Berita Blitar

Warung Mak Ti di Desa Jatinom Blitar, Surganya Penggemar Masakan Khas Desa

Warung Mak Ti memang berbeda dengan warung kebanyakan, semua masakan diolah secara tradisional, yaitu di tungku dengan bahan bakar kayu.

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Samsul Hadi
Mak Ti sedang memasukkan sayur lodeh ke plastik untuk pembeli di warungnya, di Desa Jatinom, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Jatim, Selasa (21/5/2024). 

Warung Mak Ti memang berbeda dengan warung kebanyakan. Semua masakan di Warung Mak Ti diolah secara tradisional, yaitu di tungku dengan bahan bakar kayu.

Sampai sekarang, Mak Ti masih mempertahankan memasak di tungku menggunakan bahan bakar kayu.

Menurut Mak Ti, masakan yang diolah dengan kayu bakar lebih matang sempurna dan lebih sedap.

"Masakan yang diolah dengan kayu bakar lebih sedap," ujarnya.

Cara penyajian di Warung Mak Ti juga berbeda dengan warung lain. Sejak lama, Warung Mak Ti sudah menerapkan penyajian prasmanan.

Pelanggan bisa mengambil sendiri nasi, sayur dan lauk sepuasnya. Harganya juga terbilang murah. Satu porsi plus minum hanya Rp 15.000.

"Satu porsi makanan dan minuman hanya Rp 15.000. Pelanggan ambil sendiri sepuasnya, termasuk lauk iwak kali," katanya.

Kini, Warung Mak Ti bisa menghabiskan 5 kuintal ikan sungai tiap 3 harinya. Warung Mak Ti mendapatkan ikan sungai dari bendungan Karangkates, Malang.

Omzet Warung Mak Ti rata-rata bisa mencapai Rp 2 juta sampai Rp 3 juta per hari. Ketika hari libur atau hari Minggu, omzetnya bisa Rp 7 juta per hari atau naik dua kali lipat dari hari biasa.

"Dulu hanya hanya habis 5 kilogram ikan per hari, sekarang bisa 5 kuintal ikan tiap 3 hari," katanya.

Salah satu pelanggan, Tinuk mengatakan sering makan di Warung Mak Ti. Menurut perempuan asal Ponggok, Kabupaten Blitar, itu masakan Warung Mak Ti cocok untuk penggemar selera desa.

Ia memiliki menu favorit di Warung Mak Ti, yaitu sayur lodeh lompong dan ikan sungai yang digoreng kering.

"Masakannya seperti masakan rumahan. Santan sayur lodehnya kental. Bumbunya juga terasa. Kalau orang desa seperti saya, sangat cocok dengan masakan Warung Mak Ti, seperti masakan rumahan," katanya.


Ikuti Berita Menarik Lainnya di Google News SURYA.co.id


Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved