Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya Pertama Raih Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha dari Presiden

Dalam memberikan penilaian, Kemendagri melibatkan banyak pihak.

"Ada berbagai pihak-pihak eksternal, baik akademisi dan lembaga-lembaga internasional yang ada di Indonesia yang kredibel, yang mereka tidak bisa untuk diintervensi. Jadi rekan-rekan yang terpilih, rekan-rekan perlu bangga. Karena rekan-rekan yang terpilih bukan terpilih karena pesanan, tapi betul-betul karena penilaian objektif yang cukup panjang," ujar dia.

Menerima apresiasi tersebut, Wali Kota Eri Cahyadi ingin mendedikasikan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha kepada seluruh pihak yang turut membantu pembangunan di Surabaya, terutama RT/RW, LPMK dan Kader Surabaya Hebat (KSH).

Baginya, semua unsur tersebut telah berjuang bersama pemerintah kota dalam membangun Surabaya melalui pembentukan Kampung Madani.

"Karena tidak ada tujuan pemerintah hadir itu selain memberikan yang terbaik kepada warganya melalui kampung-kampung, melalui RW-RW tadi," kata Wali Kota Eri.

Menurutnya, kunci keberhasilan memimpin Surabaya tak bisa dilepaskan dari keterlibatan semua unsur.

"Karena itu saya selalu mengatakan kepada RT/RW, LPMK dan KSH, bahwa tujuannya semua bisa bergerak bersama, bukan hanya wali kotanya. Karena wali kota tidak mungkin bisa mendapatkan apa-apa, tanpa pergerakan dari warga," kata mantan ASN Pemkot Surabaya ini.

Pelaksanaan peringatan (Otoda) XXVIII 2024 tersebut juga menjadi sejarah bagi Surabaya, mengingat kegiatan ini kali pertama digelar di Kota Pahlawan.

Menariknya, upacara sempat diwarnai hujan gerimis.

Sekalipun demikian, hal ini tak menyurutkan semangat petugas, peserta upacara dan tamu undangan untuk terus melangsungkan upacara tersebut.

Ratusan kepala daerah hadir dalam kesempatan tersebut, termasuk, Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa dan Wali Kota Medan Bobby Nasution yang hadir dan mendapat penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha.

Selanjutnya, acara itu ditutup dengan penampilan tari gandrung dari Kabupaten Banyuwangi dan disusul oleh penampilan dari Kota Surabaya yang mengusung tema 'Surabaya Miniatur Indonesia'.

Berbagai tarian itu mampu menghipnotis para peserta upacara dan tamu undangan.

Mereka sangat menikmati berbagai penampilan itu.