Berita Lumajang
Upacara Tawur Panca Wali Krama 2024 di Pura Mandhara Giri Semeru Agung Lumajang Berlangsung Khidmat
Umat Hindu berkumpul dengan khidmat di Pura Mandhara Giri Semeru Agung Lumajang untuk melakukan upacara Tawur Panca Wali Krama 2024
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | LUMAJANG - Umat Hindu dari berbagai daerah di tanah air berkumpul dengan khidmat di Pura Mandhara Giri Semeru Agung Lumajang untuk melakukan upacara Tawur Panca Wali Krama 2024, Kamis (18/7/2024).
Tokoh Agama Hindu, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace), menjelaskan upacara Tawur Agung Panca Wali Krama merupakan aktivitas sakral yang digelar setiap 10 tahun sekali.
"Sebagai wujud terima kasih kepada Tuhan yang Maha Esa yang memberi rahmat kepada kita semua, sehingga kita bisa melaksanakan Tawur Panca Wali Krama," ujar Cok Ace ketika dikonfirmasi.
Cok Ace itu menjelaskan umat Hindu telah melakukan tiga rangkaian ibadah upacara pada setiap jenjang waktu berbeda.
Pertama, pada upacara yang digelar setahun sekali terdapat sarana menggunakan kerbau berjumlah 1 ekor.
Kedua, pada upacara yang digelar 5 tahun sekali menggunakan sarana kerbau berjumlah 3 ekor.
"Lalu yang kita gelar kali ini setiap 10 tahun sekali yang rangkaiannya sampai 4 Agustus mendatang, menggunakan sarana kerbau berjumlah 13 (ekor)," kata Cok Ace.
Cok Ace menambahkan tingkatan rangkaian upacara keagamaan Hindu Bali ada pula yang digelar selama 100 tahun sekali.
"Mungkin anak cucu kita yang bisa melaksanakan upacara tersebut," sebutnya.
Kata Cok Oce, wilayah Lumajang punya filosofi yang melekat bagi kebudayaan spiritual masyarakat Hindu Bali.
Kedekatan spiritual tersebut berhungan dengan sebuah gunung tertinggi di Pulau Jawa.
"Sesungguhnya hubungan antara Hindu Bali dan Gunung Semeru punya kedekatan yang luar biasa," paparnya.
Selain Gunung Semeru, Pura Mandhara Giri Semeru Agung, sejarah pembuatan topeng tari tradisional yang sakral dari lereng Gunung Semeru tertuang dalam prasasti kuno kebudayaan masyarakat Hindu Bali.
"Salah satu topeng yang kami sakralkan tertulis dalam prasasti kuno di Bali pada abad ke-9. Disebutkan seorang seniman di lereng Gunung Semeru namanya Ki Lampor membuat topeng bernama dedari," jelas mantan Wakil Gubernur Provinsi Bali tersebut.
Bahan pembuatan topeng yang mengkiaskan sesosok bidadari dari surga itu terbuat dari kayu yang banyak tumbuh di lereng Gunung Semeru.
Hindu
Tawur Panca Wali Krama
Pura Mandhara Giri Semeru Agung
Gunung Semeru
Lumajang
SURYA.co.id
Erwin Wicaksono
Selama 2024, Satlantas Polres Lumajang Sebut Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas Menurun |
![]() |
---|
Pemkab Lumajang Gaet Belasan Penghargaan Selama 2024, Pj Bupati Indah Wahyuni: Bukan Karena Saya |
![]() |
---|
Temuan 7.199 Rokok Ilegal di Lumajang Akan Dimusnahkan Bea Cukai Probolinggo |
![]() |
---|
Produk Petani Pisang di Lumajang Diminati Perusahaan Besar, Kini Rutin Pasok Pasar Nasional |
![]() |
---|
Produk Petani Pisang di Lumajang Pasok Pasar Nasional, Diminati Perusahaan Besar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.