Berita Viral
Kisah Maria Harus Lahirkan Sang Anak di Tengah Jalan, Imbas Ambulans Tak Datang karena Pohon Tumbang
Inilah kisah Maria, perempuan berusia 37 tahun yang terpaksa melahirkan sang anak di tengah jalan saat menuju ke puskesmas.
SURYA.CO.ID - Inilah kisah Maria, perempuan berusia 37 tahun yang terpaksa melahirkan sang anak di tengah jalan saat menuju ke puskesmas.
Sebelum Maria melahirkan di tengah jalan, dia sempat menghubungi ambulans. Tapi, ambulans terhalang pohon tumbang.
Tak ingin menunggu lama lantaran perutnya sudah mulai kontraksi, Maria berinisiasi untuk berjalan kaki menuju puskesmas yang berjarak 10 kilometer dari rumahnya.
Belum sampai puskesmas, Maria kembali mengalami kontraksi hebat hingga harus melahirkan di tengah jalan menuju puskesmas.
Kepala Desa Liakutu, Michael Adrianus Demus Bobi menjelaskan, dua hari sebelum melahirkan, bidan desa sudah meminta Maria ke puskesmas untuk persiapan persalinan. Namun permintaan tersebut tak direspons oleh pasien.
Baca juga: Nasib Bidan Mega Diduga Tangani Ibu di Bangkalan Melahirkan yang Kepala Bayinya Tertinggal di Rahim
"Tadi pagi ketika diantar ke puskesmas yang bersangkutan melahirkan di tengah jalan tepatnya di Detuleda, Desa Liakutu," ujar Bobi saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Jumat.
Adrianus menyayangkan peristiwa tersebut. Apalagi saat Maria melahirkan, kondisi sedang hujan deras.
"Saya tadi sempat marah suaminya karena sudah diingatkan oleh nakes tetapi tidak direspons. Beruntung tidak terjadi apa-apa dengan sang bayi," ujarnya.
Menurutnya, sudah ada dua ibu hamil dari desanya yang melahirkan di tengah jalan.
Untuk itu, ia berharap agar ibu hamil bersikap pro aktif mengikuti saran tenaga medis. Hal itu penting untuk mencegah risiko yang terjadi saat melahirkan.
Baca juga: Miris, Remaja Perempuan di Jember Ditemukan Melahirkan Sendirian dalam Rumah Kosong
Hubungi bidan via Facebook
Kepala Dinkes Sikka, Petrus Herlemus mengungkapkan, perempuan bernama Maria Mba'a (37) itu sedang hamil anak keempat. Maria diperkirakan akan bersalin pada 30 Maret 2024.
Jelang persalinan, oleh bidan, Maria disarankan untuk pindah ke rumah tunggu kelahiran. Tapi saran itu tak dijalankan oleh Maria dan keluarganya.
"RTK kita itu kan lima hari sebelum tafsiran persalinan. Seharusnya tanggal 25 Maret 2024, tetapi justru sudah ada tanda-tanda kelahiran," ujar Petrus kepada wartawan di Maumere, Jumat.
Ternyata Maria menunjukkan tanda-tanda hendak melahirkan. Keluarga pun mengirim pesan ke bidan melalui aplikasi messenger Facebook.
Melalui messenger Facebook, sang bidan menyarankan Maria menuju ke polindes dan akan dijemput ambulans.
"Setelah dibalas aplikasi Messenger Facebook, sudah tidak aktif," kata dia.
Bidan desa kemudian ke rumah Maria, dan ternyata Maria sudah jalan kaki ke polides.
Setelah dua kilometer jalan, pasien melahirkan di depan rumah warga dibantu orang sekitar.
Mengetahui informasi tersebut, bidan langsung ke lokasi dan berjalan kaki sejauh dua kilometer.
"Saat ini bidan sudah bersama ibu dan bayi di polindes, sudah dilakukan perawatan dan kondisi ibu dan bayi baik."
Ia pun menyarankan agar lima hari sebelum kelahiran ibu hamil harus berada di rumah tunggu kelahiran (RTK) karena akses jalan di desa yang cukup sulit.
Kisah Serupa Terjadi di Jember
Beredar video ibu melahirkan di pinggir Jalan daerah Desa Kaliglaga Kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jember, Jawa Timur viral di media sosial, Rabu (20/12/2023).
Video yang berdurasi 14 detik tersebut memperlihatkan, ibu tersebut bersama bayi mungilnya berada di pinggir jalan sekira pukul 03.30 waktu setempat.
Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Indonesia (Apdesi) Jember, Kamiluddin membenarkan peristiwa tersebut. Kata dia, kejadian tersebut akibat minimnya akses layanan kesehatan di Bumi Pandalungan.
"Tadi kami dikabari anggota kami, dari Desa Kaliglagah dan Desa Jambesari (Kecamatan Sumberbaru), adanya warga yang melahirkan di pinggir jalan," ujarnya melalui voice note di pesen singkat Whatsapp.
Berdasarkan laporan dari Kepala Desa Kaliglagah dan Kades Jambesari.
Katanya, ibu tersebut sempat minta tolong kepada bidan setempat, tetapi tidak digubris.
"Ternyata bidan setempat tidak ada yang berani menolong. Karena khawatir disalahkan oleh Puskesmas setempat," ungkap Kamil, yang juga Kepala Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Jember.
Dia menilai hal ini akan sangat berbahaya bagi para Ibu hamil yang mau melahirkan.
Sebab itu adalah masalah kemanusiaan yang harus didahulukan pelayanannya.
"Kalau ada bidan desa yang akhirnya disalahkan oleh Puskasmas, ini kan bahaya. Artinya menajemen kesehatan di Kabupaten Jember ini sangat lemah," urai pria yang akrab disapa Mas Kades ini.
Kondisi seperti ini perlu dievaluasi segera. Karena menurutnya, layanan kesehatan yang menyangkut nyawa seseorang harus didahulukan.
"Untuk masalah administrasi, itu nomer sekian," tutur Mas Kades Kamil.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Kabupaten Jember dr Hendro Soelistijono mengaku masih melakukan investigasi soal, peristiwa tersebut.
"Sedang proses investigasi dari Dinkes," katanya melalui pesan singkat Whatsapp.
Sebatas informasi, keberadaan Desa Kaliglagah dan Jambesari Kecamatan Sumberbaru Jember tergolong pegunungan, dan mayoritas akses jalan di daerah ini cukup terjal.
Polisi Ungkap Kronologi Lengkap Kematian Arya Daru hingga Ditemukan Tewas, Penyebab Mati Lemas |
![]() |
---|
Penyebab Luka Memar di Tubuh Arya Daru Terkuak, Bukan Kekerasan tapi Mau Panjat Tembok Rooftop Kemlu |
![]() |
---|
Niat Arya Daru Akhiri Hidup Sejak 2013, Menguat 2021 Kirim Email Ke Layanan Depresi |
![]() |
---|
Cerita Krisna, Ketua RW Gen Z yang Diundang ke Istana Bertemu Gibran: Dapat Masukan dan Nasihat |
![]() |
---|
Misteri Pergeseran CCTV di TKP Tewasnya Arya Daru Terungkap, Ternyata Dilakukan Pemilik Kos |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.