Berita Viral

Nasib Pak Apip Guru Honorer Cuma Dibayar Rp 300 Ribu Sampai Pensiun, Ogah Daftar CPNS Gegara Minder

Nasib seorang guru honorer bernama Apipudin atau Pak Apip ramai memantik simpati dari publik. Tak pernah daftar CPNS sampai pensiun.

Kompas.com
Pak Apip, Guru Honorer Cuma Dibayar Rp 300 Ribu Sampai Pensiun. Ogah Daftar CPNS Gegara Minder. 

SURYA.co.id - Nasib seorang guru honorer bernama Apipudin atau Pak Apip ramai memantik simpati dari publik.

Pak Apip rela jadi guru honorer hingga pensiun, meski cuma digaji Rp 300 ribu per bulan.

Ia selama 19 tahun mengabdi tak pernah daftar CPNS ataupun PPPK gara-gara minder.

Apipudin, seorang guru honorer, kini telah memutuskan untuk pensiun dari pengabdiannya sebagai pendidik di sekolah dasar.

Dikenal akrab dengan sapaan Pak Apip, ia tinggal di Kampung Nyenang RT 4 RW 1, Desa Kalaparea, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Baca juga: Kisah Guru Honorer Nyambi Mengarit Rumput Demi Nafkahi Keluarga, Kini Senang Anak Bisa Kuliah di UGM

Pria berusia 67 tahun ini memulai kariernya di SDN Anggarudin pada 2005 dan memutuskan pensiun pada pertengahan 2024 karena alasan kesehatan.

“Saya pensiun karena keinginan saya sendiri. Sekarang di rumah saja karena tidak bisa berjalan tanpa bantuan. Kaki sudah lemas,” kata Apip saat ditemui awak media di rumahnya pada Selasa (16/7/2024) sore, seperti dikutip dari Kompas.com.

Bapak dari lima anak ini awalnya menerima gaji hanya Rp 300.000 per bulan.

Namun, seiring berjalannya waktu, penghasilannya meningkat meskipun tetap relatif kecil. Beberapa bulan sebelum pensiun, gajinya mencapai Rp 1,2 juta per bulan.

Meskipun penghasilan tidak besar, Apip tetap menyisihkan uangnya untuk merenovasi rumah.

“Dari uang hasil mengajar dikumpulkan untuk membangun rumah. Ada juga tambahan dari pinjaman,” ujar Pak Apip.

Selama 19 tahun menjadi guru, Apip tidak pernah mendaftar atau mengikuti tes seleksi CPNS dan PPPK.

Bukan tanpa alasan, Apip merasa minder karena hanya lulusan SMA sederajat, sementara banyak orang lain yang memiliki gelar sarjana.

Baca juga: Nasib Guru Honorer 20 Tahun Mengabdi Belum Diangkat Jadi PPPK, Kini Jualan Kerupuk demi Tambah Uang

“Belum pernah ikut seleksi CPNS dan PPPK karena minder dengan lulusan yang cuma SMA, sedangkan orang lain sarjana. Kalau keinginan mah ada, ingin jadi pegawai negeri,” ungkap Apip.

Kini, Pak Apip menghabiskan masa tuanya bersama sang istri di rumahnya.

Empat dari lima anaknya sudah berkeluarga, sementara putra bungsunya belum menikah.

Selain itu, ada juga sosok Sudarmono yang sudah 20 tahun mengabdi sebagai guru honorer di Tasikmalaya, Jawa Barat.

Tujuan utama Sudarmono hanya satu, ingin dengan andil dalam mencerdaskan bangsa Indonesia.

Kendati begitu, Sudarmono tak menampik bahwa pendapatan sebagai guru honorer tidak seberapa.

Guru honorer asal Tasikmalaya, Jawa Barat Sudarmono saat rapat demgar pendapat demgan Komisi X DPR
Guru honorer asal Tasikmalaya, Jawa Barat Sudarmono saat rapat demgar pendapat demgan Komisi X DPR (Kolase Youtube Tv Parlemen)

Bahkan, demi menambah pundi-pundi rupiah, Sudarmono sampai harus mencari kerja sampingan. 

"Diantara kami guru untuk mencukupi kebutuhannya sangat prihatin," kata Sudarmono dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi X DPR, beberapa waktu lalu.

Sudarmono harus berjualan kerupuk sebelum berangkat ke sekolah.

"Saya pribadi jam 04.30 WIB mempersiapkan dagang kerupuk. Berkeliling, honor kami sangat kecil. Untuk memenuhi pendidikan putra putri kami. Sangat sedih kalau diceritakan," ujarnya.

Baca juga: Nasib Pilu 24 Ribu Guru Honorer Terima Gaji Hanya Rp 250 Ribu per Bulan, Kini Terancam Dipecat

Sudarmono berharap bisa ada kehidupan yang baik untuknya dan guru-guru melalui pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Selain diangkat menjadi PPPK, Sudarmono juga ingin tidak ada pergeseran posisi guru-guru yang masih berstatus honorer dengan guru PPPK yang baru saja datang ke sekolah.

"Kami linier bahasa inggris kami digeser sementara, tiga tahun mengabdi melamar dengan Sosiologi, mengeser kami yang Bahasa Inggris. Mohon kiranya semua ini bisa diperhatikan," ungkapnya.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved