Pilpres 2024

Sosok Romo Magnis Suseno yang Sebut Pelanggaran Etika Berat Pencapresan Gibran saat Bersaksi di MK

Inilah sosok Franz Magnis Suseno atau Romo Magnis Suseno saksi ahli di sidang sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi.

Editor: Musahadah
kolase youtube Kompas TV
Romo Magnis Suseno saksi ahli di sidang sengketa Pilpres 2024 di MK pada Selasa (2/4/2024). 

Dikatakan, kalau presiden berdasarkan kekuasaan begitu saja mengambil bansos untuk dibagi-bagi dalam rangka kampanye paslon yang mau dimenangkannnya, maka itu mirip dengan karyawan yang diam-diam mengambil uang tunai dari kas toko.

jadi itu pencurian, itu pelanggaran etika.

"Itu tanda-tanda dia kehilangan wawasan etika dasarnya tentang jabatan sebagai presiden bahwa kekuasaan bukan untuk melayani diri sendiri, melainkan melayani seluruh masyarakat," tegasnya. 

Pernyataan Romo Magnis ini langsung direaksi tim hukum Ganjar Mahfud dan Prabowo-Gibran. 

Lalu, siapa sebenarnya Romo Magnis Suseno? 

Romo Magnis Suseno (kiri) dan Bharada R (kanan). Romo Magnis Suseno Jadi Saksi Ahli Kubu Bharada E Dalam Sidang Pembunuhan Brigadir J. Simak profil dan biodatanya.
Romo Magnis Suseno (kiri) dan Bharada R (kanan). Romo Magnis Suseno Jadi Saksi Ahli Kubu Bharada E Dalam Sidang Pembunuhan Brigadir J. Simak profil dan biodatanya. (kolase Tribunnewswiki dan Kompas TV)

Romo Magnis Suseno adalah tokoh Agama Katolik sekaligus budayawan.

Romo Magnis juga diketahui merupakan Direktur Pascasarjana Sekolah Tinggi Ilmu Filsafat (STF) Driyarkara.

Melansir dari Wikipedia, Franz Magnis-Suseno atau yang akrab dipanggil Romo Magnis lahir 26 Mei 1936.

Ia adalah seorang pastor Gereja Katolik, cendekiawan, budayawan, dan guru besar filsafat yang juga merupakan seorang anggota Ordo Yesuit di Indonesia.

Romo Magnis telah tinggal dan berkarya di Indonesia sejak 1961 dan pada tahun 1977 menjadi warganegara Indonesia.

Dia mempelajari filsafat, teologi dan teori politik di Pullach, Yogyakarta dan München, mengambil doktorat dalam filsafat 1973 dari Universitas München dan sejak 1969 menjadi dosen tetap dan guru besar emeritus Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara di Jakarta.

Magnis lahir di Jerman dengan nama Franz Graf von Magnis dari pasangan Ferdinand Graf von Magnis dan Maria Anna Countess von Magnis né Princess zu Löwenstein.

Sesudah lulus gymnasium di Kolese Yesuit di St. Blasien 1955 ia masuk Ordo Serikat Yesus (Yesuit).

Sesudah studi filsafat di Pullach ia 1961 pindah ke Indonesien.

Di sana ia belajar bahasa Jawa dan bahasa Indonesia di Girisonta, Jawa Tengah.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved