Pro Kontra Jalan Searah di Segi 8 Emas, Bupati Ponorogo : Dulu Membangun Malioboro KW Juga Diprotes

SURYA.CO.ID, PONOROGO - Rencana Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko menjadikan jalan di seputaran segi 8 emas searah, menuai pro kontra. Bahkan akun instagram Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko @sugirisancoko26 maupun instagram seperti @infoponorogo, dihujani berbagai tanggapan dari netizen.

Tetapi Bupati Sugiri menanggapi datar semua respons dari netizen itu. “Pro kontra itu biasa. Kita tidur saja, orang pro kontra,” seloroh Kang Giri, sapaannya, Jumat (26/1/2024).

Ia kemudian menjelaskan saat pertama kali membangun Jalan HOS Cokroaminoto yang kemudian menjadi Malioboro KW menimbulkan pro kontra. “Butuh kesadaran memang. Saat Jalan HOS Cokroaminoto dibongkar dijadikan pendestrian, juga ada yang protes,” kenangnya.

Perihal ketakutan para PKL atau pedagang, ia menilai semua ada waktunya untuk penyesuaian. Menurutnya, dulu banyak yang takut ketika Jalan Urip Sumoharjo dan Jendral Sudirman dijadikan satu arah.

“Buktinya sekarang tidak. Perlu penyesuaian, paling sehari dua hari. Biasanya ruwet dua arah nanti searah lurus. Menyesuaikan pelan-pelan,” pungkasnya.

Sebelumnya rencana Pemkab Ponorogo merekayasa jalan di sekitar segi delapan emas menjadi jalur searah, ternyata tidak mulus. Belakangan malah menuai pro kontra, baik itu media sosial (medsos) maupun dari masyarakat di lapangan.

Reaksi miring terlihat di akun instagram Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, @sugirisancoko26. Dalam postingan terakhir, bupati membuat postingan tentang peresmian 56 hunian sementara (Huntara) korban tanah retak di Desa Tumpuk, Kecamatan Sawoo dan Desa Bekiring, Kecamatan Pulung.

Namun komentar atas postingan tersebut bukan membahas Huntara yang diresmikan. Namun ratusan komentar membahas rencana jalan searah di segi delapan emas.

Seperti akun @zuya_haniasym yang berkomentar “Pak tolong pertimbangkan untuk jalan sultan agung yang jadi satu arah. Saya yang kerja daerah situ buang waktu pak. Yang dari Tangkuban perahu, yang dari Batoro Katong kudu muter lewat hos Cokro kalau mau ke rumah sakit.”

“Pak semakin banyak jalan One way semakin ruwet dan pengeluaran bensin semakin tambah 2 lipat,” tulis akun @nurulnabillafitria.

Selain pada akun pribadi @sugirisancoko26, pro-kontra jalan searah. Pada akun @infopomorogo yang menginformasikan bahwa bakal ada jalan searah, juga menuai pro kontra. “Kasihan ibu-ibu kayak saya dong pak. Dari Sarpon ke gacoan harus muter 2 kali jarena lupa jalannya harus lewat mana,” tulis @Puspita.diy.

Salah satu pedagang kaki lima, Arum mengaku kurang setuju dengan jalur searah di Jalan Sultan Agung. Terlebih rencananya dari arah Utara ke Selatan.

“Gak bisa lancar nanti. Pelanggan data gkebanyakan dari Selatan. Ini juga gak ada sosialisasi. Tahu di media sosial. Semoga dikaji ulang,” harapnya.

PKL lain, Agus Suliyanto justru setuju kalau dilakukan penataan. Ia menjelaskan, memang mungkin nanti ketika jalan searah diberlakukan yang berdampak kehilangan pelanggan. “Berjalannya waktu pulih kembali. Kalau saya tidak apa-apa. Asalkan kotanya tertata,” bebernya.

Sebelumnya Bupati Sugiri merencanakan ruas jalan di segi delapan emas diberlakukan lalu lintas searah. Rencana itu dimulai setelah pembenahan pada pedestrian di berbagai ruas jalan tengah kota.