Berita Ponorogo

Operasi Beras SPHP di Ponorogo Bak Pemilu, Emak-Emak Harus Celupkan Jari ke Tinta Setelah Membeli

“Benar, jari harus dicelupkan ke tinta. Tidak apa-apa, yang penting bisa membeli beras murah,” ungkap salah satu warga.

Penulis: Pramita Kusumaningrum | Editor: Deddy Humana
surya/pramita kusumaningrum (pramita)
Warga Ponorogo mendatangi lokasi operasi beras SPHP di Kelurahan Cokromenggalan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Rabu (28/2/2024) pagi. 

SURYA.CO.ID, PONOROGO - Beras medium murah yang dijual dalam pasar murah yang diadakan Pemkab dan Bulog Ponorogo, Rabu (27/2/2024), mendapat sambutan antusias dari ratusan warga setempat.

Ratusan warga rela antre di lokasi pasar murah di Kelurahan Cokromenggalan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo. Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) memang menggelar Jatilan GPM (Jaga Stabilisasi Inflasi Pangan Gerakan Pangan Murah) sejak pagi.

Pantauan di lokasi, ratusan emak sudah mulai antre sejak pukul 07.00 WIB meski truk pembawa beras SPHP dari Bulog Ponorogo belum sampai di lokasi. Dan setelah menungggu, warga mengerubungi truk pengangkut beras SPHP.

Ratusan kupon pun dibagi, namun antrean tetap mengular. Mekanisme pembelian kali ini berbeda, karena para emak harus mencelupkan jari ke tinta setelah membeli beras SPHP. Cara ini seperti pencoblosan di TPS saat Pemilu, sebagai tanda sudah membeli beras SPHP pada Jatilan GPM ini.

“Benar, jari harus dicelupkan ke tinta. Tidak apa-apa, yang penting bisa membeli beras murah,” ungkap salah satu warga, Siti Kholifah.

Siti membenarkan ia memilih antre karena ada beras medium yang dijual murah. Di pasaran, harga beras medium sudah mencapai Rp 15.000 hingga Rp 16.000 per KG.

“Antre tidak masalah asalkan dapart beras murah. Tadi saya dapat harga Rp 10.200 per KG. Saya mendukung adanya program ini. Apalagi sekarang beras mahal dan sulit didapat," tegasnya.

Warga lain, Sindy Uswatun Hasanah mengaku penasaran dengan beras SPHP. Karena sebelumnya ia selalu membeli beras di toko tetapi harga beras medium sudah Rp 70.000 per 5 KG. “Cuma penasaran saja rasanya, kok harganya cuma Rp 51.000/ Saya bisa membeli 2 pak lalu jari diberi tinta," jelas Sindy.

Kepala Bulog Ponorogo, Aan Sugiarto mengatakan, untuk program Jatilan GPM itu pihaknya menggelontorkan 8 tonberas. Dan per orang dibatasi hanya membeli 2 pak. “Sedangkan tinta hanya untuk menandai saja, tidak ada apa-apa. Itu agar distribusi beras SPHP merata,” pungkasnya. ****

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved