Pemilu 2024
Sosok 3 Caleg PPP Batal ke Senayan Gara-gara Partai Tak Tembus 4 Persen, Ada Eks Wartawan dan Dosen
3 caleg PPP, Achmad Baidowi, Anas Thahir dan Ema Umiyyatul Chusnah batal ke Senayan gara-gara suara partai tak tembus 4 persen.
Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Inilah sosok tiga calon legislatif (caleg) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dapil Jawa Timur yang batal lolos ke Senayan karena partainya tidak memenuhi ambang batas parlemen 4 persen.
Tiga caleg itu adalah SY Anas Thahir, Ema Umiyyatul Chusna dan Achmad Baidowi.
SY Anas Thahir seharusnya lolos dari Dapil Jatim 3 yang meliputi Banyuwangi, Bondowoso dan Situbondo).
Di dapil ini, PPP sedianya mendapat 1 kursi dari total 7 kursi yang diperebutkan.
Dikutip dari salinan D-Hasil Provinsi, akumulasi suara PPP di dapil tersebut yakni 153.261 suara.
Baca juga: Beda Surya Paloh dan Anies Baswedan Sikapi Kemenangan Prabowo-Gibran, Bagaimana Nasib Hak Angket?
Namun dengan asumsi PPP tak lolos parlemen, maka praktis PDIP mendapat tambahan 1 kursi. Sehingga peta di dapil tersebut menjadi PKB dan PDIP 2 kursi, 3 kursi lainnya didapat oleh Golkar, Gerindra dan Demokrat.
Begitu pula di Dapil Jatim 8 yang meliputi Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Madiun, Kota Mojokerto dan Kota Madiun.
Di dapil tersebut terdapat total 10 kursi yang diperebutkan. Secara akumulasi PPP mendapat 116.554 suara.
Dengan asumsi lolos, sedianya PPP mendapatkan 1 kursi di dapil tersebut atas nama Rma Umiyyatul Chusnah.
Ema sedianya mendapat kursi ke-10, di bawah PKB, PDIP, NasDem, Golkar, Gerindra, PKS, Demokrat, PAN, PKB.
Namun dengan PPP gagal lolos, maka peta perolehan kursi pun berubah.
Kursi terakhir di dapil tersebut menjadi milik PDIP. Sehingga, PKB dan PDIP mendapat dua kursi di dapil tersebut.
Kemudian di dapil Jatim 11 yang meliputi kawasan Madura Raya dengan jumlah total 8 kursi yang diperebutkan.
Secara akumulasi suara, PPP mendapat 408.412 suara atau tertinggi ketiga di dapil tersebut. Persis dibawah PDIP yang menjadi parpol peraih suara tertinggi dan Golkar di urutan kedua.
Dengan perolehan itu, seharusnya PPP bisa mengamankan 1 kursi atas nama Achmad Baidowi.
Namun, dengan gagalnya lolos ke Senayan maka PDIP mendapat tambahan 1 kursi di dapil tersebut.
Perolehan menjadi PDIP dua kursi, sedangkan 6 kursi lainnya didapat oleh Golkar, PKB, PAN, NasDem, Demokrat dan Gerindra.
Wakil Ketua DPW PPP Jatim KH RPA Mujahid Ansori mengatakan pihaknya masih yakin bisa lolos ke parlemen. Apalagi, DPP PPP akan menempuh jalur MK. Sebab, PPP merasa dalam hitungan internal seharusnya melebihi perolehan ambang batas parlemen 4 persen.
"Kita akan terus berjuang sampai titik darah penghabisan. Kita akan menggugat ke MK. Kita akan terus berjuang sampai titik terakhir," kata Mujahid saat dikonfirmasi dari Surabaya, Rabu (20/3/2024).
Mujahid pun berpesan kepada kader PPP di Jawa Timur agar tak patah semangat. Dia meminta jangan sampai kendor selama perjuangan. "Nyala api perjuangan tidak boleh padam. Apapun yang terjadi ini akan menjadi pembelajaran bagi PPP ke depan," jelasnya.
Berikut sosok 3 caleg yang batal ke Senayan:
1. Achmad Baidowi

Achmad Baidowi lahir di Banyuwangi pada 13 April 1980.
Anak pasangan Durahim dan Ramna ini sejak kecil diasuh oleh Amirudin dan Noersaedah, yang merupakan paman dan bibinya.
Achmad tumbuh dan besar di lingkungan religius, sebab Amirudin merupakan guru ngaji sekaligus imam masjid di Dusun Tegalgondo, Desa Kajarharjo, Kecamatan Kalibaru.
Tak hanya itu, Amirudin juga aktivis NU di tingkat ranting.
Achmad Baidowi menyelesaikan pendidikan dasar di SDN I Tegalharjo II (1992), SMPN I Kalibaru (1995), masuk ponpes Darul Ulum Banyuanyar Pamekasan Madura hingga tamat Madrasah Aliyah (MA) (1998).
Ia kemudian menjalani profesi sebagai Guru Tugas di LPI Bustanul Ulum, Sana Laok, Waru Pamekasan (1998-1999) dan LPI Darul Ulum I Sumberdaga Waru Barat, Waru Pamekasan (1999 – 2000).
Menyelesaikan studi S1 Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2006), merampungkan studi S2 Ilmu Politik Universitas Nasional Jakarta (2013), dan sejak tahun 2016 menempuh S3 Ilmu Pemerintahan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).
Selepas kuliah S1 sempat berkarir sebagai wartawan Koran SINDO (Seputar Indonesia) pada 2006-2013 dengan jabatan terakhir Redaktur.
Semasa menjadi wartawan pernah bertugas di wilayah Madura, gedung DPR, partai politik, kementerian, dan Balai Kota DKI Jakarta.
Dua kali pengalaman liputan luar negeri yakni Malaysia (2010) dan Korea Selatan (2011).
Pernah juga dipercaya sebagai Staf Khusus PT MRT Jakarta (2011), Tenaga Ahli Ketua Komisi IV DPR (2013-2014), Tenaga Ahli Anggota Komisi III DPR (2014-2016).
Ketertarikan di politik dimulai saat terlibat dalam kampanye Partai Persatuan Pembangunan pada Pemilu 1997 dan Pemilu 1999.
Pada Pemilu 2004 menjadi pemantau pemilu dari Forum Rektor di Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Mulai aktif di struktur partai politik ketika dipercaya sebagai Ketua Departemen Hubungan Media DPP PPP (2011-2016) dan Wakil Sekjen DPP Partai Persatuan Pembangunan Bidang Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi (2016-2021).
2. Anas Thahir
SY Anas Thahir lahir pada 8 Mei 1965.
Sebelumnya dia menjadi anggota DPR-RI selama dua periode (2014–2019 dan 2019–2024) dari PPP.
Saat ini, ia masih tercatat sebagai anggota di Komisi IX.
Riwayat Pendidikan:
Lulus MI Miftahul Huda, Seneporejo (1976)
Lulus MTs Negeri Srono (1980)
Lulus MA Negeri Banyuwangi (1983)
Lulus S-1 Tarbiyah, IAIN Jakarta (1990)
Lulus S-2 SDM, Jakarta Institute of Management Studies (2008)
Riwayat Organisasi:
Sekretaris Jenderal Induk Koperasi Pondok Pesantren (1994–1999)
Wakil Sekretaris Jenderal PB Nahdlatul Ulama (2005–2010)
Direktur Gerakan Nasional Kehutanan dan LH PB Nahdlatul Ulama (2006–2010)
Sekretaris Majelis Syariah DPP PPP (2011–2015)
Wakil Sekretaris Jenderal DPP PPP (2016–2021)
Sekretaris Majelis Pertimbangan DPP PPP (2020–2025)[3]
Karier:
Dosen Politeknik Perbankan Asshidiqiyah (1989–1990)
Pimpinan Harian Pesantren Asshidiqiyah (1989–2005)
Guru MAI Mambaul Ulum Asshidiqiyah (1989–2005)
Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Nuhafatul Ulama (2001–2003)
Bendahara Umum International Conference of Islamic School (2011–2015)
Sekretaris Yayasan Al Mukhlisin Pluit, Jakarta (2014–2020)
Ketua Yayasan Bumi Indonesia (2016–2020)
Anggota DPR-RI (2014–2019, 2019–sekarang)Anggota Komisi X (2014–2019)
Anggota Komisi IX (2019–sekarang)
Dikutip dari situs DPR, Ema Umiyyatul Chusnah lahir pada 8 Juli 1973 di Jombang, Jawa Timur.
Ia merupakan anak dari Mundjidah Wahab, Ketua PPP Jatim, sekaligus cucu dari salah satu pendiri Nahdlatul Ulama yaitu K.H. Abdul Wahab Hasbullah.
Ia kini masih tercatat sebagai anggota DPR-RI periode 2019–2024, mewakili daerah pemilihan Jawa Timur VIII, yang meliputi Kabupaten Jombang, Kabupaten Madiun, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Nganjuk, Kota Madiun, dan Kota Mojokerto.
Saat ini Ema bertugas di Komisi IV.
Dikutip dari Wikipedia, Ema Umiyyatul Chusnah saat ini memiliki empat anak dari pernikahannya dengan Aidil Musthofa.
Sosok wanita yang kerap disapa Ning Ema ini juga aktif di media sosial Instagram.
Akun @emaumiyyatulchusnah kerap membagikan kegiatan yang ia lakukan sebagai Wakil Rakyat.
Berikut riwayat pendidikan, pekerjaan, hingga organisasi Ema Umiyyatul Chusna, yang dikutip dari DPR:
Riwayat pendidikan:
- SD Negeri Kepanjen 2 (1980–1986)
- SMP Negeri 1 Jombang (1986–1989)
- SMAI Alma'arif, Singosari (1989–1992)
- S-1 Arsitektur, ITN Malang (1992–1997)
- S-2 Manajemen Pendidikan, Universitas Teknologi Surabaya (2007–2009)
Riwayat Pekerjaan:
- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Jombang (2014–2019)
- Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (2019–sekarang)
Organisasi:
- KNPI Jombang, Sebagai: Ketua. Tahun: 2016 - 2021
- PC. Muslimat NU, Sebagai: Wkl. Sekretaris. Tahun: 2015 - 2020
- Perwosi Kab. Jombang, Sebagai: Wkl. Ketua. Tahun: 2015 - 2019
- Fatayat NU Jombang, Sebagai: Ketua. Tahun: 2014 - 2019
- Tim Penggerak PKK Jombang, Sebagai: Wkl. Ketua II. Tahun: 2014 - 2018
- MUI Jombang, Sebagai: Wkl. Sekretaris. Tahun: 2014 - 2018
- Yayasan Ponpes Bahrul Ulum, Sebagai: Dewan Pengawas. Tahun: 2013 - 2017
- Dekranaida Kab. Jombang, Sebagai: Wkl. Ketua. Tahun: 2013 - 2018
- Fatayat NU Jombang, Sebagai: Ketua. Tahun: 2008 - 2014
- Yayasan pendidikan Islam Al Husna, Sebagai: Ketua. Tahun: 2006 - 2020. (*)
3 Caleg PPP Batal ke Senayan
Achmad Baidowi
Anas Thahir
Ema Umiyyatul Chusnah
PPP Batal ke Senayan
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Diusulkan Kembali Jadi Ad Hoc, Bawaslu Trenggalek Luncurkan Buku Tentang Pengawasan Pemilu 2024 |
![]() |
---|
Dugaan Kasus Asusila, DKPP Periksa Komisioner Bawaslu Kota Surabaya |
![]() |
---|
Harta Kekayaan Annisa Mahesa, Anggota DPR Termuda yang Dilantik di Usia 23 Tahun, Totalnya Rp 5,8 M |
![]() |
---|
Sosok Jamaludin Anggota DPR RI Pakai Kostum Ultraman Jelang Pelantikan di Senayan, Pengusaha Top |
![]() |
---|
Sosok Romy Soekarno, Cucu Bung Karno Jadi Anggota DPR Usai Arteria Dahlan Mundur: Eks Suami Artis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.