BI Jatim dan DPMPTSP Dorong Akselerasi Investasi Berkelanjutan di East Java Investment Dialogue 2024

SURYA.co.id | SURABAYA - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur (BI Jatim) berkolaborasi dengan Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Timur menyelenggarakan 'East Java Investment Dialogue (EJID) 2024' dengan tagline 'Boosting Up Growth, Driving Sustainability', Rabu (17/7/2024).

Acara tersebut merupakan wujud sinergi bersama untuk mengakselerasi kinerja investasi di Jatim yang berkelanjutan, sekaligus sebagai rangkaian dari 'East Java Investment Forum (EJIF) 2024' yang akan diselenggarakan pada Oktober mendatang.

“Solidnya kinerja perekonomian Jatim sejalan dengan realisasi penanaman modal di Jawa Timur yang merupakan tertinggi ketiga di Indonesia. Dalam rangka menciptakan iklim investasi yang lebih efisien dan kondusif, Pemprov Jatim juga telah membentuk East Java Investment Hub", kata Adhy Karyono, Pj Gubernur Jatim.

Kepala BI Jatim, Erwin Gunawan Hutapea, menambahkan bahwa investasi merupakan salah satu penopang utama perekonomian Jatim.

"Sehingga kegiatan EJID diharapkan dapat berkontribusi dalam mendukung resiliensi ekonomi Jatim, khususnya melalui akselerasi investasi yang berkelanjutan," jelas Erwin.

Dihadiri lebih dari 200 undangan, termasuk 13 investor luar negeri (Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, India, Australia, Singapura, Belanda, Italia, Jerman, Bangladesh), EJID 2024 membahas berbagai peluang investasi strategis di Jawa Timur bersama Kementerian Investasi/BKPM dan project owners proyek unggulan, one to many meeting dan one-on-one meeting.

Terdapat 13 proyek Investment Project Ready to Offer (IPRO) yang ditawarkan, terdiri dari kawasan industri, kawasan ekonomi khusus, infrastruktur, energi, manufaktur, serta pariwisata dengan nilai total potensi investasi hingga lebih dari Rp 40 triliun.

EJID juga sukses memfasilitasi 30 one-on-one meeting pada 13 proyek yang ditawarkan.

Adhy menilai East Java Investment Dialogue 2024 menjadi bukti komitmen pemerintah dan berbagai pihak dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Jatim membuka peluang investasi, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Ini adalah kesempatan bagi kita untuk mendiskusikan dan memasarkan proyek-proyek yang bisa kita tawarkan kepada investor. Menjadi platform penting untuk mempertemukan para investor, terutama investor asing, dengan berbagai proyek potensial di Jatim," jelas Adhy.

Dia juga menekankan, bahwa acara ini hanyalah permulaan dari rangkaian kegiatan yang puncaknya pada investment forum di bulan Oktober mendatang. "Hari ini saja ada empat forum yang berkaitan dengan bisnis investasi.

"Kami memastikan bahwa investasi di Jatim memiliki peluang yang sangat bagus, dengan layanan yang sangat baik," tambahnya.

Pertumbuhan ekonomi Jatim saat ini mencapai 4,8 persen dan Adhy menyebut, kemungkinan akan naik, dengan kondisi inflasi terjaga dengan baik, dan investasi naik 25 persen di semester pertama tahun2024 ini.

Indikator-indikator lain seperti penurunan angka kemiskinan dan peningkatan kunjungan wisata turut memberikan kontribusi positif bagi perkembangan Jatim.

"Dengan banyaknya proyek infrastruktur dan destinasi wisata yang akan distandarisasi internasional, seperti Geopark Bromo, kami yakin ekonomi Jawa Timur akan terus tumbuh dan berkembang lebih baik lagi di tahun-tahun mendatang," pungkas Adhy.