Grahadi

Pemprov Jatim

Enam Flyover Bakal Dibangun Seiring Realisasi Proyek Kereta Listrik SRRL Surabaya-Sidoarjo

Enam flyover bakal dibangun seiring dengan realisasi proyek kereta listrik Surabaya Regional Railway Line (SRRL) fase satu rute Surabaya-Sidoarjo.

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Fatimatuz Zahro
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur, Nyono saat diwawancara di Grahadi, Kamis (8/2/2024). 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur Nyono menegaskan, bahwa enam flyover bakal dibangun seiring dengan realisasi proyek kereta listrik Surabaya Regional Railway Line (SRRL) fase satu rute Surabaya-Sidoarjo. 

Dikatakan Nyono, pembangunan flyover dilakukan guna memastikan bahwa adanya transportasi publik tidak akan menambah persoalan baru, seperti menambah titik kemacetan baru. 

Yang harapannya, juga akan meningkatkan minat masyarakat untuk beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum. 

"Jadi harapan kami, kereta listrik SRRL ini tidak menciptakan perlintasan sebidang. Jadi akan ada enam flyover yang akan dibangun di rute fase satu SRRL Surabaya-Sidoarjo. Sehingga jalan protokol seperti Jalan Ahmad Yani maupun nanti jalan di rute itu tidak akan bersilangan dengan lintasan kereta listrik SRRL," tegas Nyono, Kamis (8/2/2024). 

Lebih lanjut ia menjelaskan, SRRL akan direalisasikan di atas jaringan rel baru. Rel khusus SRRL akan menjadi double track dari lintasan yang sudah ada. 

Untuk rute Stasiun Sidoarjo-Surabaya Gubeng, double track akan dibangun di sisi timur rel eksisting. Rel tersebut akan dibangun di atas lahan PT KAI. 

Namun, ada beberapa titik yang memang di persil-persil selain PT KAI. Untuk persil-persil tersebut akan dilakukan koordinasi dengan Pemda setempat untuk dilakukan pembebasan lahan. 

"Untuk itu sekarang sudah mulai kami sosialisasikan ke Pemda. Baik terkait pembangunan flyover, pembebasan lahan maupun rekayasa perlintasan sebidang," tegasnya. 

Terkait kondisi saat ini, Nyono menambahkan, ia bersyukur karena saat ini sudah ada frontage road dari Surabaya hingga Sidoarjo. 

Menurutnya, ini akan sangat membantu ketika SRRL sudah akan dioperasikan. Sebab untuk menangkan perlintasan sebidang, adanya frontage road sangat penting. Agar tidak semua perlintasan sebidang harus dibuka karena akan menimbulkan kemacetan. 

"Sebab, kalau semuanya dibuka, kalau ada double track nanti justru akan menimbulkan kemacetan di jalan nasional. Maka ini harus ada manajemen dengan Pemda ,karena akan ada beberapa perlintasan sebidang yang akan kami non fungsikan," tegas Nyono. 

Seiring dengan dibangunnya proyek kereta listrik SRRL ini, Dinas Perhubungan Provinsi Jatim juga akan menyiapkan angkutan integrasinya.

Yaitu dengan menyiapkan feeder sebagai penghubung untuk integrasi dengan kereta listrik. 

Pihaknya pun optimis, dengan layanan angkutan massal yang terpercaya, memiliki ketepatan waktu dan memiliki headway yang dekat maka masyarakat akan mulai beralih ke angkutan massal. 

Sebab jika dilihat secara ekonomi, tentunya lebih murah dan lebih aman. Selain itu juga lebih ramah lingkungan. 

"Dilihat dari kajiannya proyek Sustainable Urban Mobility Plan (SUMP) di wilayah Gerbangkertasusila akan memangkas 7,2 ton emisi sampai tahun 2050. Dan tentu lebih aman menggunakan angkutan umum, karena kalau dari data Polda, 13 orang meninggal dunia karena kecelakaan di jalan raya Jawa Timur," pungkas Nyono.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved