Hikmah Ramadhan 2024
Waketum MUI Jawa Timur Prof Dr Thohir Luth MA: Puasa dan Pembentukan Kepribadian
Kita sebagai orang beriman, tentunya sudah paham bahwa panggilan berpuasa di bulan suci Ramadan adalah untuk menjadikan kita sebagai manusia muttaqin
SURYA.CO.ID - Kita sebagai orang beriman, tentunya sudah paham bahwa panggilan berpuasa di bulan suci Ramadan adalah untuk menjadikan kita sebagai manusia muttaqin (QS. Al Baqarah: 183).
Manusia muttaqin dalam pengertian yang lebih spesifik, adalah mereka yang shalih secara individual dan shalih secara sosial.
Atau dalam bahasa Alquran, adalah mereka yang terjaga/terlindung dari kehinaan dan kerendahan, karena berpegang teguh pada tali agama Allah (hablum minallah dan hablum minannas, QS Ali Imron: 112).
Artikel sederhana ini bertemakan “Puasa dan Pembentukan Kepribadian” dengan maksud menyampaikan sedikit informasi tentang kontribusi pendidikan puasa terhadap pembentukan kepribadian kita.
Yaitu, menahan diri dari segala yang tercela dengan membalutnya bersama amal kebajikan untuk membentuk diri kita menjadi mukmin yang muttaqin.
Ini merupakan salah satu bentuk dan proses pendidikan yang berkualitas dari puasa untuk kita secara pribadi, maupun kolektif yang beragam kultur budaya.
Sikap berlomba dalam kebajikan, saling menghormati dan menghargai perbedaan, harmonis dalam pergaulan publik justru bermuara dari pribadi mukmin muttaqin tersebut.
Ini berarti, panggilan puasa membentuk dan mendidik kepribadian kita menjadi shalih secara individu maupun sosial.
Adapun wilayah pendidikan puasa dalam pembentukan kepribadian mencakup tiga aspek:
- Aspek Keimanan
Pada aspek ini, terbentuk pribadi yang komitmen dengan perilaku sebagai manusia yang betul-betul beriman antara ucapan dan perbuatan sebagai mukmin yang sejati.Sebab, apalah artinya mengklaim diri kita sebagai orang beriman hanya sekedar dalam tatanan verbal saja, tanpa pembuktian secara nyata ketaatan kita untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
- Aspek Peribadatan
Diketahui bahwa ibadah puasa ini tidak sekedar menahan diri dari hal-hal yang merusak dan membatalkan puasa, tetapi juga menjalankan ibadah baik wajib maupun sunnah secara istiqomah untuk meraih kemuliaan kita sebagai mukmin yang muttaqin. - Aspek Kemuliaan Pribadi (akhlaq al karimah)
Aspek ini meniscayakan kita meninggalkan segala yang buruk (sayyiat) sembari menghiasi diri dengan kebaikan dengan hal-hal baik (hasanat), baik dalam kata maupun perbuatan.
Ketiga aspek tersebut jika benar-benar dijalankan dengan sungguh-sungguh, maka pasti menghasilkan masyarakat global yang mengfungsikan Islam sebagai rahmatan lil alamin.
Dampak positif turunannya, adalah terciptanya masyarakat dalam negara yang baik dan diampuni Allah (Baldatun Thayibatun wa Robbun Ghafur) atau dalam falsafah Jawa, gemah ripah loh jinawi, tata tentrem karta raharjo.
Demikianlah tulisan ini, semoga bermanfaat. Aamiin (*)
Hikmah Ramadhan 2024
Hikmah Ramadan
Waketum MUI Jawa Timur Prof Dr Thohir Luth MA
Puasa dan Pembentukan Kepribadian
surabaya.tribunnews.com
SURYA.co.id
Hikmah Ramadhan 2024 - Hari Raya, Antara Tradisi dan Tuntunan Syariat |
![]() |
---|
Hikmah Ramadhan 2024, Islam yang Diamalkan |
![]() |
---|
Hikmah Ramadhan, Memahami Fungsi Zakat Fitrah oleh Sholihin Hasan |
![]() |
---|
Hidup Bersukma Ramadhan, Menjemput Hari Kemenangan Sesungguhnya |
![]() |
---|
Hikmah Ramadhan, Muhasabah Ramadhan oleh Dr KH Ilhamullah Sumarkan M Ag |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.