Pusat Informasi Obat dan Layanan Kefarmasian Ubaya Berikan Konsultasi Berbasis Bukti Riset
Pusat Informasi Obat dan Layanan Kefarmasian Universitas Surabaya (PIOLK Ubaya) sejak tahun 1999 hingga saat ini masih bertahan.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Dyan Rekohadi
SURYA.co.Id – Obat menjadi komoditas yang terus berkembang, sayangnya informasi terkait obat ini tidak semuanya diketahui masyarakat awam bahkan tenaga medis.
Melihat kondisi ini, Pusat Informasi Obat dan Layanan Kefarmasian Universitas Surabaya (PIOLK Ubaya) sejak tahun 1999 hingga saat ini masih bertahan.
Staff PIOLK Ubaya, apt. Eko Setiawan, S.Farm., M.Sc., Ph.D mengungkapkan PIOLK ini dibentuk Ubaya bekerjasama dengan Nottingham University, Inggris, dengan dukungan Higher Education Link (HEL) British Council.
PIOLK didirikan untuk memfasilitasi, mendukung dan menjamin keefektifan, keamanan dan kerasionalan pengobatan melalui penyediaan informasi yang tidak memihak, tidak bias secara komersial dan terkaji.
“Karena dilihat perkembangan farmasi klinis dirasa belum optimal. Maka dikhawatirkan banyak penggunaan obat di masyarakat yang kurang tepat. Oleh karena itu, PIOLK ini berupaya memberdayakan apoteker Indonesia yang dampaknya supaya masyarakat Indonesianya bisa punya akses informasi akan obat,”ungkap Eko.
Kerjasama PIOLK yang berada di Fakultas Farmasi Ubaya ini konsisten memberikan edukasi pada tenaga Kesehatan ataupun masyarakat untuk memberikan informasi obat yang dibutuhkan.
Tak sekedar memberikan informasi, dengan kemudahan teknologi saat ini, PIOLK hadir untuk mengkonfirmasi kebenaran informasi yang beredar.
“Pada enam tahun pertama PIOLK sudah mengedukasi sekitar 600 apoteker dan akhirnya sekarang tersebar ke seluruh Indonesia.,”urainya,
Dalam perkembangannya, saat ini masyarakat semakin mudah mengakses informasi Kesehatan dari teknologi informasi.
Saat ini PIOLK memprioritaskan untuk memverifikasi kebenaran informasi yang disampaikan di masyarakat.
Dengan bekal literasi secara online bahkan ratusan buku riset yang tidak dijumpai dalam ebook menjadi modal PIOLK untuk memverifikasi setiap informasi obat yang dibutuhkan.
“Apakah memang benar informasi di masyarakat itu semuanya bisa dipercaya. Karena kita lihat bahwa siapapun bisa bilang misalnya obat ini berbahaya dan lain sebagainya. Tapi kan kalau dari kita sendiri untuk pusat informasi obat, untuk informasi yang diberikan juga berbasis bukti atau evidence. Sehingga kita harapannya adalah kalau memang itu nggak benar kita bilang tidak benar,”tegasnya.
Staff PIOLK, apt. Bobby Presley, S.Farm., M.Farm-Klin., Ph.D menambahkan PIOLK biasanya menerima konsultasi pertanyaan yang disebut Query melalui telepon, email maupun datang langsung ke kantor PIOLK di Kompleks Fakultas Farmasi Gedung FF lantai 5, Ubaya – Tenggilis) tanpa dipungut biaya..
“Secara awam Query ini mungkin relatif turun ya dibandingkan awal-awal. Karena dulu kan orang nggak punya akses internet. Sekarang kan semua bisa tanya ke Google. Jadi pertanyaan dari masyarakat awamnya yang menurun, tapi dari tenaga kesehatannya semakin meningkat. Jadi berupa kajian. Jadi lebih dari tenaga kesehatan yang mengakses kita lebih banyak sekarang,”lanjutnya.
Setiap bulan, PIOLK juga memberikan edukasi kepada tenaga kesehatan berupa kajian obat.
8 Unit Baru Armada Wira-Wiri Surabaya Segera Mengaspal, Khusus untuk Rute Baru |
![]() |
---|
'Sok Keras' Naik Motor Gebar-Geber di Diponegoro Surabaya, 3 Pemuda Diciduk dan Kedapatan Bawa Sabu |
![]() |
---|
Dishub Surabaya Targetkan 4,3 Juta Penumpang/Tahun Terangkut Wirawiri Suroboyo |
![]() |
---|
Fraksi PDIP Jatim Kembali Tegaskan Dukungan Raperda Pelindungan Perempuan dan Anak |
![]() |
---|
Industri Pertunjukan Mulai Bangkit, AutoLaris Optimistis Penjualan Tiket Digital Makin Diminati |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.