Hari Raya Idul Adha 2024

Rezeki Nomplok, Suparno 15 Tahun Jadi JULEHA, Sehari Bisa 4 Kali Tempat Pemotongan Hewan Kurban

Baginya momen lebaran haji atau Idul Adha menjadi rezeki nomplok karena banyak yang meminta untuk menyembelih hewan kurban

Penulis: Wiwit Purwanto | Editor: Wiwit Purwanto
surya/pramita kusumaningrum (pramita)
ilustrasi hewan kurban 

 

SURYA.CO.ID – Seorang jagal sapi bernama Suparno sudah 15 tahun menggeluti profesi sebagai juru sembelih halal.

Sejumlah hewan kurban jenis sapi, kamping, dan domba pernah dia jagal.

Baginya momen lebaran haji atau Idul Adha menjadi rezeki nomplok karena banyak yang meminta untuk menyembelih hewan kurban

Saat Hari Raya Idul Adha dalam satu hari saja pria asal Kampung Gabus Kabupaten Bekasi ini melayani empat kali tempat pemotongan hewan kurban.

Bermodal pisau tajam, Suparno sudah paham betul bagian leher hewan yang harus dipotong.

Salah-salah hewan kurban bisa tersiksa karena bagian yang dijagal tidak sesuai syariat Islam.

"Jadi ada ilmunya ini apalagi juru sembelih halal (Juleha)," kata Suparno kepada Tribun, Selasa (18/6/2024).

Sehari-hari pria berbadan besar ini menjadi juru sembelih profesional di rumah pemotongan hewan (RPH) untuk memenuhi permintaan pedagang pasar.

Baca juga: Hukum Menjual Daging Kurban Idul Adha

Dia juga kerap diminta memotong kambing di rumah akikah.

Harga setiap pemotongan tidak dipatok, seikhlas pihak yang berkurban.

"Tidak ada harga yang dipatok tapi kalau boleh sebut angka Rp 150 ribu sampai Rp 500 ribu," paparnya.

Menurutnya, untuk menjadi tukang jagal yang dibutuhkan keberanian, kejujuran, kekuatan mental agar dapat menyelesaikan tugas.

Baca juga: Olah Limbah Rumen Hewan Kurban, Pupuk Cair Buatan Gapoktan di Trenggalek Diminati Pengusaha Sawit

Tidak semua orang mampu melakukan tradisi penyembelihan hewan kurban ini.

Perlu persiapan jauh-jauh hari sebelum hari pemotongan kurban termasuk mental dan fisik.


"Kalau fisiknya tidak, ya tidak mampu," ucapnya.

Tidak semua juru sembelih bisa menjamin kehalalan sembelihannya, sebab yang banyak dicari yang sudah mempunyai sertifikasi Juleha.

Pemotongan leher dengan pisau tajam untuk kematian instan tanpa rasa sakit berlebihan.

Hal ini penting untuk memenuhi standar halal dalam produksi daging untuk konsumsi umat Muslim.

Pembersihan Diri

Direktur KSKK Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI HM Sidik Sisdiyanto munuturkan kurban dalam Islam merupakan salah satu bentuk ibadah yang memiliki kedalaman spiritual dan sosial yang tinggi.

Praktik ini dilakukan dengan menyembelih hewan ternak pada Hari Raya Idul Adha dan hari-hari Tasyrik, sebagai manifestasi ketaatan dan kepatuhan.

Sejarah kurban berakar dari kisah Nabi Ibrahim AS yang diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih putranya, Ismail AS.

Namun kemudian Allah SWT menggantikannya dengan seekor domba sebagai bentuk pengujian terhadap keimanan dan ketaatan.

Tujuan utama dari kurban adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, meneladani ketaatan Nabi Ibrahim AS, serta memperkuat solidaritas sosial di antara umat Islam.

"Daging hewan kurban dibagikan kepada keluarga, tetangga, dan terutama kepada fakir miskin, sehingga kurban menjadi sarana untuk mengurangi kesenjangan sosial dan menumbuhkan rasa kebersamaan dan kepedulian sosial," jelas Sidik.

Secara keseluruhan, kurban dalam Islam bukan hanya sekadar ritual penyembelihan hewan, melainkan sebuah ibadah yang kaya akan nilai-nilai spiritual dan sosial.

Praktik ini mengajarkan umat Islam untuk senantiasa bersyukur, "menyembelih ego", berkorban demi kepentingan yang lebih besar, dan selalu mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.

Kurban memiliki nilai spiritualitas yang perlu dipahami dan diimplementasikan oleh setiap orang yang beriman.

 

 

 

 

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved