KKB Papua
Nasib Pilot Susi Air Usai Batal Dibebaskan KKB Papua, Fotonya Viral Diapit 2 Sosok Bos Separatis
Beginilah nasib Pilot Susi Air, Philip Mark Merthens, setelah ia batal dibebaskan oleh KKB Papua. Diapit 2 bos separatis.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Beginilah nasib Pilot Susi Air, Philip Mark Merthens, setelah ia batal dibebaskan oleh KKB Papua.
Kini, beredar foto terbaru Pilot Susi Air diapit dua pentolan KKB Papua.
Dalam salah satu foto, tampak pilot duduk bersama dua orang anggota KKB yang memegang senjata api laras panjang dan panah.
Kepala Operasi Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani mengungkap, dua anggota KKB tersebut sudah dikenali dan dipastikan aktif melakukan aksi kriminal.
Baca juga: KKB Papua Ingkar Janji Soal Pembebasan Pilot Susi Air, OPM Pecah, Dubes Selandia Baru Turun Tangan
"Yang pegang senjata api itu Perek Jelas Kogoya dan yang satu itu Koteka," ujar Faizal di Jayapura," Kamis (8/2/2024), melansir dari Kompas.com.
Faizal menjelaskan, Jelas Kogoya diduga kuat merupakan adik kandung dari Egianus Kogoya yang merupakan pemimpin tertinggi KKB di Nduga.
Faizal belum bisa menyebutkan secara detail daftar kejahatan Jelas Kogoya.
Namun dia memastikan Jelas Kogoya beberapa kali terlibat aksi yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
"Dia ini sudah sekitar dua tahun aktif menjadi KKB, dia ikut dalam pembantaian Nogolait (12 warga tewas), lalu 16 April dia memimpin kelompoknya menyerang pasukan TNI (5 gugur) di Mugi," kata Faizal.
Sementara satu anggota KKB lainnya yang memegang panah adalah Koteka. Dalam kasus penyanderaan Philip, pria tersebut memiliki peran cukup penting.
"Koteka ini yang jaga pilot dari awal sampai sekarang," kata dia.
Sebagai informasi, sejak menyandera pilot Susi Air, KKB sudah empat kali menyebar foto dan video warga berkewarganegaraan Selandia Baru tersebut.
Dalam video terakhir, pilot menyampaikan pesan untuk istri dan anaknya, serta meminta obat sebagai langkah antisipasi bila penyakit asmanya kambuh.
Batal Dibebaskan
Sebelumnya, janji Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua yang akan membebaskan Pilot Susi Air Philips Mark Methrtens pada 7 Februari 2024, ternyata hanya isapan jempol belaka.
Hingga Kamis (8/2/2024) pilot Susi Air yang sudah satu tahun disandera KKB Papua belum juga dibebaskan.
Padahal dalam wawancara dengan media, Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNBP-OPM) SEbby Sambom menyebut pembebasan ini demi sebuah kemanusiaan.
"Pilot asal Selandia Baru yang ditahan pasukan kami di bawah pimpinan Egianus Kogoya harus dibebaskan demi kemanusiaan berdasarkan hukum perang humaniter internasional. Tidak ada alasan untuk pilot harus ditahan sampai dunia kiamat,” kata juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, kepada VOA, Sabtu (3/2/2024).
Sebby juga sempat mengklarifikasi pernyataan dari Egianus bersama pasukannya beberapa waktu lalu yang mengatakan bahwaPhilip itu harus ditukar dengan kemerdekaan bangsa Papua.
Menurut Sebby, pernyataan yang disampaikan oleh Egianus merupakan emosional sesaat tanpa meminta pendapat dari pimpinan TPNPB-OPM.
Menurut Sebby, dalam waktu dekat mereka akan membebaskan pilot Susi Air itu dengan segera.
Pembebasan itu dilakukan setelah TPNPB-OPM mempertimbangkan sejumlah hal.
"Jika kami membebaskan pilot itu dengan hormat, maka kami akan dihargai oleh masyarakat internasional termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Martabat perjuangan bangsa Papua untuk merdeka akan terangkat.
Namun, jika pilot ini mati di tempat yang ditahan, maka kami akan disalahkan oleh masyarakat internasional," ungkap Sebby.
Sebby juga menyarankan agar semua pasukan TPNPB-OPM di wilayah Nduga tak terpengaruh hasutan dari berbagai pihak soal penyanderaan pilot Susi Air tersebut.
"Ada oknum-oknum yang mengatakan bahwa pilot asal Selandia Baru itu akan dijadikan alat tawar untuk Papua merdeka.
Jika pilot ini jadi korban (mati) maka hal itu akan menjadi legitimasi Indonesia untuk menstigmakan kami sebagai teroris dan kriminal," ujarnya.
Di bagian lain, pernyataan Sebby Sambom ini justru dibantah Ketua OPM, Jeffrey Bomanak.
"Saudara Sebby Sambom yang menyatakan bahwa telah melakukan proposal untuk mengembalikan penyanderaan dan juga dengan komentar-komentar bahwa penyanderaan tidak akan mewujudkan Papua merdeka dan segala macam."
"Kami selalu Ketua Organisasi Papua Merdeka menyampaikan bahwa kami membatah semua pernyataan-pernyataan itu," ujarnya, melalui video yang unggah di akun facebook pribadinya, Selasa (6/2/2024).
"Proposal saudara Sebby Sambon harus disetop. Tidak boleh melakukan proposal, itu bukan aturan dalam Organisasi Papua Merdeka. Seorang Juru Bicara tidak punya hak intervensi terhadap Panglima Egianus Kogoya dan Ketua OPM," sambungnya.
Jeffrey mengaku pihaknya mendukung penuh sikap yang diambil Egianus Kogoya yang masih melakukan penyanderaan terhadap Pilot Susi Air tersebut.
"Kami sebagai ketua organisasi mendukung sepenuhnya pernyataan Brigadir Jenderal Egianus Kogoya dan pasukan TPNPB-OPM Kodap III Ndugama-Derakma bahwa penyanderaan itu kami tidak akan pernah lepaskan, sampai dengan Indonesia membuka diri unruk melakukan negosiasi internasional," pungkasnya.
Jeffrey menyebut, apa yang dilakukan oleh Egianus Kogoya merupakan hal yang benar dan legal.
"Kami sudah mengclearkan bahwa penyanderaan yang dilakukan Brigadir Jenderal Egianus Kogoya itu adalah legal," ujar Jeffrey
Menurutnya, penyanderaan terhadap pilot oleh pasukan TPNPB-OPM Ndugama untuk ditukarkan dengan kemerdekaan bangsa Papua.
"Oleh sebab itu, tuntutan Brigadir Jenderal Egianus Kogoya ketika penyanderaan itu dilakukan pada 7 Februari 2023, sudah jelas bahwa Indonesia harus mengakui kedaulatan bangsa Papua, itu adalah tuntutan tunggal," jelasnnya.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.