Berita Viral

Bikin Sedih Atlet Senam Artistik di Depok Tak Lolos PPDB Alasannya Cabornya Tak Masuk Prioritas

Cabang olahraga (cabor) anak saya bukan olahraga yang diprioritaskan (sekolah) dan tidak berjenjang katanya di sana

Penulis: Wiwit Purwanto | Editor: Wiwit Purwanto
kompas.com
Kartika (41), orangtua murid SD di Depok yang anaknya gagal lolos PPDB jalur prestasi non-akademik, Kelapa Dua, Kota Depok, Jumat (28/6/2024) 

SURYA.CO.ID -  Kecewa dan sedih dialami Cayla (12), siswi SD di Depok yang berprestasi dalam senam artistik tingkat provinsi. Ia gagal masuk SMP negeri karena cabang olahraganya disebut bukan prioritas.

"Cabang olahraga (cabor) anak saya bukan olahraga yang diprioritaskan (sekolah) dan tidak berjenjang katanya di sana, jadi (pihak sekolah) terimanya yang berjenjang saja di Kota Depok," kata Kartika (41), ibu Cayla, melansir Kompas.com, Jumat (28/6/2024).

Menurutnya komentar  tersebut disampaikan langsung oleh seorang perwakilan SMP Negeri 3, tempat sekolah yang dituju anaknya.

Ia datang pada hari pengumuman final yaitu Rabu (12/6/2024).

"Saya coba datang ke sana (sekolah yang bersangkutan), apakah dibutuhkan tes lebih lanjut atau boleh tahu enggak apa yang dinilai (dari PPDB prestasi non akademik) itu dari segi apanya," papar Kartika.

Penjelasan pihak sekolah terkait alasan penolakan Cayla di SMPN 3 Depok justru membuat Kartika heran tak percaya.

Baca juga: Orang Tua Siswa yang Gagal Daftar PPDB 2024 SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung Siapkan Gugatan

Terlebih, kata Kartika, saat pengarahan sebelum uji kompetensi, panitia menyebutkan yang menjadi tolok ukur penerimaan adalah skor sertifikat.

Baca juga: Azimut Pendaftar di PPDB SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung Berubah, Ini Penjelasan Panitia

"Soalnya pas lagi pengarahan uji kompetensi tuh acuan utamanya adalah skor sertifikat, kalau uji kompetensi dilaksanakan hanya untuk melihat langsung kemampuan sang anak tapi ternyata begini, zonk," ujar Kartika.

Diketahui, skor masing-masing sertifikat memiliki nilai skor yang berbeda tergantung pada tingkatan kejuaraannya.

 "(Pas dilihat), saingan-saingannya anak saya tuh skor sertifikatnya enggak setinggi anak saya, kalau anak saya tuh 21 (skornya)," tukas Kartika.

Namun saat melihat hasil akhir penerimaan, skor akhir Cayla adalah 91 dan berada di peringkat 12 dari jatah kuota penerimaan sebanyak 11 orang.

"Skor akhir anak saya 91, jadi skor sertifikatnya 21, lalu uji kompetensinya dinilai 70. Di atasnya (peringkat dia) ya nilainya 97, 98, ya itu yang skor sertifikatnya cuma 2, tapi uji kompetensinya 90-an," jelas Kartika.

Melihat kejadian yang menimpa anaknya, Kartika mengaku kecewa dengan panitia dan pemerintah.

Apa yang dilakukan Cayla selama ini  seolah percuma setelah membawa kemenangan atas nama Depok ke Kejuaraan Daerah (Kejurda) hingga akan mengikuti babak kualifikasi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) tahun depan.

"Kok bisa ada satu Cabor yg diprioritaskan, ada yang enggak, gitu sih kecewanya di situ," tutur Kartika.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved