Pilpres 2024
Biodata Yakup Hasibuan Pengacara Muda yang Unjuk Gigi di Sidang Sengketa Pilpres di MK, Suami Artis
Inilah profil dan biodata Yakup Hasibuan, salah satu pengacara muda yang unjuk gigi dalam sidang sengketan Pilpres 2024 di MK.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Inilah profil dan biodata Yakup Hasibuan, salah satu pengacara muda yang unjuk gigi dalam sidang sengketan Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).
Diketahui, Yakup Hasibuan tampak hadir dalam sidang lanjutan sengketa Pilpres pada Kamis (28/3/2024) membela kubu Prabowo-Gibran.
Yakup memperoleh kesempatan untuk bicara di dalam konferensi pers pada Kamis sore, mewakili para advokat Prabowo-Gibran.
Suami Jessica Milla itu mengeklaim bahwa keterlibatan dirinya merupakan arahan dari Yusril Ihza Mahendra, advokat senior yang menjadi Ketua Tim Hukum Prabowo-Gibran.
"Kebetulan saja, tidak ada tujuan apa pun. Arahan dari beliau (Yusril) untuk saya dan Bang Yuri (putra Yusril) untuk ikut membantu membacakan. Kebetulan kita salah satu tim yang drafting, jadi mungkin menurut beliau akan lebih mengerti pokok permohonannya. Tidak ada maksud apa pun," ujar suami Jessica Milla itu kepada Kompas.com, Kamis.
Baca juga: Sosok 4 Pengacara Muda Anak Advokat Top Unjuk Gigi di Sidang Sengketa Pilpres di MK, Ada Suami Artis
Lantas, seperti apa profil dan biodata Yakup?
Yakub Hasibuan merupakan anak bungsu dari pasangan Otto Hasibuan dan Norwati Damanik.
Sekadar info, Otto Hasibuan adalah pengacara kondang yang pernah menangani beberapa kasus besar.
Salah satu yang ditanganinya adalah kasus kopi sianida yang membuat Mirna meninggal di tempat pada tahun 2016 silam.
Saat itu, Otto Hasibuan menjadi pengacara Jessica Kumala Wongso yang didakwa melakukan pembunuhan terhadap Mirna.
Ia juga dikenal karena menjadi salah satu kuasa hukum kasus korupsi e-KTP yang dilakukan eks Ketua DPR RI Setya Novanto pada tahun 2017.
Pada tahun 2020, Otto pernah menjadi kuasa hukum Joko Tjandra, pengusaha sekaligus buronon korupsi Indonesia.
Yakup memiliki pendidikan yang tak kalah mentereng.
Baca juga: Rekam Jejak Bambang Widjojanto yang Buat Iba Hakim MK di Sidang Sengketa Pilpres, Reaksinya Diskak
Ia adalah alumnus Universitas Indonesia dan New York University School of Law.
Setelah lulus, Yakup kemudian bergabung dengan Kemenko Bidang Kemaritiman dan Alien Linklaters sebagai legal intern.
Selain itu, dirinya juga mengikuti jejak ayahnya sebagai pengacara di firma hukum Baker McKenzie di negara Amerika Serikat.
4 Pengacara Muda Anak Advokat Top Unjuk Gigi
Diketahui, ada 4 pengacara muda, putra para advokat senior, unjuk gigi di sidang sengketa PIlpres 2024.
4 pengacara muda ini berada di kubu paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming dan paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Di kubu Prabowo-Gibran ada nama Yakup Hasibuan dan Yuri Kemal Fadlullah.
Baca juga: Kronologi Lengkap Jabatan Kades Resmi 8 Tahun, Diawali Demo Besar-besaran, Kini Disahkan DPR
Sementara di kubu Ganjar Mahfud ada Annisa Ismail dan Sangun Ragahdo.
Yakup Hasibuan adalah anak pengacara top, Otto Hasibuan, sementara Yuri Kemal Fadlullah adalah anak Yusril Ihza Mahendra.
Yakup Hasibuan, mendapat giliran kedua setelah ayahnya turun podium, untuk membacakan jawaban Prabowo-Gibran selaku pihak terkait terhadap tudingan-tudingan dari kubu Anies-Muhaimin di sidang lanjutan sengketa Pilpres pada Kamis (28/3/2024).
Tak cuma itu, Yakup juga memperoleh kesempatan untuk bicara di dalam konferensi pers pada Kamis sore, mewakili para advokat Prabowo-Gibran.
Yakup mengeklaim bahwa keterlibatan dirinya merupakan arahan dari Yusril Ihza Mahendra, advokat senior yang menjadi Ketua Tim Hukum Prabowo-Gibran.
"Kebetulan saja, tidak ada tujuan apa pun. Arahan dari beliau (Yusril) untuk saya dan Bang Yuri (putra Yusril) untuk ikut membantu membacakan. Kebetulan kita salah satu tim yang drafting, jadi mungkin menurut beliau akan lebih mengerti pokok permohonannya. Tidak ada maksud apa pun," ujar suami Jessica Milla itu kepada Kompas.com, Kamis.
Sementara itu, Yusril dan putranya, Yuri Kemal Fadlullah, berkesempatan untuk membacakan jawaban terkait gugatan Ganjar-Mahfud secara bergantian.
Baca juga: Sosok 8 Hakim MK yang Akan Adili Sengketa Pilpres 2024 Besok, Tak Ada Nama Paman Gibran Dalam Daftar
Sebelumnya, di sidang perdana, Rabu, Ketua Tim Hukum Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis, secara khusus meminta izin kepada majelis hakim agar dua advokat muda, Annisa Ismail dan Sangun Ragahdo, maju ke podium.
Annisa merupakan putri advokat senior Ganjar-Mahfud, Maqdir Ismail. Ragahdo adalah putra advokat senior Ganjar-Mahfud, Henry Yosodiningrat.
Dalam pemaparannya, Annisa banyak berfokus pada kewenangan MK memutus sengketa Pilpres 2024 secara luas di luar urusan perolehan suara, sedangkan Ragahdo banyak bicara soal temuan-temuan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengenai masalah pemungutan suara.
Henry mengeklaim bahwa unjuk giginya putra-putri mereka bukan hasil nepotisme, meski tak menjelaskan gamblang mengapa 2 anak mereka yang terpilih untuk maju ke podium dari 23 pengacara yang membubuhkan tanda tangan di dokumen permohonan sengketa Ganjar-Mahfud.
"Anak-anak kan juga bukan anak kemarin juga. Artinya mereka punya kualifikasi," sebut Henry ditemui Kompas.com selepas sidang.
"Mereka (bergelar) LLM (lex legibus magister, master hukum), mereka doktor, mereka kami bimbing, jadi bukan anak-anak karbit," ia menambahkan.
"Yang laki-laki anak saya, yang perempuan anaknya Maqdir," Henry membenarkan.
Ia mengaku bahwa tim hukum sengaja menampilkan para advokat muda itu untuk membacakan permohonan yang pada intinya meminta Prabowo-Gibran didiskualifikasi.
Henry mengaku tak gentar dengan profil para pengacara Prabowo-Gibran dalam sengketa ini, termasuk Yusril dan Otto.
"Sengaja kita tampilkan yang anak muda lah. Masa kami yang sudah tua-tua ini," kata dia.
Pakar hukum kepemiluan Universitas Indonesia (UI), Titi Anggraini, memandang aneh dan mengaku tidak paham strategi apa yang hendak ditampilkan oleh tim kuasa hukum pemohon ataupun pihak terkait dengan mengerahkan anak-anak mereka ke podium.
"Keputusan tersebut dapat berdampak pada penilaian publik bahwa perselisihan hasil pilpres hendak dijadikan panggung bagi para kerabat untuk mendapatkan pengenalan dan pengakuan publik," kata Titi kepada Kompas.com, Kamis.
"Apakah ingin memperlihatkan bahwa dinasti sesuatu yang bisa diterima sepanjang melalui kaderisasi dan rekrutmen berbasis sistem merit? Ataukah ingin menyakinkan publik bahwa hubungan kekerabatan dalam profesi atau suatu jabatan adalah suatu yang biasa?" imbuhnya.
Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) tersebut menegaskan, hubungan keluarga di balik pengistimewaan dan karpet merah menuju forum terhormat itu tak bisa diabaikan begitu saja.
Menurutnya, seolah-olah, sidang ini bukan hanya hendak dijadikan lahan bersengketa soal hasil pemilu, tetapi juga untuk menampilkannya dimensi pertarungan trah keluarga di profesi hukum.
"Bagi saya adalah cukup aneh ketika para tim kuasa hukum pasangan calon dan pihak terkait seolah diwakili oleh firma hukum keluarga. Padahal isu besar yang jadi narasi keberatan salah satunya soal nepotisme," sebut Titi.
"Tapi justru strategi kuasa hukum malah mendorong anggota keluarga advokat senior untuk tampil ke muka mewakili pihak yang berperkara," ia menambahkan.
Titi melihatnya sebagai upaya yang kontraproduktif, terlebih jika Ganjar-Mahfud ingin menggugat soal nepotisme Jokowi pada Pilpres 2024, atau Prabowo-Gibran mau membantah adanya nepotisme yang dilancarkan eks Wali Kota Solo itu untuk memenangkan Gibran.
"Malah membuat politik keluarga jadi sesuatu yang jamak dalam kehidupan hukum dan politik kita. Ada soal kepantasan dan etika yang secara strategi publik tidak tepat untuk dilakukan," tutupnya.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.