Berita Tulungagung

LSM Peminta-Minta di Tulungagung Ternyata Dosen, Cari Sumbangan ke Desa-Desa Untuk Sewa Kantor

Pilihannya akhirnya mencari sumbangan ke desa-desa dan ke dinas-dinas. "Baru saja jalan sudah diberitakan seperti ini,” keluhnya.

Penulis: David Yohanes | Editor: Deddy Humana
surya/David Yohanes
Oknum LSM (kanan) yang dikeluhkan sejumlah kades dan perangkat desa di Tulungagung. 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Teka-teki mengenai seorang oknum LSM berlabel 'anti korupsi' yang meminta-minta sumbangan ke kepala desa (kades) di Tulungagung, akhirnya terungkap.

Oknum itu belakangan memang membuat resah para kades dan perangkat desa karena berkeliling memperkenalkan diri sebagai anggota LSM Jatim Corruption Watch (JCW) namun belakangan malah meminta sumbangan.

Oknum LSM yang dimaksud para kades itu terungkap bernama Mohammad Siddik. Siddik mengaku mendapat surat tugas dari JCW untuk memegang wilayah Tulungagung, Trenggalek, Kediri dan Blitar meski tidak dijelaskan apa bentuk penugasan dan bidangnya.

Siddik mengakui meminta sumbangan namun bukan untuk membuat resah para kades dan perangkat desa. “Saya mau kontrak untuk kantor di wilayah Ngantru, tetapi ternyata nilainya mahal,” ujar Siddik saat ditemui di Polres Tulungagung, Jumat (26/7/2024).

Menurutnya, rumah yang akan dikontrak untuk kantor ada di wilayah Kecamatan Ngantru. Harga yang ditawarkan pemiliknya adalah Rp 45 juta untuk 3 tahun. Siddik mengaku diminta untuk mencari solusi kendala dana untuk mengontrak kantor ini.

Pilihannya akhirnya mencari sumbangan ke desa-desa dan ke dinas-dinas. "Baru saja jalan sudah diberitakan seperti ini,” keluhnya.

Terkait daftar para kades dan perangkat desa yang memberi sumbangan, Siddik mengaku tidak semuanya benar-benar memberi sumbangan. Di antaranya ada yang sengaja ditulis sendiri oleh Siddik untuk memancing yang lain memberi sumbangan.

Siddik membantah pernah mengaku sebagai mantan pejabat di Pemprov Jawa Timur. Selain aktif di LSM JCW, Siddik juga mengaku sebagai seorang dosen di Sumenep. “Saya hanya Sekretaris Dinas di Sumenep. Tidak setinggi itu (pejabat di Pemprov),” katanya.

Sebelumnya sejumlah camat telah menginstruksikan para kades untuk tidak melayani pencari sumbangan. Sebab keberadaan mereka yang keliling dari desa ke desa ini dianggap meresahkan. Mereka meminta agar menghubungi kepolisian jika ada oknum mengaku dari LSM, namun ujung-ujungnya minta duit. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved