Berita Ponorogo

Pertaruhan Netralitas Saat Istri Sekda Ponorogo Ikuti Lelang Jabatan, Pansel Harus Profesional

Pertama aturan itu memang tidak pilih-pilih, aturan ditetapkan dan semua orang yang memenuhi syarat berhak untuk masuk

Penulis: Pramita Kusumaningrum | Editor: Deddy Humana
Instagram Unmuh Ponorogo
Rektor Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Happy Susanto. 

SURYA.CO.ID, PONOROGO - Nama Besse Tenrisampeang mendadak jadi perbincangan di lingkungan Pemkab Ponorogo dan masyarakat. Bukan hanya karena Besse adalah salah satu peserta Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (JPTP) atau biasa disebut lelang jabatan, tetapi juga karena faktor lain.

Yang istimewa, Besse adalag istri dari Sekretaris Daerah (Sekda) Ponorogo, Agus Pramono, posisi yang paling dekat dengan kepala daerah dan pembina PNS di pemda.

Basse bersaing bersama 4 peserta lain untuk mengisi jabatan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Ponorogo. Masuknya istri sekda itu mendapat respons dari akademisi, dalam hal ini Rektor Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Happy Susanto.

“Pertama aturan itu memang tidak pilih-pilih, aturan ditetapkan dan semua orang yang memenuhi syarat berhak untuk masuk,” ungkap Happy Susanto, Jumat (15/3/2024).

Termasuk, kata Happy, yang dekat dengan panitia seleksi (pansel). Dalam arti ada hubungan kekeluargaan pun tidak ada aturan tertulis yang melarang.

“Berarti ini menjadi PR bagi pansel untuk menjaga profesionalitas dan netralitas, sehingga semua proses tetap transparan agar masyarakat percaya,” ujar Happy.

Ditegaskan pula, profesionalisme memang harus ditegakkan dalam seleksi dan kinerja sehingga bukan sebatas omongan di media massa. “Misalnya dibutuhkan tim apa atau pansel harus dijauhkan dari conflit of interest itu. Harus benar-benar netral dan benar-benar kompeten,” terangnya.

Mengenai masuknya Besse Tenrisampeang dalam lelang jabatan, lanjutnya, kalau nanti terpilih menjadi Kepala Baskesbangpol tentu akan menjadi catatan, dan itu tidak bisa dihindari.

“Kalau seleksi dan penilaiannya memang transparan, buktikan ke masyarakat agar bisa dipahami. Misalkan hasilnya tinggi dari sekian banyak kriteria,” papar Happy.

Selain itu Happy menyarankan tentang transparasi yang harus diperhitungkan. Karena kalau penilaian dalam keikutsertaan Basse tidak transparan, tentu akan menjadi catatan sejarah. “Kuncinya itu, transparan dan profesional. Terlepas peraturan boleh siapa saja tidak bisa pilih-pilih,” pungkasnya.

Sebelumnya pansel telah mengumumkan hasil seleksi adminitrasi Seleksi Terbuka JPTP atau lelang jabatan, dan ada 5 orang yang dinyatakan lulus pada tahapan ini. Mereka akan memperebutkan kursi Kepala Bakesbangpol Ponorogo.

Lima orang yang lolos itu terdiri dari dua kepala bagian (kabag), dua camat dan satu fungsional ahli madya atau setara kepala bidang (kabid).

Kelimanya adalah Myna Yudith Sudyastuti (fungsional ahli madya setingkat kepala bidang) di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP).

Lalu kabag di Setda Kabupaten Ponorogo, yaitu Ranto Hariwibowo (Kabag Administrasi Pembangunan) dan Besse Tenrisampeang (Kabag Tata Pemerintahan). Kemudian dua camat adalah Sugeng Prasetyo (Camat Jenangan) dan Hadi Priyanto (Camat Mlarak).

Kemudian mencuat bahwa dari kelima nama itu ada nama Besse Tenrisampeang, yang juga istri dari Sekda Ponorogo. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved