Grahadi

Pemprov Jatim

Meski Harga Naik, Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono Sebut Stok Beras di Jawa Timur Aman Hingga 6 Bulan

Meski kondisi harga beras naik, Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono memastikan bahwa stok beras di Jawa Timur tetap aman hingga enam bulan ke depan

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Fatimatuz Zahro
Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono saat meninjau stok beras di Gudang Bulog Banjar Kemantren Buduran, Sidoarjo, Sabtu (17/2/2024). 

SURYA.CO.ID, SIDOARJO - Meski kondisi harga beras naik melambung, Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono memastikan bahwa stok beras di Jawa Timur tetap aman hingga enam bulan ke depan.

Hal itu ia tegaskan usai cek stok beras di Gudang Bulog Banjar Kemantren Buduran, Sidoarjo, Sabtu (17/2/2024).

Adhy Karyono mengatakan, bahwa di Jatim Bulog memiliki 40 gudang dan 13 cabang di Divisi Regional Jatim, dengan stok beras mencapai hampir 135 ribu ton.

"Kami imbau agar masyarakat tidak perlu khawatir. Kami sudah diskusi dan hitung, bahwa jumlah tersebut insya Allah cukup hingga 6 bulan ke depan,” ungkapnya.

Sebagai informasi, stok beras di Gudang Perum Bulog Kantor Wilayah Jatim sebanyak 60.477 ton. Sedangkan stok beras yang sedang dalam pengiriman sebesar 41.017 ton, dan stok beras yang ada di pelabuhan sebesar 32.868 ton.

Sementara, secara keseluruhan, per tanggal 16 Februari 2024, stok beras yang tersebar di 40 gudang dan 13 cabang Bulog yang ada di Jatim secara rinci sebesar 134.363 ton.

"Beras yang ada di Bulog kualitasnya bagus, saya coba ambil secara acak, dan insya Allah di sini sudah tidak ada beras CBP (Cadangan Beras Pemerintah) yang mengendon lama," tegas Adhy.

Adhy melanjutkan, setiap harinya arus keluar masuk di gudang beras Jatim sangat tinggi. Sehingga stok CBP juga tidak mengendon banyak dan lama.

"Informasi dari Bulog, memang keluar masuknya beras sangat padat setiap harinya. Wajar saja jika stoknya tidak menimbun banyak," ujar Adhy.

Kepada Bulog Jatim, Adhy berpesan untuk memastikan suplai beras di masyarakat mendekati atau sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET).

"Ini yang harus disesuaikan oleh Bulog, serta harus tersuplai dengan baik. Baik di kios TPID, Pasar Tradisional hingga retail dan pasar modern. Harapannya kalau stoknya banyak bisa mempengaruhi pasar bahwa harganya tidak tinggi," jelasnya.

Menjelang bulan Ramadan, Adhy mengungkapkan, bahwa Jatim mendapat keuntungan dengan pergeseran bulan Ramadan yang bertepatan pula dengan masa panen raya. Yakni di Maret dan puncaknya pada April.

"Pasti stok berlimpah dari petani hingga pasar. Mestinya harga akan stabil meskipun ada kenaikan karena stoknya melimpah," ungkap Adhy.

"Maka ini penting bagaimana mata rantai distribusi harus dikawal dan dipastikan agar tidak ada lonjakan tajam dari harga beras. Karena meskipun harga Gabah Kering Giling (GKG) Rp 7.410 kg, namun harga beras di Jatim baik medium dan premium terendah se Pulau Jawa," tambahnya menjelaskan.

Untuk diketahui, saat ini harga beras premium di Jatim yakni Rp 15.430 per kg dengan HET Rp 13.900 dan untuk beras medium Rp 12.980 per kg sengan HET Rp 10.900 per kg. Yang mana, harga ini merupakan terendah se Pulau Jawa.

"Ini menunjukan bahwa pengendalian dan kerja pemerintah berjalan dengan baik. Juga diiringi dengan kolaborasi dan sinergi yang baik antara Pemerintah Provinsi hingga kabupaten/kota. Apresiasi untuk Kabupaten Sidoarjo yang cepat tanggap dalam merespons tiap lonjakan harga dengan operasi pasar murah," tandas Adhy Karyono.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved