Berita Gresik

DKG Dituntut Meminta Maaf Sebut Thok-Thok Tradisi Bawean, GP Ansor : Itu Menyiksa Hewan Ternak

Menurut Gus Nanang, postingan yang sempat viral di akun Facebook dan Instagram DKG sangat menggemparkan masyarakat Pulau Bawean.

Penulis: Sugiyono | Editor: Deddy Humana
surya/mohammad sugiyono
Spanduk protes penolakan tradisi Thok-thok yang dipasang warga Pulau Bawean di beberapa tempat di Kota Gresik, Minggu (19/5/2024). 

SURYA.CO.ID, GRESIK - Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (PC GP) Ansor Pulau Bawean, Kabupaten Gresik menolak tegas penyelenggaraan Thok-Thok atau adu sapi sebagai tradisi di Pulau Bawean. Sebaliknya, Ansor Bawean menilai kegiatan itu mencederai hati nurani warga Pulau Bawean.

Menurut Ketua PC GP Ansor Pulau Bawean, Nanang Qosim (Gus Nanang), tradisi itu mencerminkan nilai-nilai kepercayaan dan sejarah suatu kelompok masyarakat.

Begitu juga di Pulau Bawean, ada banyak sekali tradisi yang masih dijaga dengan baik, contohnya Maulid Nabi (Molod), Gotong Royong, Medher (silaturahim) dan lainnya

"Berbeda dengan Thok-thok (adu aapi) yang akhir-akhir ini dianggap sebagai tradisi oleh Dewan Kebudayaan Gresik (DKG). Padahal Thok-Thok masih menimbulkan kontroversi di tengah masyarakat Pulau Bawean," kata Gus Nanang melalui sambungan selulernya, Minggu (19/5/2024).

Menurut Gus Nanang, postingan yang sempat viral di akun Facebook dan Instagram DKG sangat menggemparkan masyarakat Pulau Bawean.

"Dalam postingan tersebut, DKG menganggap Thok-Thok sebagai tradisi masyarakat Pulau Bawean. Sehingga masyarakat Bawean merasa kecewa dan sakit hati dengan postingan tersebut," imbuhnya.

Gus Nanang menambahkan, Thok-Thok tidak layak dijadikan sebagai tradisi, karena tidak ada nilai-nilai positif di dalamnya, justru hanya berdampak negatif.

Di antara dampak negatif tersebut yaitu sapi merupakan hewan ternak tidak layak untuk diadu. Banyak oknum yang menjadikan Thok-Thok sebagai ajang taruhan serta rentan terjadinya konflik horisontal antar masyarakat karena dianggap menyiksa hewan ternak.

"Masyarakat dan tokoh masyarakat Pulau Bawean menolak Thok-Thok sapi dijadikan tradisi atau budaya. Kegiatan itu banyak negatifnya, padahal baru ada sekitar tahun 1990. Kenapa dikatakan budaya?" ujar Gus Nanang.

Selanjutnya Gus Nanang mewakili GP Ansor Pulau Bawean menyatakan menolak tegas kebijakan dalam bentuk apapun yang menganggap Thok-thok sebagai tradisi Bawean.

"Kami meminta DKG untuk meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat Pulau Bawean karena terlalu gegabah menyatakan Thok-thok sebagai Tradisi Bawean," tegasnya.

Tuntutan lainnya yaitu Pemkab Gresik dan stakeholder di Gresik untuk membuat aturan terhadap larangan Thok-Thok di Pulau Bawean "Meminta kepada segenap masyarakat Pulau Bawean untuk sama-sama berjuang melawan Thok-Thok Sapi," tandasnya. Belum ada tanggapan dari pihak DKG atas protes dan tuntutan Ansor Gresik tersebut. ****

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved