Berita Viral

Hukuman Suwardi Sopir Ambulans yang Tega Turunkan Jenazah di Jalan, Sang Oknum Pasrah, Siap Dipecat

Setelah kasusnya sopir ambulans turunkan jenazah di jalan viral, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat akhirnya turun tangan mengatasinya.  

Editor: Musahadah
kolase kompas TV/tribun pontianak
Suwardi, sopir ambulans yang tega menurunkan jenazah bayi karena keluarga tak bau bayar ongkos tambahan. 

"Kata sopirnya, minta duit 600 ribu untuk beli minyak. Aku jawab ndak punya duit dan sudah kami bayar di kasir. Kata sopir ndak bisa gitu. Itu urusan saya, kasir ndak ada urusan," ungkap Ojong.

Pihak keluarga merasa sakit hati dengan ucapan sopir tersebut. Lalu memutuskan keluar dari mobil ambulans.

Sementara jenazah bayi laki-laki tersebut digendong oleh neneknya.

"Hati saya sakit. Kami masih sadar (tidak berbuat anarkis) Saya ndak terima. Cucu meninggal," kata Ojong.

Cukup lama mobil ambulans berhenti di area SPBU. Sementara jenazah bayi sudah digendong keluar oleh neneknya.

Suasana cukup tegang. Pihak keluarga tak terima dengan perlakuan oknum sopir tersebut.

Ojong pun tak kuasa menahan tangis karena diperlakukan tak masuk akal.

Setelah lebih dari satu jam, jenazah bayi tersebut akhirnya dibawa ke rumah duka menggunakan mobil penumpang dan tiba di Nanga Mau sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.

"Kami selaku masyarakat tidak terima seperti ini. Cara seperti ini menindas rakyat. Betul betul Kami tidak terima. Jangan sampai terjadi seperti ini. Tolong kasian masyarakat lain," ujar Ojong sesenggukan.

Penjelasan Rumah Sakit

Direktur RSUD Ade M Djoen Sintang, Ridwan Hasiholan Pane menyayangkan ada oknum sopir ambulans yang meminta uang selisih harga BBM kepada keluarga pasien.

Seharusnya, jika keluarga pasien sudah membayar biaya di kasir rumah sakit dengan harga sesuai dalam Perbup, maka sopir tidak diperkenankan meminta biaya tambahan dalam bentuk apapun.

"Memang benar itu ambulans kami. Dan kami memastikan bahwa pelayanan kemarin sudah sesuai dengan SOP. Pembayaran sudah lewat kasir sesuai Perbup. Namun kemudian oleh oknum sopir kami ada rencananya menarik (biaya tambahan) karena pada akhirnya tidak terjadi, karena baru direncanakan. Sebesar 400 ribu," ungkap Ridwan, Selasa (16/7/2024).

Alasan Suwardi meminta biaya kepada keluarga pasien karena ada selisih harga BBM yang digunakan mobil ambulans dengan Perbup.

"Ketika kami klarifikasi, kenapa dijawab karena memang selisih harga BBM dexlite sementara di Perbup masih menggunakan pertalite, sehingga ada selisih bayar. Hal ini tidak kami perkenankan," jelas Ridwan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved