Gus Samsudin Diperiksa Polda Jatim

4 Kontroversi Gus Samsudin Sebelum Konten Bertukar Istri, Menyaru ODGJ hingga Dapat Gelar Bangsawan

Terungkap sejumlah kontroversi Gus Samsudin, sebelum kasus konten bertukar istri yang kini diperiksa penyidik siber Polda Jatim.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Musahadah
kolase Youtube
Gus Samsudin saat dijenguk istri di tempat rehabilitasi ODGJ (kanan). Terungkap sejumlah kontroversi Gus Samsudin. 

SURYA.CO.ID I SURABAYA - Terungkap sejumlah kontroversi Gus Samsudin, pemilik pondok Nuswantoro (dulu bernama Padepokan Nur Dzat Sejati) Blitar Jatim, sebelum kasus konten bertukar istri yang kini ditangani Polda Jatim.

Seperti diketahui, Gus Samsudin kembali menjadi bulan-bulanan media karena konten viral bertugas istri yang diunggah di kanal youtube “Mbah Den (Sariden)”. 

Dalam konten ini, Gus Samsudin menyebut bahwa bertukar istri diperbolehkan, bahkan hubungan suami istri pun boleh dilakukan atas dasar suka sama suka.

Konten ini pun berujung diangkutnya Gus Samsudin bersama tiga orang kru youtube ke Mapolda Jatim. 

Hingga kini status Gus Samsudin dan tiga kru masih sebagai saksi. 

Baca juga: Siapa Pencetus Ide Konten Bertukar Istri Gus Samsudin? Begini Nasib 3 Kru Seusai Diperiksa Polisi

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto menyebutkan menjelaskan, sebenarnya Gus Samsudin sudah menjalani pemeriksaan pihak kepolisian; Satreskrim Polres Blitar, pascavideo tersebut viral dan ditambah lagi adanya video klarifikasi yang dibuat Gus Samsudin, dalam kanal platform informasi lain. 

Namun, saat menjalani pemeriksaan, diduga penyidik Gus Samsudin belum berterus terang secara menyeluruh dalam memberikan keterangan.

Atau dapat disebut bahwa Gus Samsudin cenderung kerap memberikan pernyataan berubah-ubah. 

Terutama, soal lokasi pasti pembuatan video yang viral tersebut.

Pada pemeriksaan awal, lanjut Dirmanto, Gus Samsudin menyebutkan lokasi pembuatan video berada di Bogor. 

Namun, belakangan kemudian, dalam sesi pemeriksaan lanjut di lain hari, Gus Samsudin meralat bahwa lokasi pembuatan video tersebut berada di kawasan Ponggok, Kota Blitar. 

"Terkait hal ini, dan yang bersangkutan bicaranya plin plan Terkait lokasi pembuatan konten. Kemarin beliau ngomong dibuat di Bogor pertama kali (Diperiksa)," katanya. 

"Kemudian setelah dilakukan pemeriksaan mendalam oleh polres blitar, kejadiannya di Ponggok, wilayah hukum Polres Blitar Kota," tambahnya. 

Demi percepatan proses kepastian hukum atas masalah sosial yang dipicu video viral tersebut. Tak pelak, penyelidikan atas kasus tersebut, diambil alih oleh Subdit V Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Jatim. 

Selain itu, Dirmanto menyebutkan, percepatan pengamanan terhadap Gus Samsudin oleh anggota Tim Siber Polda Jatim, dimaksudkan karena ada upaya dari pihak Gus Samsudin untuk mangkir dari penyelidikan lanjutan pihak kepolisian. 

"Jadi begini, saudara Samsudin dikhawatirkan melarikan diri dan menghambat penyidikan. Dan dilakukan upaya penjemputan oleh penyidik Ditreskrimsus Polda Jatim," pungkasnya. 

Berikut kontroversi lain yang dilakukan Gus Samsudin

1. Pasien meninggal di pondok

Gus Samsudin berdalih pasien yang meninggal di Pondok Nuswantoro miliknya hanya diberi petuah-petuah tanpa ada praktik pengobatan alternatif.
Gus Samsudin berdalih pasien yang meninggal di Pondok Nuswantoro miliknya hanya diberi petuah-petuah tanpa ada praktik pengobatan alternatif. (kolase surya/samsul hadi)

Gus Samsudin diperiksa Satreskrim Polres Blitar setelah tewasnya seorang pasien terapi pengobatan alternatif di Pondok Nuswantoro di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar pada Senin (11/12/2023) malam.

Korban merupakan ibu rumah tangga berinisial SWT (59) warga Morokrembangan, Krembangan, Surabaya.

Korban ditemukan tak bernyawa dengan posisi terlentang di salah satu toilet area pondok.

Kapolres Blitar AKBP Wiwit Adisatria mengatakan, berdasarkan hasil olah TKP awal yang dilaksanakan personelnya pada saat kejadian, tidak ditemukan adanya bekas mencurigakan pada sekujur tubuh korban yang mengindikasikan adanya dugaan penganiayaan.

Hal tersebut diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan oleh Tim Inafis Polres Blitar bersama tim medis puskesmas terdekat, yang ditunjuk untuk bekerja sama melakukan analisis visum luar terhadap jenazah korban.

"Kalau dari informasi yang kami dapatkan, dari Tim Inafis dan nakes dari puskesmas situ menyatakan, bahwa hasil pemeriksaan fisiknya tidak ditemukan adanya kekerasan. Dan dari keluarga korban juga menolak untuk dilakukan autopsi," jelasnya.

Kemudian berdasarkan penggalian data terhadap pihak keluarga korban, Wiwit mengungkapkan, pihak keluarga memaparkan bahwa korban memiliki riwayat sejumlah penyakit.

"Dan diceritakan juga dari keluarga korban, yang bersangkutan memang memiliki riwayat penyakit. Yaitu darah tinggi kolesterol dan semacam komplikasi," ungkapnya.

Disinggung mengenai status keabsahan izin penyelenggaraan pengobatan alternatif atas padepokan tersebut, Wiwit mengungkapkan, padepokan tidak lagi memiliki izin penyelenggaraan pengobatan alternatif sejak Agustus 2022.

Kemudian, apakah tewasnya korban berkaitan dengan adanya praktik pengobatan yang dilakukan padepokan tersebut.

"Ini masih kami dalami. Untuk tempat pengobatan dari yang bersangkutan ini (Gus Samsudin) sejak bulan Agustus 2022 sudah ditutup," ucap Wiwit.

"Dan kami juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, seharusnya kan tidak boleh melakukan praktik pengobatan. Karena kan ditutup, Agustus 2022," pungkasnya.

2. Dapat Gelar Kanjeng Raden Tumenggung.

Gus Samsudin baru saja mendapat gelar Kanjeng Raden Tumenggung, berikut sosoknya
Gus Samsudin baru saja mendapat gelar Kanjeng Raden Tumenggung, berikut sosoknya (Kolase YouTube/Gus Samsudin Jaddab, Dok Gus Samsudin via TribunSolo.com)

Gus Samsudin mendapat gelar Kanjeng Raden Tumenggung dari Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo. 

Pemberian gelar bangsawan ini dilakukan langsung oleh Ketua LDA, GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng.

Sebelumnya gelar Gus Samsudin adalah Raden Tumenggung Samsudin Condrodipo dan setelah pemberian gelar bangsawan ini gelarnya menjadi Kanjeng Raden Tumenggung Samsudin Condronegoro.

Ketua Pokoso Pusat, KPH Eddy Wirabhumi menjelaskan pemberian gelar kepada Gus Samsudin merupakan usulan dari Paguyuban Kawula Keraton Surakarta (Pokoso) Malang.

"Pokoso Malang. Usulan dari sana," ujarnya pada Rabu (28/12/2022) dikutip dari TribunSolo.com.

Awalnya Gus Samsudin mendapat gelar Raden Tumenggung dari Keraton Solo.

Gelar ini diberikan ke Gus Samsudin dan para santrinya.

"RT (gelar Raden Tumenggung) itu didapat bersama-sama dengan santri-santrinya," tambahnya.

Namun, Pokoso Malang menilai Gus Samsudin pantas mendapat gelar yang lebih tinggi dari para santrinya dan tidak lama kemudian gelar Gus Samsudin naik menjadi KRT.

"Selang beberapa saat ada usulan dari Malang juga untuk dinaikkan agar tidak sama dengan santri-santrinya," jelasnya.

Eddy mengatakan pemberian gelar bangsawan ini dapat dilakukan tanpa izin raja Pakubuwono XIII.

"Ini gelar dari Keraton Solo melalui LDA yang diajukan oleh Pokoso Malang tidak ada kaitan dengan raja dan tidak perlu izin raja," imbuhnya.

Sebelumnya, Gusti Moeng mengatakan pemberian gelar baru ini telah dilakukan pada November 2022.

Menurut Gusti Moeng, pemberian gelar ini ditujukan kepada para tokoh masyarakat.

"Dia sebagai tokoh masyarakat di lingkupnya," jelasnya pada Rabu (28/12/2022) dikutip dari TribunSolo.com.

Gusti Moeng berharap, dengan pemberian gelar baru ini kepada Gus Samsudin, membuatnya semakin berbuat baik ke masyarakat.

"(Pemberian sebagai) kepercayaan dan penghargaan dari Keraton biar semakin baik dan berbuat untuk masyarakat," terangnya.

3. Berperilaku seperti ODGJ

Gus Samsudin tak ambil pusing saat dirinya dianggap gila oleh publik dan justru mengungkap doa besar agar terhindar dari tiga hal.
Gus Samsudin tak ambil pusing saat dirinya dianggap gila oleh publik dan justru mengungkap doa besar agar terhindar dari tiga hal. (Youtube)

Gus Samsudin sempat diisukan gila setelah banyak beredar video yang manampakkan kelakukan anehnya.

Dalam sebuah akun YouTube Gus Samsuden Jaddab, ia menyebut dirinya sudah tidak gila lagi.

Padahal, dalam kesempatan yang sama, Gus Samsudin tampak mengais makanan bekas dari sampah hingga menenteng bangkai tikus.

Tak hanya itu, Gus Samsudin juga tampak tiduran di atas tanah saat hujan turun hanya dengan memakai sarung.

Dalam beberapa video yang beredar, Gus Samsudin juga terlihat melepas bajunya untuk mengepel mushola.

Sesekali ia berteriak-teriak menggunakan Bahasa Jawa.

Namun, dalam video lain ia mengklaim sudah sembuh.

"Aku wes waras cah, aku wes waras (Aku sudah sembuh gaes, aku sudah sembuh)," ucap Gus Samsudin sambil bercanda pada akhir video yang memperlihatkan dirinya diduga ODGJ.

4. Berseteru dengan Pesulap Merah

Pesulap Merah mengaku akan laporkan balik Gus Samsudin setelah mendapat tuduhan settingan dari Ki Rawa Panggia.
Pesulap Merah mengaku akan laporkan balik Gus Samsudin setelah mendapat tuduhan settingan dari Ki Rawa Panggia. (Kolase Surya.co.id)

Kontroversi paling ramai yang dilakukan Gus Samsudin adalah ketika dia berseteru dengan Pesulap Merah

Perseteruan diawali saat Pesulap Merah atau Marcel Radival yang mengungkap trik pengobatan Gus Samsudin.

Pesulap Merah menyebut proses perdukunan yang dilakukan Gus Samsudin menggunakan trik sulap.

Pesulap Merah pun membongkar satu per satu trik sulap yang dipakai Gus Samsudin untuk mengelabui pasiennya. 

Setelah hal ini terungkap, sejumlah warga pun mendatangi padepokan dan minta supaya padepokan itu ditutup.

Akan tetapi Gus Samsudin menolak untuk menutup permanen padepokannya.

Endingnya, pemerintah setempat mencabut izin operasional padepokan yang sebelumnya digunakan untuk pengobatan tradisional. 

Tak tinggal diam, Gus Samsudin pun melaporkan Pesulap Merah ke Polda Jatim, namun laporan tersebut hingga kini belum ada tindak lanjutnya. 

Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved