Berita Tulungagung

Jembatan Gantung Kendalbulur Kondisinya Compang-Camping, PUPR Tulungagung Tak Akui Aset Pemkab

Jembatan gantung di Desa Kendalbulur, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung, kondisinya compang-camping dan tidak layak untuk dilewati.

Penulis: David Yohanes | Editor: irwan sy
david yohanes/surya.co.id
Seorang warga melintas di atas jembatan gantung di Desa Kendalbulur, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung. Jembatan ini kondisinya compang-camping, padahal menjadi akses penting mobilitas warga setempat. 

SURYA.co.id | TULUNGAGUNG - Jembatan gantung di Desa Kendalbulur, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung, kondisinya compang-camping dan tidak layak untuk dilewati.

Lantai jembatan yang terbuat dari papan banyak yang berlubang, ujung papan juga banyak yang lapuk, dan saat ada motor yang melintas, jembatan goyang ke kanan dan ke kiri.

Padahal, jembatan tersebut menjadi akses penting warga lantaran menghubungkan permukiman di barat dan timur sungai.

Kepala Desa Kendalbulur, Anang Mustofa, mengatakan status jembatan gantung itu tidak punya kepastian.

Anang mengaku sudah mendatangi Dinas PUPR Tulungagung untuk minta perbaikan.

Namun, ungkap Anang, Dinas PUPR mengatakan jembatan ini bukan aset Pemkab karena belum ada serah terima dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).

“Dinas PUPR mengaku belum ada dokumen penyerahan dari BBWS. Jadi mereka menilai jembatan ini aset BBWS,” jelas Anang.

Sementara dari BBWS, Anang mendapat penjelasan jembatan itu sudah diserahkan ke Dinas PUPR Tulungagung.

Karena kedua pihak ini tidak mengakui asetnya, Jembatan Gantung Kendalbulur dipelihara secara mandiri oleh Pemerintah Desa Kendalbulur.

Setiap tahun Anang mengaku menyiapkan 2 pohon untuk ditebang dan dibuat papan sebagai pengganti lantai jembatan.

“Kemarin waktu Desa Kendalbulur mewakili lomba tingkat Jatim, ada bantuan (perbaikan jembatan). Tapi sebelumnya tidak pernah, selalu kami yang memperbaiki,” ungkap Anang.

Jembatan ini menghubungkan sekitar 38 rumah di Dusun Genting di barat sungai, dengan wilayah utama Desa Kendalbulur di timur sungai.

Selain itu jembatan ini menjadi akses ke desa lain, seperti Desa Tawing Kecamatan Gondang dan Gesikan di Kecamatan Pakel.

Wilayah di barat sungai juga salah satu wilayah ikonik Tulungagung karena menjadi Kampung Tembakau.

“Varietas (tembakau) Gagang Sidi Rejeb awalnya ada di wilayah ini. Ironisnya aksesnya jembatan gantung yang tidak layak,” tegasnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved