Berita Magetan

Pemkab Magetan Beri Pendampingan Terhadap Siswi SMP yang Mogok Sekolah Akibat Dibully

DPPKB PP dan PA Kabupaten Magetan membenarkan adanya pelaporan seorang siswi SMP berinisial A yang mogok sekolah akibat dibully temannya.

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Cak Sur
Istimewa/frepik brgfx
Ilustrasi Stop Bullying. Seorang siswi SMP di Kabupaten Magetan 6 bulan mogok sekolah akibat dibully temannya. 

SURYA.CO.ID, MAGETAN - Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKB PP dan PA) Kabupaten Magetan, membenarkan adanya pelaporan seorang siswi SMP berinisial A yang mogok sekolah akibat dibully temannya.

Sekretaris Dinas (Sekdin) DPPKBPP dan PA Magetan Miftahuddin menerangkan, saat ini korban terus dilakukan pendampingan.

“Kami telah empat kali berkunjung ke rumah korban, memberi pendampingan bersama psikolog klinis dari Surabaya,” ujar Miftahuddin, Kamis (1/2/2024).

Baca juga: Akibat Dibully Temannya, Siswi SMP di Kabupaten Magetan Mogok Sekolah Selama 6 Bulan

Pihaknya mengaku, telah mempersiapkan pemindahan sekolah anak tersebut dengan mencarikan pondok pesantren di Magetan, sembari terus mendampingi secara intensif.

Di satu sisi, lanjut Miftahuddin, kasus ini berawal dari pihak sekolah yang melaporkan kejanggalan dari salah satu siswinya yang lama tidak mau masuk sekolah.

“Lapor kepada kami sejak bulan November tahun lalu. Setelah itu, kami datangi ke rumah korban. Kami lihat siswi tersebut sedang mengurung diri di dalam kamarnya,” ungkapnya.

Menurut Miftahuddin, dari keluarga korban juga menceritakan perilaku anak tersebut lebih banyak berdiam di dalam kamar.

“Di dalam kamar itu banyak sekali piring dan pakaian kotor. Anak itu akan keluar jika perlu seperti mengambil makan dan mandi,” bebernya.

Miftahuddin juga menambahkan, ketika didatangi, posisi kamar anak tersebut terkunci dari dalam. Sehingga pihaknya terpaksa mendobrak dari luar.

“Dengan pendekatan psikolog, siswi itu mengatakan jika dia dibully teman-temannya di sekolah sejak kelas VI SD, karena miskin tidak punya handphone. Lalu, berlanjut saat siswi tersebut duduk dibangku SMP kelas VII saat ini,” ungkap Miftahuddin.

Kini, lanjut Miftahuddin, pihaknya sedang berusaha membahas solusi bersama Kemenag agar siswi itu bisa tetap sekolah. Dengan harapan, bisa dapat beasiswa ke ponpes di Magetan.

“Setelah pendekatan, siswi tersebut mau sekolah jika masuk pesantren bersama teman akrabnya, tapi teman akrabnya itu berada di ponpes Madiun. Ini yang kami cari solusinya, sambil terus memberikan pendampingan,” pungkasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved