Berita Kota Surabaya

Jatim Bakal Diserbu 34 Juta Pemudik di Jawa, Polda Antisipasi Keramaian Jalur ke Destinasi Wisata

Data per 3 Januari 2024 telah tercatat 8.187.859 kunjungan wisatawan ke DTW naik 181,65 persen dibanding tahun sebelumnya.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Deddy Humana
surya/luhur pambudi
Kapolda Jatim, Irjen Pol Imam Sugianto bersama jajaran Forkopimda Jatim. 


SURYA.CO.ID, KOTA SURABAYA - Kapolda Jatim, Irjen Pol Imam Sugianto memprediksi jumlah pemudik pada momen lebaran Idul Fitri 1445 Hijriyah atau 2024 nanti bakal terjadi peningkatan menjadi 193 juta orang, dari 123 juta orang pada tahun 2023.

Apalagi sekitar 71,7 persen masyarakat Indonesia bakal melaksanakan mudik. Sedangkan, 16 persennya diperkirakan menuju wilayah ke Jatim. Dan menurut kapolda, penyumbang terbanyak pergerakan mobilisasi masyarakat mudik adalah Jatim.

Berdasarkan catatannya, terdapat sekitar 31-34 juta orang dari Jatim akan melakukan mudik. Hal tersebut disampaikan kapolda seusai Rapat Koordinasi Operasi Ketupat Semeru 2024 bersama lintas sektoral di Gedung Mahameru Polda Jatim, Rabu (27/3/1024).

"Tetapi dengan komposisi seperti itu warga Jawa Timur yang akan melaksanakan mudik ada 31 jutaan, yang masuk ada kurang lebih 34 juta," ujar mantan Kapolres Gresik itu kepada awak media, dalam sesi konferensi pers.

Guna mengakomodasi jutaan warga yang melakukan mobilisasi perjalanan mudik. Polda Jatim bakal mengerahkan 17.000 personel gabungan Polri, TNI, dan jajaran samping untuk mengawal mobilisasi tersebut. Melalui apel gelar pasukan Operasi Ketupat Semeru 2024. Puluhan ribu personel gabungan tersebut bakal disebar tanggal 2-16 April 2024.

Selama pelaksanaan Operasi Ketupat Semeru 2024, Ditlantas Polda Jatim bakal membuat 217 pos. Di antaranya 167 Pos Pengamanan (PAM), 40 Pos Pelayanan (YAN), dan 10 Pos Terpadu.

Selain mobilisasi arus mudik, Imam mengungkapkan, momen yang tak kalah penting untuk diantisipasi adalah mobilisasi masyarakat yang bergerak menuju tempat wisata.

"Kita ketahui bahwa tanggal 10-11 April saat Idul Fitri kemudian ada libur hari-hari yang menyertai yang mengawali dan mengakhiri sampai tanggal 15 April adalah merah," katanya.

"Mudah-mudahan dengan pemetaan dan rapat koordinasi dengan teknis semua kerawanan bisa kita petakan, kemudian kita tetapkan cara bertindak pengamanan yang baik untuk mengawal dan menjaga masyarakat yang mudik maupun yang rekreasi ke Jatim," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, setelah puncak arus mudik potensi peningkatan mobilisasi masyarakat selanjutnya yang bakal terjadi adalah menuju ke tempat-tempat wisata.

Direktur Ditlantas Polda Jatim, Kombes Pol Komarudin memprediksi puncak peningkatan jumlah kendaraan menuju ke tempat wisata bakal terrjadi pada H+2 Lebaran Idulfitri, yakni pada tanggal 12-13 April 2024. Ruas jalan yang terhubung dengan persimpangan Singosari dan Pandaan, bakal diberikan perhatian secara khusus.

Pihaknya bakal mempersiapkan segala sesuatunya agar jalur masuk-keluar destinasi wisata di masing-masing daerah, tidak terjadi kemacetan, meskipun terjadi lonjakan wisatawan.

“Artinya akses-akses menuju ke jalur wisata akan kami siapkan,” kata Komarudin usai Rapat Koordinasi (Rakor) dengan instansi lintas sektoral jelang Operasi Ketupat Semeru 2024 di Surabaya, Kamis (21/3/2024).

Terpenting, menurut Komarudin, perlu adanya koordinasi yang baik antara pihak pengelola wisata dengan stakeholder terkait, termasuk satuan lalu lintas di masing-masing polres.

Terutama mengenai kapasitas kantong parkir, infrastruktur jalan dan destinasi wisata. Hal tersebut dimaksudkan agar masyarakat dapat tetap menikmati momen liburan serta keluar secara nyaman dan aman. “Arus setelah itu ada arus balik. Selesai liburan diprediksi sektiar tanggal 14-15 April 2024,” terangnya.

Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim, Evy Afianasari memaparkan hasil pemantauan libur Natal 2023 dan tahun baru 2024, sebagai gambaran membaca potensi wisata di Jatim selama momen liburan Idul Fitri pada April 2024 mendatang.

Yakni, pemantauan libur Nataru 2023/2024 dengan melakukan sampling di 128 Daya Tarik Wisata (DTW) alam, budaya, buatan, dan desa wisata di 38 kabupaten/kota se-Jatim.

Data per 3 Januari 2024 telah tercatat sebanyak 8.187.859 kunjungan wisatawan ke DTW naik 181,65 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Ranking kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) ke DTW Jatim Hasil Pemantauan Libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 adalah Kampung Warna-Warni, Kota Malang, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Kabupaten Malang, Pasuruan, Probolinggo, dan Lumajang.

Kemudian Monumen Kapal Selam (Monkasel) Kota Surabaya, De Djawatan Kabupaten Banyuwangi, Taman Nasional (TN) Baluran Kabupaten Situbondo.

Dan Museum Tugu Pahlawan Kota Surabaya, Kali Pait Kabupaten Bondowoso, Pahlawan Street Center (PSC) Kota Madiun, Puncak Ratu Kabupaten Pamekasan dan Jawa Timur Park II Kota Batu.

Selain itu, ranking kunjungan Wisatawan Nusantara (Wisnus) ke DTW Jatim, hasil pemantauan libur natal 2023 dan tahun baru 2024 adalah yang pertama Kebun Binatang Surabaya, Pantai Karanggongso Trenggalek, Pantai Mutiara Trenggalek, Selecta Kota Batu, Pantai Gemah Tulungagung.

Kemudian Telaga Sarangan Kabupaten Magetan, Monumen Simpang Lima Gumul Kabupaten Kediri, Pantai Kelapa Kabupaten Tuban, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Kabupaten Malang, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang serta jawa Timur Park I Kota Batu.

“Pola kunjungan wisatawan di Jatim 64 persen 1-3 kali dalam setahun, 24 persen 4-6 Kali dalam setahun. Motif perjalanan rekreasi dan religi dan didominasi berkunjung bersama keluarga,” jelasnya dalam sesi penyampaian materi instansi lintas sektoral jelang Operasi Ketupat Semeru 2024 di Surabaya, Kamis (21/3/2024).

Kemudian, Evy memperkirakan, puncak kunjungan wisatawan pada momen liburan Idul Fitri pada 12-13 April 2024. Momen tersebut terjadi setelah masyarakat melaksanakan mobilisasi karena silaturahim ke rumah sanak famili. Kemudian, masyarakat akan berkunjung ke destinasi wisata dengan keluarga besarnya.

Lalu, sebagai antisipasi adanya potensi cuaca ekstrem, pihaknya telah memiliki 86 desa wisata yang telah melengkapi mekanisme pemantauan kondisi cuaca secara digital.

“Bahwa ada di 86 titik desa wisata kami sudah dilengkapi dengan digitalisasi (pemantauan cuaca yang bersumber dari BMKG). Harapannya pengelolaan desa wisata lebih tanggap dengan pengelolaan desas wisata lebih tanggap dengan potensi bencana di masing-masing wilayah,” pungkasnya. *****

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved