Haji 2024

Jemaah Haji Indonesia 2024 Diimbau Patuhi Waktu untuk Melempar Jumrah

Setelah mabit di Muzdalifah, jemaah haji 2024 diberangkatkan ke Mina untuk menunaikan wajib haji, yaitu melempar jumrah.

Penulis: M Taufik | Editor: irwan sy
m taufik/surya.co.id
Suasana jemaah haji 2024 saat akan melakukan lontar jumrah, Minggu (16/6/2024) 

“Hukum melempar jumrah adalah wajib. Bila seseorang tidak melaksanakannya dikenakan dam atau fidyah. Bagi jemaah yang berhalangan, melempar jumrah dapat dibadalkan oleh orang lain,” terang dia.

Melempar jumrah harus sesuai dengan urutan yang benar, yaitu mulai jumrah Ula, Wustha dan Aqabah.

lempar jumrah dilakukan satu per satu kerikil.

Melontar dengan tujuh kerikil sekaligus dihitung satu lontaran.

Pastikan kerikil mengenai marma dan masuk lubang.

Ia menjelaskan jemaah haji yang mengalami uzur syar’i diperbolehkan mengakhirkan lempar jumrah.

Caranya, jemaah melempar jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah secara sempurna sebagai pengganti lontaran hari pertama.

“Setelah itu, jemaah mengulang kembali lempar jumrah Ula, Wustha dan Aqabah secara berurutan sebagai qadha hari kedua. Bagi jemaah Nafar Tsani, dapat menuntaskan lontaran hari terakhir,” jelas dia.

Bagi jemaah yang berhalangan, melempar jumrah dapat dibadalkan oleh orang lain dengan salah satu cara yaitu pertama: orang yang mewakilkan orang lain melontar jumrah, agar terlebih dulu melontar untuk dirinya sendiri sampai sempurna masing-masing tujuh kali lontaran, mulai dari jumrah Ula, Wustha dan Aqabah.

“Kemudian orang tersebut kembali melontar untuk yang diwakilinya mulai dari jumrah Ula, Wustha, dan Aqobah, dan jumrah Aqabah,” tuturnya.

Cara yang kedua, orang yang mewakilkan orang lain melempar jumrah Ula terlebih dulu untuk dirinya sendiri sampai sempurna masing-masing tujuh kali lontaran.

Kemudian melontar lagi tujuh kali lontaran untuk yang diwakili tanpa harus terlebih dulu menyelesaikan jumrah Wustha dan jumrah Aqabah.

“Demikian seterusnya untuk tindakan yang sama di jumrah Wustha dan jumrah Aqabah,” kata Widi.

Selama di Mina, ia berpesan, jemaah untuk fokus melakukan aktivitas ibadah dengan cara memperbanyak zikir, mengingat dan mendekat kepada Allah, mengagungkan asma Allah, baik dengan bertakbir, membaca Alquran, membaca kalimat tauhid, dan wirid-wirid lainnya.

“Selingi zikir dengan berdoa kepada Allah, karena Mina termasuk tempat mustajab. Langitkan doa-doa dan harapan terbaik bagi pribadi, keluarga dan untuk bangsa kita tercinta,” pesannya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved