Pilkada 2024

Pengasuh Ponpes Klaim Restu Masyayikh NU, Angkat Isu Kemandirian Perempuan di Pilkada Magetan

“Kalau diinterpretasikan maju ke Pilbup tidak masalah. Pada intinya, apapun bisa diartikan dan semuanya bisa pasang gambar,” ujar Ida.

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Deddy Humana
surya/febrianto ramadani
Spanduk bertuliskan Magetan Sehati Mbak Ida atau Ida Yuhana Alfa, sebagai sinyal maju dalam Pilbup Magetan 2024, Minggu (21/4/2024). 


SURYA.CO.ID, MAGETAN - Fenomena baru dalam Pilkada 2024 adalah tampilnya para ulama atau pengasuh pondok pesantren di beberapa daerah. Sinyal itu juga diperlihatkan Ida Yuhana Alfa yang merupakan pengasuh pesantren, untuk maju sebagai Bakal Calon Bupati (Bacabup) Magetan dalam pemilihan November 2024 nanti.

Mbak Ida, begitu ia mengakrabkan diri dalam sosialisasi, merupakan pengasuh Pondok Pesantren Roudlotul Huda di Desa Kedungpanji, Kecamatan Lembeyan.

Isyarat itu disampaikan melalui sebuah spanduk yang bertuliskan Magetan Sehati Mbak Ida. Spanduk terpasang di titik titik strategis Kabupaten Magetan. Mulai Kecamatan Maospati perbatasan Magetan-Madiun, sekitar Kota Magetan, hingga arah destinasi wisata Telaga Sarangan.

Dikonfirmasi terpisah, Minggu (21/4/2024), Ida Yuhana mengaku menyerahkan kembali apapun yang diinterpretasikan masyarakat terkait spanduk tersebut.

“Kalau diinterpretasikan maju ke Pilbup tidak masalah. Pada intinya, apapun bisa diartikan dan semuanya bisa pasang gambar,” ujar Ida.

Mengenai komunikasi politik, Ida mengklaim telah bertemu dengan para Masyayikh Bumi Mageti. Di satu sisi, Alumni Unesa Jurusan Bimbingan Konseling ini lahir dan tumbuh besar di lingkungan NU. “Sudah minta doa restu dan dukungan agar mengikuti konstetasi ini. Tinggal selanjutnya kembali ke masyarakat,” ungkapnya.

Di sisi lain, Ida mengaku bakal membawa isu keterwakilan perempuan dengan harapan Kabupaten Magetan memiliki perempuan yang mandiri dari berbagai aspek. “Tidak hanya teori tetapi betul betul teraplikasikan secara nyata. Isu perempuan di Magetan memang belum terwadahi secara maksimal,” terangnya.

Ia melihat jumlah perempuan saat ini 640 ribu atau hampir seimbang dengan jumlah warga laki laki. Sehingga, jika perempuan menjadi mandiri dari berbagai aspek, maka akan mempunyai ruang berpolitik lebih luas.

“Akhirnya kesejahteraan bisa dirasakan oleh semua pihak, khususnya kaum hawa. Saya ingin perempuan Magetan bisa mendapat kesempatan, baik di politik, pendidikan, perekonomian, semua bisa dirasakan,” pungkasnya. ****

 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved