikan terapi agar bisa menambah tinggi badan.

Selain itu, Joni juga diberikan kesempatan lagi untuk mengikuti tes ulang.

Lantas, seperti apa rekam jejak Brigjen TNI Joao?

Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes, merupakan jenderal TNI kelahiran Timor Timur (saat ini negara Timor Leste).

Lebih tepatnya, Brigjen Joao Xavier Barreto Nunes lahir pada 18 Juli 1967, Bobonaro, Timor Leste.

Baca juga: Sosok Perwira TNI yang Bantu Joni Bocah Pemanjat Tiang Bendera, Diterapi dan Diberi Kesempatan Lagi

Sebelum menjabat (Danrem) 161/Wira Sakti, Brigjen Joao Xavier yang merupakan Akademi Militer (Akmil) tahun 1991 menjabat Pamen Ahli Bidang Jemen Sishanneg Sahli Pangdam XVII/Cenderawasih tahun 2021-2024.

Jenderal bintang satu yang pernah menjalani Operasi Seroja dan Konflik Papua ini juga pernah menjabat beberapa jabatan penting, yakni Danton Yonif 327/Brajawijaya, Pasi I/Lidik Yonif 327/Brajawijaya, Dankipan B Yonif 327/Brajawijaya, Guru Militer Pusdikif pada tahun 2000-2008.

Kemudian menjabat Dansatdik Susjurbata Pusdikif tahun 2008-2009, Pabandyalat Kodam IV/Diponegoro (2009-2010), Dandim 0714/Salatiga tahun 2010-2013, Kasi Ops Korem 072/Pamungkas 2013-2015. Kasi Ops Korem 091/Aji Surya Natakesuma tahun 2015-2016, Kajasdam VI/Mulawarman dari tahun 2016 sampai 2019, Sahli Pangdam VI/Mulawarman Bidang Ideologi tahun 2019-2020, Danrindam IX/Udayana 2020-2021, Pamen Ahli Bidang Jemen Sishanneg Sahli Pangdam XVII/Cenderawasih tahun 2021 sampai 2024.

Dan saat ini menjadi Danrem 161/Wira Sakti.

Diketahui, Yohanes Ande Kala alias Joni, pemanjat dan penyelamat bendera merah putih saat Upacara 17 Agustus, diundang Komandan Korem (Danrem) 161/Wira Sakti Kupang, Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes, S.E., M.M., di Makorem 161/Wira Sakti Kupang, Rabu (7/8/2024).

Dengan diundangnya oleh Danrem 161/Wira Sakti, Joni merasa sangat senang dalam momen itu.

"Sangat senang ketika hari ini saya di undang ke sini (Makorem 161/Wira Sakti Kupang)," ujar Joni saat berada di Lobi Makorem 161/Wira Sakti.

Joni mengatakan kedatangannya ke Kupang diantar langsung oleh Babinsa Serka Duarte dari Desa Silawan, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Joni Si Bocah Pemanjat Tiang Bendera (kiri) dan Danrem 161/WS.
Joni Si Bocah Pemanjat Tiang Bendera (kiri) dan Danrem 161/WS. (Penrem 161/WS)

Meski demikian, Joni belum mengetahui, agenda apa yang bakal dilakukan di Kupang.

"Saya belum tahu. Ini saya ikuti saja Pak Danrem, makanya saya datang," kata Joni.

Joni menerangkan tak ingin punya mimpi yang lebih, asalkan masuk TNI AD, baik itu melalui jalur Tamtama maupun Bintara.

"Yang penting tentara," ungkap Joni.

Danrem 161/Wira Sakti Kupang Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes,S.E.,M.M menjelaskan tujuan mengundang Joni datang ke Kupang adalah untuk memberikan pengarahan dan memberikan terapi agar bisa menambah tinggi badan.

Selain itu, diberikan kesempatan lagi untuk mengikuti tes ulang.

"Ini saya mau arahkan dan berikan terapi karena menjadi perhatian khusus. Mudah-mudahan tinggi badanya bisa bertambah dan saya akan optimalkan dalam pembinaan di sini," kata Danrem 161/Wira Sakti.

Selanjutnya Danrem 161/Wira Sakti akan mendorong dan menyiapkan agar Joni punya kemampuan yang mumpuni supaya menjadi prajurit TNI yang tangguh dan cerdas.

Danrem 161/Wira Sakti pada saat kunjungan kerja ke Kabupaten Belu pada 23 Mei 2024 sempat bertemu langsung dengan Joni.

Saat itu, Danrem berpesan kepada Joni agar mempersiapkan diri dengan baik. Sebab, masuk TNI AD harus punya kompetensi yang bagus agar bisa mengawali karir hingga titik darah penghabisan.

"Selama NKRI ini masih ada, maka di situ ada TNI, maka harus persiapkan diri dengan baik. Saya jelaskan bahwa tidak ada siapa pun yang membantu, kecuali diri sendiri dengan berdoa dan berusaha," jelas Danrem 161/Wira Sakti. 

Di sisi lain, pihak Istana melalui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno memberikan respons soal curhatan Joni, pemanjat tiang bendera yang sempat viral saat HUT ke-73 RI pada 2018 lalu. 

Pratikno mengatakan, akan mengecek soal kabar tidak lulusnya Joni seleksi masuk TNI AD.

Meski begitu, Pratikno menyebut masuk TNI akan melalui proses dan terdapat parameter.

"Ya mungkin kan ada parameter juga ya, saya enggak tahu. Tapi kami akan cek. Tentu saja kan ada proses seleksi," ujar Pratikno

Sementara pihak TNI Angkatan Darat (AD) turut menanggapi kabar viral tersebut.

Baca juga: Nasib Mujur Joni Si Pemanjat Tiang Bendera Sedihnya Terbayar Dipanggil Lagi Seleksi Masuk TNI

Kepala Dinas Penerangan (Kadispenad) TNI AD, Brigadir Jenderal Kristomei Sianturi mengatakan, Joni memang diprioritaskan jadi TNI karena mendapat atensi dari banyak pihak.

Mulai dari Presiden Jokowi, Panglima TNI, hingga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).

Kendati begitu, Joni tetap mengikuti seleksi sesuai prosedur dan wajib memenuhi persyaratan dasar yang bersifat mutlak.

"Tidak memenuhi syarat dari aspek tinggi badan minimal 160 cm untuk daerah tertinggal," kata Kristomei saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/8/2024).

"Yang bersangkutan mendapat penghargaan dari Panglima TNI dan Mendikbud. Namun demikian, piagam penghargaan tersebut tidak menyebutkan bahwa yang bersangkutan wajib diterima masuk TNI," imbuhnya.

Namun, Kristomei memastikan, Joni masih bisa mengikuti tes tahun depan, sambil mempersiapkan diri memenuhi seluruuh persyaratan menjadi seorang prajurit TNI AD.

Sementara Kepala Penerangan Komando Daerah Militer IX/Udayana Kolonel Infantri, Agung Udayana menuturkan, pihaknya akan memberikan kesempatan kedua untuk Joni melakukan tes.

"Iya benar, kemarin setelah kita dapat informsi itu, kita langsung laporkan ke Mabes AD, akhirnya diberikan kesempatan lagi untuk tes," ujar Agung, dilansir dari Kompas.com, Selasa (6/8/2024).

Bocah bernama asli Yohanes Gama Marchal Lau ini sempat viral pada tahun 2018  dijanjikan Presiden Jokowi masuk TNI.
Bocah bernama asli Yohanes Gama Marchal Lau ini sempat viral pada tahun 2018 dijanjikan Presiden Jokowi masuk TNI. (Tribunnews kolase)

Sebelumnya, Yohanes Gama Marchal Lau alias Joni, bocah pemanjat tiang bendera yang viral pada 2018 kembali jadi sorotan.

Joni yang kini berusia 19 tahun membuat video berisi pengalamannya yang dua kali gagal lolos seleksi Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Padahal, pada 2018 lalu, Presiden Jokowi sempat menjanjikannya langsung diterima menjadi TNI usai aksi heroiknya memanjat tiang bendera demi menyelamatkan Bendera Merah Putih yang nyaris jatuh ketika upacara HUT ke-73 RI di Pantai Motaain, Desa Silawan, Tasifeto Timur, Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), viral.

Waktu itu saya ditanya Pak Jokowi mau jadi apa? Saya jawab TNI, sehingga Presiden Jokowi langsung memberikan jawaban untuk langsung daftarkan diri di Panglima TNI," kata Joni.

Sayangnya, kini ia justru gagal seleksi karena memiliki tinggi badan yang tidak memenuhi syarat.

"Jujur saya, perasaan sangat sedih. Saat saya sampaikan kepada keluarga terutama mama, mereka juga sangat sedih dan kecewa. Tapi mau bagaimana lagi," katanya lagi, dikutip dari Kompas.com.

Meski begitu, Joni tak berkecil hati.

Dia tetap akan lebih giat berolahraga sehingga saat seleksi penerimaan Bintara TNI AD tahun berikutnya bisa lulus.

Keinginannya pun sederhana, ingin membahagiakan ibunya dan keluarga, serta membanggakan ayahnya yang telah meninggal dunia beberapa waktu lalu.

"Cita-cita saya hanya satu, ingin menjadi anggota TNI, sehingga saya akan mencoba lagi," kata Joni, yang sedang dalam perjalanan pulang dari Kota Kupang menuju rumahnya di Atambua, ibu kota Kabupaten Belu.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved