Berita Viral

Rejeki Nomplok Casis Bintara Polri Usai Dibacok Begal Lalu Diloloskan Kapolri, Kini Dapat Motor Baru

Satrio Mukti Raharjo (19), Calon Siswa (Casis) Bintara Polri yang dibacok begal saat akan mengikuti psikotes, kini banjir rejeki. 

Editor: Musahadah
kompas.com/tribun jakarta
Satrio Mukti Raharjo, Casis Bintara Polri yang dibacok begal kini dapat motor baru. 

Kapolri Jenderal Listyo Sigit merekrutnya untuk ikut pendidikan Bintara Polri melalui jalur khusus disabilitas.

"Bapak Kapolri pun bangga, casis tersebut memiliki keberanian melawan komplotan begal," kata Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia (As SDM Kapolri) Irjen Dedi Prasetyo dalam keterangannya.

Teguh Raharjo, ayah Satrio yang sehari-hari bekerja sebagai penjaga kos mengungkapkan rasa syukurnya.   

"Bapaknya cuma penjaga kos, anaknya bisa jadi anggota Polri," ujar ayah Satrio, Teguh Raharjo saat kediamannya disambangi Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes M Syahduddi, Jumat (17/5/2024).

Sementara itu, ibunda Satrio, Septi Nurlela menganggap diterimanya sang anak jadi anggota Polri usai dibegal sebagai bentuk nyata suatu berkah di balik musibah yang terjadi.

"Di balik musibah ada berkahnya, kita tak bisa berkata apa-apa," kata dia.

Septi mengatakan, sejak kecil, putra sulungnya itu memang bercita-cita menjadi polisi.

Tahun ini adalah kali kedua Satrio menjalani tes seleksi Polri demi mewujudkan cita-citanya itu.

Sebagai orang tua, Septi selalu mendukung impian sang anak. Karenanya, ia megarahkan Satrio untuk melatih bela diri sejak belia.

Satrio sudah aktif karate sejak kelas 4 SD. Di saat SMA, ia bahkan menjadi juara satu karate di tingkat Jakarta Barat.

"Karena saya bilang kalau mau jadi polisi harus rajin olahraga dan bisa bela diri makanya dia masuk karate," kata Septi.

Sementara itu, meski saat ini jari kelingkingnya nyaris putus usai duel dengan kawanan begal, Satrio mengaku tak trauma.

Ia bahkan siap membasmi kejahatan jika nantinya telah resmi dilantik sebagai anggota Polri.

"Trauma sih tidak, tapi memang sempat dua hari drop karena jari saya mau putus dan saya gabisa jadi polisi," kata Satrio.

Namun kesedihan Satrio itu bisa terobati kala ia mendapat kabar bahwa dia diterima sebagai calon siswa Polri dari kuota disabilitas atas perintah Kapolri.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved