Berita Viral

Besaran Gaji Kevin Guru Honorer yang Dipecat di Tahun Ajaran Baru, Merasa Kerja Lebih Berat dari PNS

Seorang guru honorer di Jakarta bernama Kevin mendadak dipecat di tahun ajaran baru. Padahal cuma segini besaran gajinya.

Istimewa
ilustrasi guru honorer. Kevin Guru Honorer yang Dipecat di Tahun Ajaran Baru, Merasa Kerja Lebih Berat dari PNS. Segini besaran gajinya. 

SURYA.co.id - Curhatan seorang guru honorer di Jakarta bernama Kevin, ramai jadi sorotan dan memantik simpati publik.

Pasalnya, ia mendadak dipecat di tahun ajaran baru.

Padahal Kevin merasa selama ini sudah bekerja baik, bahkan lebih keras dari pada guru PNS.

Besaran gaji guru honorer seperti Kevin pun terbilang tak seberapa.

Gaji yang diterima guru honorer atau guru tidak tetap di DKI Jakarta masih terbilang rendah atau kecil.

Baca juga: Tangis Guru Honorer Dipecat di Hari Pertama Ajaran Baru, 13 Tahun Mengabdi Posisi Digeser Guru Baru

Melansir dari Kompas.com, Wakil Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta, Khoirudin mengatakan, gaji guru honorer di Jakarta hanya berkisar di angka Rp 1 juta hingga Rp 2 juta.

Besaran gaji guru honorer saat ini memang masih menjadi masalah yang tak kunjung usai.

Banyak pihak sudah menyuarakan agar gaji guru honorer bisa ditingkatkan.

Besaran upah guru KKI di DKI Jakarta berkisar Rp 4,6 juta. Sedangkan guru honorer murni, kurang dari Rp 2 juta.

Diberitakan, 107 guru honorer di Jakarta dipecat secara "halus" di tahun ajaran baru karena kebijakan "cleansing".

Pemutusan kontrak massal ini membuat para guru honorer tak bisa lagi mengajar.

Padahal, tupoksi mereka bisa dibilang lebih berat dibanding yang berstatus PNS.

Baca juga: Nasib Pak Apip Guru Honorer Cuma Dibayar Rp 300 Ribu Sampai Pensiun, Ogah Daftar CPNS Gegara Minder

Kevin (bukan nama sebenarnya), seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri di Jakarta, menumpahkan keluh kesahnya menjadi salah satu guru yang diputus kontrak secara sepihak.

Ia telah mengabdi selama 4,5 tahun, tugasnya ternyata lebih dari hanya mencerdaskan anak bangsa.

Ia kerap disuruh-suruh karena statusnya sebagai honorer.

"Tugas, pokok, dan fungsi (tupoksi) kami (sebagai) guru honorer, lebih-lebih (banyak)."

"Kalau lagi disuruh-suruh, ya saya sindir, ‘Babu nih’."

"Soalnya pekerjaannya lebih-lebih dari orang (guru berstatus) PNS," kata Kevin kepada Kompas.com, Kamis (18/7/2024). 

Nyatanya, tenaga pengajar yang berstatus PNS justru bermalas-malasan.

Beda halnya dengan guru honorer yang sigap bekerja ini dan itu.

"Yang (statusnya) PNS (malah) malas-malasan. Apalagi yang tua-tua, diam doang, duduk, WhatsApp, suruh kerjain. Kenyataannya kayak gitu,” lanjut Kevin.

Bukan maksud hati Kevin untuk merendahkan derajat guru berstatus lain.

Tetapi, ia menginginkan Pemprov DKI Jakarta membuka mata lebar-lebar dan melihat langsung realita yang ada.

Dengan adanya kebijakan tersebut, Kevin menilai Pemprov seolah memandang sebelah mata guru honorer.

"Jangan nanti (guru honorer) diibaratkan kayak sampah. Pengabdian kami lebih bagus dibandingkan (guru) PNS. Kalau disuruh, gerak cepat kami. Kalau ditanya kinerja, boleh diadu," ujar dia. 

Sebagai kepala rumah tangga yang menghidupi istri serta anaknya, Kevin kini hanya berdiam diri di rumah usai dipecat secara sepihak akibat kebijakan tersebut.

Kebijakan cleansing sangat berdampak bagi kehidupannya.

Ilustrasi guru honorer
Ilustrasi guru honorer (CANVA)

Kevin kehilangan sumber pendapatan untuk menghidupi keluarga.

"Ya pasti (dampaknya sangat besar). Saya kepala keluarga lho, saya punya anak dan istri. Kalau saya diam begini sambil cari pekerjaan, terus istri minta uang bulanan, saya harus jawab apa?" kata Kevin.

Kevin mengaku, namanya sudah tercatat dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik).

Kevin juga mengaku memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK). 

Namun, karena pada Desember 2023 tengah dilakukan pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Suku Dinas (Sudin) Pendidikan Jakarta Selatan, urusan Dapodik milik Kevin akhirnya terbengkalai.

Selain Kevin, guru bernama Dono (bukan nama sebenarnya) juga dipecat.

Tangis guru honorer bernama Dono (nama samaran), pecah ketika menerima pengumuman bahwa dirinya dipecat dari sekolah tempatnya mengajar. 

Apalagi, pemecatan itu dilakukan di hari pertama tahun ajaran baru.

Dono sudah tiga tahun mengabdi di sebuah sekolah dasar negeri (SDN) di Jakarta Utara. 

Kini, pengabdiannya berakhir pada Senin (8/7/2024), karena adanya kebijakan claening guru honorer.

Padahal, Dono sudah menjadi pengajar selama 13 tahun.

“(Sudah) tiga tahun (mengajar di SDN). Kalau di sekolah lama (swasta) itu sudah 10 tahun. Dari 2012 sampai 2022,” ujar Dono saat ditemui di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (17/7/2024).

Menurut dia, kepala sekolah tempat Dono mengajar juga tidak mengetahui rencana pemecatan itu.

Pada Jumat (5/7/2024), sekolahnya masih mengadakan kegiatan pra Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

Dono juga masih mengikuti rapat bersama wali murid untuk membahas kegiatan pembelajaran di hari pertama masuk sekolah.

Ilustrasi guru honorer
Ilustrasi guru honorer (Ist)

“Tidak ada surat dari dinas atau dari mana pun bahwa ada planning pembersihan (guru) honorer,” imbuhnya.

Kemudian, pada Senin (8/7/2024), sekolah Dono kedatangan satu guru perempuan.

Guru tersebut diketahui berstatus kontrak kerja individu (KKI).

Pria berumur 39 tahun ini pun mengantarkan guru perempuan ini ke ruang kepala sekolah dan meninggalkan lokasi untuk mengikuti upacara.

“Selesai upacara, saya dan teman saya yang perempuan guru agama juga, itu dipanggil di ruang kepala sekolah. Disampaikan, 'mohon maaf bapak, ibu',” kata Dono mengulang kejadian Senin itu, dikutip dari Tribun Jateng.

Ternyata, guru itulah yang menggantikan posisi Dono.

Meski berstatus sebagai guru honorer, Dono sudah memiliki Data Pokok Pendidikan (Dapodik)-nya dan Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK).

Sayangnya, ia tidak lolos tes seleksi untuk mendaftar KKI.

“Sudah coba (daftar KKI) bulan Desember kemarin, tapi enggak lulus. Ternyata, menurut informasi, itu tes hanya formalitas saja,” lanjut Dono.

Saat ini, Dono tengah sibuk mencari lowongan mengajar di sekolah sembari menjadi pembina ekskul belajar tulis Alquran di sekolah tempatnya mengabdi.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved