Berita Jember

Baru 4 Desa Serius Berkembang Menjadi Desa Wisata di Jember, Disparbud Ungkapkan Faktor SDM

Ia mengungkapkan, minimnya pengembangan desa wisata di Jember karena Sumber Daya Manusia (SDM) di masing-masing daerah tidak sama.

Penulis: Imam Nahwawi | Editor: Deddy Humana
surya/imam nahwawi (imamnahwawi)
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jember, Bambang Rudiyanto. 

SURYA.CO.ID, JEMBER - Berbeda dengan tetangganya, Banyuwangi yang sudah gencar memajukan desa-desa sebagai destinasi wisata, jumlah desa wisata di Kabupaten Jember termasuk masih minim.

Padahal Pemkab Jember telah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) penetapan 52 desa wisata, namun baru 4 desa yang dapat dikatakan serius mengembangkan pariwisatanya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jember, Bambang Rudiyanto mengatakan baru empat desa yang serius mengembangkan pariwisatanya itu. Yaitu Desa/Kecamatan Arjasa, Desa Klungkung di Kecamatan Sukorambi, Desa Sidomulyo di Kecamatan Silo dan Desa Sugerkudul di Kecamatan Jelbuk.

"Keempat desa tersebut yang masuk 500 besar Desa Wisata dari 82.000 desa wisata di Indonesia," kata Bambang, Senin (1/6/2024).

Menurutnya, Desa Kelungkung masuk nominasi 500 besar Desa Wisata, karena memiliki seni tari tradisional Sandurelang yang merupakan tarian kuno bagi warga di lereng Gunung Argopuro. "Itu budaya dari leluhur kita dan menjadi khazanah kekayaan budaya di sana sekaligus warisan daerah lereng Gunung Argopuro," jelas Bambang.

Sementara untuk Desa Sidomulyo di Kecamatan Silo, memiliki banyak wisata budaya pertanian, kuliner, dan pengembangan pariwisata alamnya juga bagus.

"Sementara Desa Arjasa, mereka memiliki wisata cagar budaya dan situs peninggalan kuno, seperti situs Biting dan sebagainya yang ada sejak zaman megalitikum," imbuhnya.

Sementara Desa Sugerkudul di Kecamatan Jelbuk, adalah debutan pengembangan pariwisata lokal dengan memunculkan kerajinan pandai besi yang diwariskan secara turun temurun.

"Dan di situ sepanjang tahun ada buah durian, dan dibranding menjadi wisata durian Nusantara dan masuk 4 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia," ungkapnya.

Ia mengungkapkan, minimnya pengembangan desa wisata di Jember karena Sumber Daya Manusia (SDM) di masing-masing daerah tidak sama.

"Pengembangan desa wisata memerlukan peran seluruh komponen terutama kesadaran masyarakat di situ. Seperti masyarakat sekitarnya, karang tarunanya, pemudanya dan harus bersinergi dengan Bumdes dan pemerintah desa. Jadi ini bukan hal yang mudah," ucapnya.

Sebenarnya setiap desa memiliki potensi wisata, baik pariwisata alam, religi, edukasi maupun kuliner. Namun masyarakat setempat belum tentu tajam membaca potensi desanya.

"Potensi yang harus dimunculkan adalah keunikannya, dan tidak harus sama antara desa satu dengan yang lain, harus ada pembeda. Sehingga kekhasan dari masing-masing desa bisa saling terintegrasi nantinya," ulasnya. ****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved