Balita Dicekik Bapaknya di Tulungagung

Gelagat Janggal Bapak Cekik Balitanya hingga Tewas di Tulungagung, Beda Usai Dipulangkan dari Taiwan

Terungkap gelagat janggal RAP (29), ayah yang tega membunuh anak kandungnya, MAK (3) di Desa Blimbing, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung

Penulis: David Yohanes | Editor: Musahadah
kolase surya/david yohanes
Unit INAFIS Satreskrim Polres Tulungagung melakukan olah TKP kasus balita dicekik bapaknya hingga tewas. 

SURYA.CO.ID - Terungkap gelagat janggal RAP (29), ayah yang tega membunuh anak kandungnya, MAK (3) di Desa Blimbing, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. 

Balita berusia 3 tahun itu tewas setelah dicekik RAP, yang sebelumnya bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) di Taiwan. 

Kejadian memilukan itu berlangsung pada Minggu (12/5/2024) malam. 

Saat itu, RAP meminta seluruh keluarganya ke luar rumah. 

Saat itu, keluarga tidak mengira atau curiga RAP bakal melakukan kekerasan fisik terhadap anak kandungnya. 

Baca juga: BREAKING NEWS Balita Meninggal Dicekik Bapaknya di Tulungagung, Pelaku Baru Pulang dari Taiwan

Setelah keluarganya ke luar rumah, RAP lalu bermain bersama MAK dan menggendongnya.

"Saat itu tidak ada yang curiga, semua juga keluar dari dalam rumah," ujar Kapolsek Rejotangan, AKP Kasiyanto, Senin (13/5/2024) dini.hari, setelah olah TKP.

Pukul 20.30 WIB, AJ (23), ibu korban curiga saat mendapati anaknya tak sadarkan diri telentang di atas sofa di ruang tengah.

Kondisi tubuh MAK juga membiru, seperti di bagian kakinya.

Keluarga kemudian membawa MAK ke Puskemas Rejotangan, namun nyawanya tak terselamatkan.

"Sesampai di Puskesmas sempat dilakukan pemeriksaan. Pihak Puskesmas menyatakan, korban sudah meninggal dunia," sambung Kasiyanto.

Setelah memeriksa kondisi jenazah,. polisi menduga MAK meninggal karena dicekik.

Polisi juga menemukan ceceran air seni MAK di sofa panjang tempatnya tergeletak.

Dugaan ini dikuatkan saksi yang sempat melihat RAP menindih tubuh MAK.

"Dugaan kami, korban dicekik sambil ditindih oleh terduga pelaku. Ada bantal juga sebagai alat bantu," ungkap Kasiyanto.

Jenazah MAK dibawa ke Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal (IKF) RSUD dr Iskak Tulungagung.

Polisi mengamankan sebuah sofa dan bantal sebagai barang bukti.

Sementara RAP diamankan di Mapolsek Rejotangan.

"Terduga pelaku tidak melakukan perlawanan. Secara baik-baik kami amankan," pungkas Kasiyanto.

Mengapa RAP tega menghabisi anaknya? 

Unit INAFIS Satreskrim Polres Tulungagung melakukan olah TKP di rumah balita yang dicekik ayahnya di Desa Blimbing, Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung, Minggu (12/5/2024) malam.
Unit INAFIS Satreskrim Polres Tulungagung melakukan olah TKP di rumah balita yang dicekik ayahnya di Desa Blimbing, Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung, Minggu (12/5/2024) malam. (surya.co.id/david yohannes)

Diduga RAP melakukan kekerasan terhadap anak kandungnya karena depresi.

Menurut penuturan para kerabat, RAP dipulangkan dari Taiwan padan 1 Mei 2024, setelah bekerja kurang dari 1 tahun karena gejala gangguan kejiwaan.

Selama di ruang tahanan, RAP meracau tak karuan.

Saat ditanya, jawabannya banyak seperti orang yang sedang halusinasi. 

Hari ini, UPPA Satreskrim Polres Tulungagung juga berencana membawa RAP ke psikolog.

Pelibatan psikolog disebabkan RAP ditengarai dalam kondisi mengalami gangguan kejiwaan.

"Penyidik akan memastikan, apakah terduga pelaku ini sehat secara kejiwaan atau tidak," sambung Mujiatno.

Sebelumnya RAP duduk tenang di dalam ruang tahanan Polsek Rejotangan.

Saat diajak bicara, RAP ngomong ngelantur dan tidak nyambung.

Dia mengaku bisa berkomunikasi dengan MAK lewat hubungan batin.

"Saya perintahkan dia hanya lewat batin, dia sudah jalan," katanya.

Di bagian lain, Dokter Forensik dari RS Bhayangkara Kediri, dr Tutik Purwati telah tiba di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal (IKF) RSUD dr Iskak Tulungagung untuk mengautopsi jasad MAK. 

Turut serta dalam proses autopsi ini, anggota Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (UPPA) Satreskrim Polres Tulungagung.

Proses autopsi ini untuk memastikan penyebab kematian korban.

"Sesuai prosedur, kami lakukan autopsi untuk mengungkap penyebab kematiannya. Apakah benar karena kekurangan oksigen atau ada penyebab lain," ujar Kasi Humas Polres Tulungagung, Iptu Mujiatno.

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved