Berita Situbondo

Hujan Angin Baru Berlalu, Situbondo Sudah Diterjang Banjir Setinggi 1 Meter, 18 Rumah Terdampak

banjir kali ini terjadi karena sungai tidak dapat menampung debit air sedangkan saluran mengalami pendangkalan

Penulis: Izi Hartono | Editor: Deddy Humana
surya/izi hartono (izi hartono)
Banjir menggenangi permukiman Dusun Gumuk Utara, Desa Gelung, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, Senin (11/3/2024). 


SURYA.CO.ID, SITUBONDO - Warga Kabupaten Situbondo belum bisa tidur nyenyak selama dua hari terakhir akibat bencana yang datang susul menyusul. Baru bangkit dari hujan angin yang merusak sejumlah rumah, sekarang banjir datang melanda permukiman penduduk di Desa Gelung, Kecamatan Panarukan, Senin (11/3/2024).

Benjir terjadi akibat ketinggian air Sungai Soksokraje di desa tersebut meluap, imbas dari tingginya curah hujan di bagian hulu. Luapan air sungai tidak hanya memggenangi areal pertanian, tetapi juga membanjiri permukimam warga.

Di Dusun Gemuk Utara, sedikitnya ada 18 rumah warga terdampak genangan yang mencapai 60-70 centimeter. Tidak ada warga yang terpaksa mengungsi tetapi banjir mengakibatkan kerusakan pada perabotan rumah dan peralatan pertanian.

Salah seorang warga, Mudari mengatakan, desanya selalu kebanjiran setiap turun hujan. Ia menuturkan, banjir kali ini terjadi karena sungai tidak dapat menampung debit air yang besar, sedangkan saluran mengalami pendangkalan. "Setiap tahun desa ini sudah langganan banjir," kata Mudari.

Menurutnya, pada musim hujan tahun 2023 lalu sudah terjadi banjir sampai lima kali. "Tahun ini saja, sudah dua kali kebanjiran dengan rata rata ketinggian air mencapai 70 centimeter," jelasnya.

Warga pun berharap ada solusi dan penanganan cepat dari pemerintah desa dan Pemkab Situbondo, agar banjir berlangganan itu bisa diakhiri. "Intinya ada pembuangan, sehingga air tidak menggenangi permukiman warga lagi," pintamya.

Kepala Desa Gelung, Hadi Baikuni mengatakan, berdasarkan data yang diterima dari kepala dusun, ada sebanyak 18 kepala keluarga (KK) yang rumahnya kebanjiran. Ia membenarkan bahwa banjir tahunan itu merupakan dampak dari luapan air sungai dan sawah.

"Alhamdulillah kami bersama perangkat desa dan Babinkantimas serta Babinsa telah melakukan upaya dan langkah-langkah, salah satunya berkoordinasi dengan pemilik tambak terkait banjir ini," kata Hadi.

Ke depan, pihaknya berencana akan membuat sudetan untuk mengurangi intensitas air yang terlalu tinggi. Hadi belum mengetahui pasti apakah banjir itu juga akibat luapan air dari areal tambak di sekeliling desa.

"Banjir itu sudah kerap terjadi sebelum saya menjadi kades di sini. Jadi saya belum paham apakah banjir itu juga akibat pembukaan tambak," kilahnya.

Hadi memgatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pemda atau Dinas PUPR agar aliran sungai dikeruk sehingga warga tidak selalu terdampak luapan sungai tersebut. "Mungkin pekan ini kami akan berkoordinasi dengan dinas yang menangani masalah pengairan,"pungkasnya. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved