Berita Tulungagung

9 Korban Meninggal Akibat DBD di Tulungagung, Pemkab Gerakkan Pemberantasan Sarang Nyamuk Massal

Hingga saat ini ada 9 pasien DBD di Tulungagung yang meninggal dunia, Pemkab Tulungagung menggerakkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) massal

Penulis: David Yohanes | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/David Yohanes
Mobil sosialisasi PSN serentak di Kabupaten Tulungagung 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulungagung menggerakkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) massal di seluruh wilayah Kabupaten.

Gerakan ini sebagai bentuk respons tingginya angka demam berdarah dengue (DBD) sejak awal 2024.

Hingga saat ini ada 9 pasien DBD di Tulungagung yang meninggal dunia dengan rincian 2 korban di Bulan Januari, 3 korban di Bulan Februari dan 4 korban di Bulan Maret.

Kabupaten Tulungagung menempati posisi ke-3 di Jawa Timur dengan jumlah korban DBD tertinggi.

Sementara, dari sisi jumlah Tulungagung menempati posisi ke-6.

"Tiga kecamatan tertinggi ada di Kecamatan Boyolangu, Kedungwaru dan Ngunut," jelas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, dr Kasil Rokhmat, Senin (8/4/2024).

Hingga hari ini, tercatat ada sekitar 393 kasus DBD di Tulungagung, dari Januari-Maret 2024.

Lanjut dr Kasil, sebelumnya memang sudah dilakukan PSN namun secara sporadis.

Kini, PSN dilakukan serentak untuk memutus mata rantai perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti.

"Kalau PSN dilakukan sporadis, maka nyamuknya akan pindah ke satu tempat ke tempat lain. Karena itu perlu dilakukan serentak," katanya.

PSN serentak ini juga bersamaan dengan persiapan lebaran.

Kebiasaan masyarakat biasanya melakukan bersih-bersih rumah sebelum datangnya lebaran.

Kebiasaan ini lalu ditumpangi dengan PSN plus, seperti mengubur barang bekas yang bisa menampung air, menguras kamar mandi dan mengeringkan semua tampungan air.

"Makanya perlu dikomando supaya bisa dilaksanakan secara serentak, hari ini di seluruh desa dan kelurahan," tegas dr Kasil.

Sebelumnya Dinkes Tulunagung telah melakukan sosialisasi dengan pengeras suara keliling kampung dan membagikan abate (larvasida).

Lebih jauh, dr Kasil mengatakan jika kenaikan angka kasus DBD ini sudah diprediksi secara nasional.

Hal ini terjadi karena peralihan El Nino yang kering menuju La Nina yang basah, sehingga memicu perkembangan nyamuk aedes aegypti, vektor penyebar virus DBD

Hal ini sempat berusaha diantisipasi pemerintah pusat dengan menyebar Nyamuk Wolbachia. Namun karena penolakannya tinggi, penyebaran nyamuk ini dibatalkan.

"Jadi memang sudah terprediksi. Makanya ledakan kasus tidak hanya terjadi di Tulungagung, tetapi juga daerah lain," pungkas dr Kasil.

Data dari Dinkes Tulungagung, pada Januari 2024 ada 56 kasus DBD, Februari 89 kasus, Maret 196 kasus dan awal April ini 52 kasus sehingga total 393 kasus.

Sebelumnya, 9 korban meninggal akibat DBD, terdiri dari 1 dewasa dan 8 anak-anak.

Meski telah terjadi serangan meluas dan timbul 9 korban, namun Pemkab Tulungagung tidak menetapkan status KLB.

Sekretaris Daerah Kabupaten Tulungagung Tri Hariadi meninjau pelaksanaan PSN serentak di Desa Ringinpitu, Kecamatan Kedungwaru.

Desa Ringinpitu salah satu yang mengalami serangan DBD massif hingga menimbulkan korban.

"Kami memang perlu bergerak bersama-sama agar serangan DBD ini bisa diturunkan, syukur jika bisa nol," jelas Tri.


Ikuti Berita Menarik Lainnya di Google News SURYA.co.id


Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved