Berita Viral

Sosok Perwira TNI yang Bantu Joni Bocah Pemanjat Tiang Bendera, Diterapi dan Diberi Kesempatan Lagi

Seorang perwira TNI memberikan bantuan kepada Joni si pemanjat tiang bendera yang tak lolos tes TNI. Diberi kesmepatan lagi. Berikut sosoknya.

Penrem 161/WS
Joni Si Bocah Pemanjat Tiang Bendera (kiri) dan Danrem 161/WS. 

SURYA.co.id - Seorang perwira TNI memberikan bantuan kepada Joni si pemanjat tiang bendera yang tak lolos tes TNI, diterapi dan diberi kesempatan lagi.

Perwira TNI tersebut adalah Danrem 161/Wira Sakti, Brigjen TNI Joao Xavier Barreto.

Melansir dari laman korem161-tniad.mil.id, Yohanes Ande Kala alias Joni, pemanjat dan penyelamat bendera merah putih saat Upacara 17 Agustus, diundang Komandan Korem (Danrem) 161/Wira Sakti Kupang, Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes, S.E., M.M., di Makorem 161/Wira Sakti Kupang, Rabu (7/8/2024).

Dengan diundangnya oleh Danrem 161/Wira Sakti, Joni merasa sangat senang dalam momen itu.

"Sangat senang ketika hari ini saya di undang ke sini (Makorem 161/Wira Sakti Kupang)," ujar Joni saat berada di Lobi Makorem 161/Wira Sakti.

Baca juga: Nasib Mujur Joni Si Pemanjat Tiang Bendera Sedihnya Terbayar Dipanggil Lagi Seleksi Masuk TNI

Joni mengatakan kedatangannya ke Kupang diantar langsung oleh Babinsa Serka Duarte dari Desa Silawan, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Meski demikian, Joni belum mengetahui, agenda apa yang bakal dilakukan di Kupang.

"Saya belum tahu. Ini saya ikuti saja Pak Danrem, makanya saya datang," kata Joni.

Joni menerangkan tak ingin punya mimpi yang lebih, asalkan masuk TNI AD, baik itu melalui jalur Tamtama maupun Bintara.

"Yang penting tentara," ungkap Joni.

Danrem 161/Wira Sakti Kupang Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes,S.E.,M.M menjelaskan tujuan mengundang Joni datang ke Kupang adalah untuk memberikan pengarahan dan memberikan terapi agar bisa menambah tinggi badan.

Selain itu, diberikan kesempatan lagi untuk mengikuti tes ulang.

"Ini saya mau arahkan dan berikan terapi karena menjadi perhatian khusus. Mudah-mudahan tinggi badanya bisa bertambah dan saya akan optimalkan dalam pembinaan di sini," kata Danrem 161/Wira Sakti.

Baca juga: Akhirnya Pihak Istana Tanggapi Curhat Pemanjat Tiang Bendera Tak Lolos TNI Meski Dijanjikan Jokowi

Selanjutnya Danrem 161/Wira Sakti akan mendorong dan menyiapkan agar Joni punya kemampuan yang mumpuni supaya menjadi prajurit TNI yang tangguh dan cerdas.

Danrem 161/Wira Sakti pada saat kunjungan kerja ke Kabupaten Belu pada 23 Mei 2024 sempat bertemu langsung dengan Joni.

Saat itu, Danrem berpesan kepada Joni agar mempersiapkan diri dengan baik. Sebab, masuk TNI AD harus punya kompetensi yang bagus agar bisa mengawali karir hingga titik darah penghabisan.

"Selama NKRI ini masih ada, maka di situ ada TNI, maka harus persiapkan diri dengan baik. Saya jelaskan bahwa tidak ada siapa pun yang membantu, kecuali diri sendiri dengan berdoa dan berusaha," jelas Danrem 161/Wira Sakti. 

Lantas, seperti apa sosok Brigjen TNI Joao Xavier Barreto?

Melansir dari Wikipedia, Brigjen TNI Joao Xavier Barreto lahir 18 Juli 1967.

Ia adalah seorang perwira tinggi TNI-AD yang sejak 19 Januari 2024 mengemban amanat sebagai Komandan Korem 161/Wira Sakti.

Joao Xavier Barreto Nunes, merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1991 dan berasal dari kecabangan Infanteri.

Jabatan terakhir perwira asal Timor Timur ini adalah Pamen Ahli bidang Jemen Sishanneg Sahli Pangdam XVII/Cenderawasih.

Joao Xavier Barreto Nunes merupakan perwira TNI AD ketiga asal Timor-Timur yang berhasil meraih pangkat Jenderal.

Pendidikan Militer:

Akmil (1991)
Sesarcabif
Selapa Infanteri (1999)
Seskoad (2008)
Susdandim (2010)
Sesko TNI (2014)
Lemhannas RI (2017)

Riwayat Jabatan:

Danton Yonif 327/Brajawijaya
Pasi I/Lidik Yonif 327/Brajawijaya
Dankipan B Yonif 327/Brajawijaya
Guru Militer Pusdikif (2000—2008)
Dansatdik Susjurbata Pusdikif (2008—2009)
Pabandyalat Kodam IV/Diponegoro (2009—2010)
Dandim 0714/Salatiga (2010—2013)
Kasi Ops Korem 072/Pamungkas (2013—2015)
Kasi Ops Korem 091/Aji Surya Natakesuma (2015—2016)
Kajasdam VI/Mulawarman (2016—2019)
Sahli Pangdam VI/Mulawarman Bid. Ideologi (2019—2020)
Danrindam IX/Udayana (2020—2021)
Pamen Ahli Bid. Jemen Sishanneg Sahli Pangdam XVII/Cenderawasih (2021—2024)
Danrem 161/Wira Sakti (2024—Sekarang).

Di sisi lain, pihak Istana melalui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno memberikan respons soal curhatan Joni, pemanjat tiang bendera yang sempat viral saat HUT ke-73 RI pada 2018 lalu. 

Pratikno mengatakan, akan mengecek soal kabar tidak lulusnya Joni seleksi masuk TNI AD.

Meski begitu, Pratikno menyebut masuk TNI akan melalui proses dan terdapat parameter.

"Ya mungkin kan ada parameter juga ya, saya enggak tahu. Tapi kami akan cek. Tentu saja kan ada proses seleksi," ujar Pratikno

Sementara pihak TNI Angkatan Darat (AD) turut menanggapi kabar viral tersebut.

Kepala Dinas Penerangan (Kadispenad) TNI AD, Brigadir Jenderal Kristomei Sianturi mengatakan, Joni memang diprioritaskan jadi TNI karena mendapat atensi dari banyak pihak.

Mulai dari Presiden Jokowi, Panglima TNI, hingga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).

Kendati begitu, Joni tetap mengikuti seleksi sesuai prosedur dan wajib memenuhi persyaratan dasar yang bersifat mutlak.

"Tidak memenuhi syarat dari aspek tinggi badan minimal 160 cm untuk daerah tertinggal," kata Kristomei saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/8/2024).

"Yang bersangkutan mendapat penghargaan dari Panglima TNI dan Mendikbud. Namun demikian, piagam penghargaan tersebut tidak menyebutkan bahwa yang bersangkutan wajib diterima masuk TNI," imbuhnya.

Namun, Kristomei memastikan, Joni masih bisa mengikuti tes tahun depan, sambil mempersiapkan diri memenuhi seluruuh persyaratan menjadi seorang prajurit TNI AD.

Sementara Kepala Penerangan Komando Daerah Militer IX/Udayana Kolonel Infantri, Agung Udayana menuturkan, pihaknya akan memberikan kesempatan kedua untuk Joni melakukan tes.

"Iya benar, kemarin setelah kita dapat informsi itu, kita langsung laporkan ke Mabes AD, akhirnya diberikan kesempatan lagi untuk tes," ujar Agung, dilansir dari Kompas.com, Selasa (6/8/2024).

Bocah bernama asli Yohanes Gama Marchal Lau ini sempat viral pada tahun 2018  dijanjikan Presiden Jokowi masuk TNI.
Bocah bernama asli Yohanes Gama Marchal Lau ini sempat viral pada tahun 2018 dijanjikan Presiden Jokowi masuk TNI. (Tribunnews kolase)

Sebelumnya, Yohanes Gama Marchal Lau alias Joni, bocah pemanjat tiang bendera yang viral pada 2018 kembali jadi sorotan.

Joni yang kini berusia 19 tahun membuat video berisi pengalamannya yang dua kali gagal lolos seleksi Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Padahal, pada 2018 lalu, Presiden Jokowi sempat menjanjikannya langsung diterima menjadi TNI usai aksi heroiknya memanjat tiang bendera demi menyelamatkan Bendera Merah Putih yang nyaris jatuh ketika upacara HUT ke-73 RI di Pantai Motaain, Desa Silawan, Tasifeto Timur, Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), viral.

Waktu itu saya ditanya Pak Jokowi mau jadi apa? Saya jawab TNI, sehingga Presiden Jokowi langsung memberikan jawaban untuk langsung daftarkan diri di Panglima TNI," kata Joni.

Sayangnya, kini ia justru gagal seleksi karena memiliki tinggi badan yang tidak memenuhi syarat.

"Jujur saya, perasaan sangat sedih. Saat saya sampaikan kepada keluarga terutama mama, mereka juga sangat sedih dan kecewa. Tapi mau bagaimana lagi," katanya lagi, dikutip dari Kompas.com.

Meski begitu, Joni tak berkecil hati.

Dia tetap akan lebih giat berolahraga sehingga saat seleksi penerimaan Bintara TNI AD tahun berikutnya bisa lulus.

Keinginannya pun sederhana, ingin membahagiakan ibunya dan keluarga, serta membanggakan ayahnya yang telah meninggal dunia beberapa waktu lalu.

"Cita-cita saya hanya satu, ingin menjadi anggota TNI, sehingga saya akan mencoba lagi," kata Joni, yang sedang dalam perjalanan pulang dari Kota Kupang menuju rumahnya di Atambua, ibu kota Kabupaten Belu.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved